bab 2

84 11 3
                                    


Rafa tidak mengenal anak itu, tapi tidak tau kenapa ia merasa dekat dengan anak balita tersebut. Ada rasa ingin menjaga dan merawatnya padahal Rafa tidak tau siapa anak tersebut.

Dan Rafa juga tipikal orang yang tidak perduli terhadap sekitar tapi kenapa ia tiba-tiba perduli kepada anak itu? Bahkan dirinya memesan kan kamar VVIP untuk anak tersebut.

Rafa menunggu sampai dokter keluar dan tak lama salah satu dari dokter yang menangani anak laki-laki tadi keluar. Rafa pun langsung bangun dari duduknya dan menghampiri dokter tersebut. "Bagaimana?" tanya Rafa menatap dokter itu dingin, sedangkan Sang dokter sudah berkeringat dingin melihat itu.

"Keadaan pasien baik-baik saja, tidak ada luka maupun penyakit serius yang diderita pasien. Sepertinya pasien hanya kelelahan dan sedang banyak pikiran membuat tubuhnya drop, apalagi perutnya yang kosong membuat tubuhnya lemas," jelas Sang dokter (maaf ya kalau salah, ini cuman yang ada dipikirkan ku😁🙏)

Rafa mengangguk pelan mendengar itu, lalu dokter tersebut segera pamit undur diri. Rafa menatap Sang sopir yang sedari tadi terus berada disamping nya, Sang sopir pun yang mengerti itu Segera berjalan mendekati tuan mudanya.

"Belikan pakaian dan makanan," perintah Rafa yang langsung dilaksanakan oleh sopir itu.

"Baik tuan, kalau begitu saya izin undur diri," ujar sopir itu lalu segera pergi dari sana setelah mendapat persetujuan jadi sang tuan.

Rafa memutuskan untuk masuk kedalam ruangan yang sedang ditempati oleh anak yang tadi ia tolong, tapi tiba-tiba Rafa terdiam saat melihat anak itu yang sudah terbangun dari pingsannya dan sedang menatap lurus kedepan dengan pandangan kosongnya.

Entah mengapa Rafa tidak suka melihat pandang itu, hatinya merasa sakit saat melihat pandangan kosong anak tersebut padahal tidak ada hubungan dengan nya tapi ia merasa tidak suka kenapa?

Al yang merasakan kehadiran seseorang pun segera mengalihkan pandangannya kepada Rafa dan menatap Rafa binggung, siapa pemuda yang berada di hadapannya ini? Pikirnya.

"𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢? 𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘯𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘨𝘶𝘦?" batin Al sambil terus menatap Rafa. Rafa yang menyadari tatapan itu segera berjalan mendekati anak laki-laki yang ja tolong tadi.

"Abang siapa? Abang yang udah nolong Al ya?" tanya Al sambil menatap orang dihadapannya ini.

Perasaan itu tiba-tiba muncul lagi, entah kenapa Rafa tidak suka saat anak itu memanggil nya abang. Ada rasa ingin dipanggil lebih dari panggilan tersebut.

"𝘏𝘶𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘢𝘬𝘴𝘢 𝘨𝘶𝘦 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘥𝘶𝘭𝘶, 𝘭𝘢𝘨𝘪𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘦 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘯𝘪𝘩 𝘣𝘰𝘤𝘪𝘭 𝘴𝘪𝘩𝘩𝘩𝘩! 𝘚𝘪𝘢𝘭 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘨𝘶𝘦 𝘣*𝘯𝘨𝘴*𝘵," batin Al marah-marah tidak jelas.

"Hmm, dimana orang tua mu?" tanya Rafa kepada Al, saat Al akan menjawab pertanyaan Rafa tiba-tiba sopir Rafa datang dengan membawa barang yang tadi Rafa suruh beli.

"Permisi tuan muda, ini barang yang tadi anda minta," ujar sang sopir sopan.

"Pakaian kan," titah Rafa lalu langsung keluar dari sana, karena tiba-tiba ada telpon masuk dan ternyata itu dari sang mommy tercinta.

"Kenapa mom?" tanya Rafa heran, karena sangat jarang mommy nya itu menelpon dirinya jika bukan karena hal penting.

"𝘚𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨?" tanya Rena disebrang sana kepada sang putra.

ALVANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang