Rafa membawa Al kemeja makan, yang ternyata disana sudah ada Daddy serta adiknya yang sedang menatap Rafa dan Al binggung. Sedangkan sang mommy sedang menyiapkan makanan untuk makan malam.
Rafa tidak menghiraukan tatapan itu, ia langsung duduk dikursi dengan Al yang berada dipangkuan nya. Karena jika ia dudukan maka anak itu akan tenggelam dan tidak terlihat.
"Dia siapa bang?" tanya Reyhan kepada abangnya sambil menatap Al kepo.
"Makan dulu," jawab Rafa dingin membuat Reyhan mengendus kesal. Padahal ia sudah sangat penasaran dengan anak balita yang berada di gendongan sang abang.
Rena datang dari dapur dengan membawa makanan yang dibantu oleh beberapa pelayan disana, dan langsung menatanya dimeja. Rena yang melihat keberadaan Al tersenyum lalu berkata. "Cucu oma sayang udah bangun," ujar Rena antusias.
Reyhan dan Raka yang mendengar itu membulatkan matanya, apa mereka tidak salah dengar? Cucu? Apa itu... Sekarang mereka sangat senang jika itu memang dia.
Mereka tanpa membuang-buang waktu segera memulai makan malam tersebut, karena mereka (kec Rafa dan Al) sudah tidak sabar berkenalan dengan mahkluk mungil yang manis itu.
Rafa dengan telaten menyuapi anaknya dan itu tak lepas dari pandangan mereka yang ada disana. Walaupun wajahnya selalu datar dan dingin tapi bisa dilihat dari sosok matanya yang menatap Al penuh kasih sayang, membuat mereka yang melihat itu tersenyum hangat.
Setelah selesai dengan acara makan malam tersebut, mereka langsung pindah keruang keluarga karena mereka sudah tidak sabar mendengar penjelasan dari Al.
"Jadi, bisa kamu jelaskan Rafa?" tanya sang keluarga kepada putra sulungnya itu.
Rafa menatap Raka. "Dia anak Rafa," jawab Rafa membuat mereka langsung memekik senang.
Raka yang biasanya selalu menjaga sikapnya pun ikut memekik senang, akhirnya cucu yang ia cari selama ini sudah ketemu dan ia bisa melihat nya sendiri.
Wajahnya yang begitu mirip dengan Rafa sewaktu masih kecil membuat mereka yakin bahwa itu memang anak Rafa, tanpa perlu tes DNA.
"Aaaa akhirnya gue bisa ketemu sama ponakan gue yang gemesin ini," gereget Reyhan sambil menatap Al berbinar.
"Halo sayang, nama kamu siapa nak?" tanya Rena dan menatap Al gemas.
Al tidak langsung menjawab melainkan menatap Rafa terlebih dahulu, Rafa yang melihat itu langsung mengangguk pelan sambil tersenyum tipis.
"Emm nama Al, Alvanza Xlichvaelo Zacchaeus Putla," jawab Al menatap Rena polos.
"Kaerlan, Alvanza Xrishvaero Zacchaeus Putra Kaerlan," ujar Rafa memperjelas ucapan Al yang sedikit salah.
"Nama yang bagus, dan cocok untuk cucu oma yang lucu," ucap ujar Rena tersenyum senang.
Al yang mendengar kata lucu langsung mendelik tidak suka, ia sangat sensitif jika di panggil lucu. "No no no, Al itu ganteng dan kelen bukan lucu," kata si kecil menatap tajam Rena, tapi bukannya seram malah terlihat lucu membuat mereka tertawa kecuali Rafa dan Al.
"Owh iya kita belum berkenalan ya, kalau gitu kenalin nama oma. Renavia Carlina Putri Kaerlan, Al bisa panggil Oma Rena okee baby,"
"Kalau Opa. Raka Erlangga Putra Kaerlan, Al bisa panggil Opa Raka okey sayang,"
"Kalau nama Om. Reyhan Xeanzo Lykaiyos Putra Kaerlan, Al bisa panggil Om Rey,"
Al menatap mereka satu persatu. "Oma Na, Opa El sama Om Cean," ucap Al dan mereka langsung mengangguk antusias karena diberi nama panggilan khusus oleh makhluk menggemaskan yang berada di depan mereka itu.
Mereka sangat bersyukur karena telah dipertemukan dengan Al, mansion yang tadinya sangat suram berubah menjadi sedikit hangat karena kehadiran Al di tengah-tengah mereka.
"Sayang sini nak, Oma pengen peluk kamu boleh?" tanya Rena menatap Al penuh harap sambil merentangkan kedua tangannya, membuat Al yang melihat itu merasa tidak tega dan langsung turun dari pangkuan Rafa berlari kearah Rena dan langsung masuk kedalam pelukan sang Oma.
Rena memeluk Al dengan sangat erat, ternyata seperti ini rasanya memeluk seorang cucu. Hangat dan nyaman, Rena sangat menyukai itu, pantas saja teman-teman arisan nya selalu membahas tentang cucu dan cucu karena emang sesenang itu memiliki cucu.
"Asik banget pelukan nya, Opa juga kan mau di peluk sama Al," ujar Raka menatap sang istri iri karena bisa di peluk oleh cucu kesayangannya itu.
Keduanya yang mendengar itu langsung melepaskan pelukan nya dan Al menghampiri sang Opa lalu memeluk nya yang di balas pelukan erat oleh Raka.
Berbeda dengan Raka yang senang, Rena justru mengendus kesal karena dirinya belum puas untuk memeluk Al.
"𝘚𝘦𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢," batin Al sambil tersenyum tipis.
Setelah agak lama berpelukan, Al segera melepaskan pelukan nya dari sang Opa lalu berjalan kembali menuju sang Daddy.
Al merentang kan kedua tangannya meminta agar duduk di pangkuan Rafa, dan dengan senang hati Rafa langsung mengangkat sang anak untuk di dudukan dipangkuan nya itu.
"Al ceneng, Akhilnya Al punya Kelualga," ujar Al dengan antusias membuat mereka menatap sendu kearah Alvanza.
Seandainya mereka bisa menemukan Alvanza lebih awal, mungkin kehidupan anak balita itu tidak akan seberat itu. Hidup luntang-lantung di jalan dan mengemis mengharapkan ada orang baik yang memberinya uang untuk sesuap nasi.
"Al, maafkan kami yang sangat telat untuk menemukan mu," ujar Rena tiba-tiba membuat mereka langsung menatap Rena yang sedang menatap Al sendu.
Al yang mendengar itu tersenyum tipis. "Kenapa minta maaf? Lagian ini bukan kecalahan kalian kok, Al ngelti celama ini kalian pasti celalu cali Al kan? Jadi tidak pellu minta maaf. Justlu halusnya Al yang beltelima kacih cama kalian, kalena kalian udah mau cali Al dan melawat Al," kata Al dengan panjang lebar membuat mereka tersenyum haru.
Mereka sungguh beruntung memiliki anak/cucu/ponakan seperti Al, walaupun masih kecil tapi pikiran nya begitu dewasa untuk anak seusianya. Entah mereka harus senang atau sedih akan hal itu yang pasti mereka sangat bersyukur memiliki Al dalam hidup mereka.
Sekarang itu Al diibaratkan seperti matahari yang menyinari hidup mereka yang selalu gelap gulita, Al membawa kebahagiaan untuk mereka. Intinya kehadiran Al merubah segalanya.
"Kami sangat beruntung memiliki mu Al, terimakasih telah hadir dan mau menerima kami sebagai keluarga mu," ujar mereka serentak membuat Al tersenyum bahagia.
Kebahagiaan tidak selamanya harus tentang uang tetapi juga tentang kehangatan keluarga, kebersamaan mereka lah yang membuat mereka bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVANZA
Teen FictionPenasaran? Langsung baca ajah ya Nama akun sebelumnya : Arnara_zvx Jangan lupa vote dan komen terimakasih🙏 Terimakasih semuanya