sebelas

906 56 7
                                    

Adara dan Dika kini sedang duduk bersantai di ruang tengah apartemen Dika, dengan Dika bersandar di sofa panjangnya dan Adara di sebelahnya bersandar pada tangan Dika yang ia jadikan sebagai bantal

"Kaka beneran udah ga sakit lagi?"tanya Adara memastikan pasalnya dari tadi Adara menyarankan untuk periksa ke dokter tapi Dika tidak mau

"kalo lo peluk gue pasti langsung sembuh seratus persen"celetuk Dika

"emang bisa ya ka?"tanya Adara

Dika mengangguk sebagai jawaban "polos banget si lucuuu"batin Dika

Adara langsung memeluk Dika dengan erat, membuat Dika kaget tak menyangka.Adara meletakkan kepalanya di atas dada bidang Dika. 'nyaman' itulah yang Adara rasakan,ia serasa ingin selalu ada di posisi ini

"nah kalo gini gue bisa cepet sembuh"ucap dika membalas pelukan Adara dengan hangat

"Kaka masih ada utang cerita sama aku"ucap Adara masih dengan posisi sama

"utang cerita apa?"bingung Dika

"Kaka kenapa bisa gini?siapa yang buat kaka sakit gini?"

"eumm ini..."Dika menggantung kalimat nya

"Kaka ga mau cerita sama aku?"tanya Adara mendongak menatap Dika namun tak sedikit pun ia melepaskan pelukannya

"engga gituu"

"terus kenapa Kaka ragu buat cerita?" Dika masih diam tak bersuara "kalo ga mau cerita juga gapapa gak maksa juga" ucap Adara kembali dengan posisi nya meletakan kepalanya di atas dada bidang Dika

Dika membelai Surai rambut Adara "jangan ngambek dong"

"engga, aku ga ngambek kok"

"huhff ini semua ulah papa" Adara tersentak dengan ucapan Dika,ia mendongak menatap Dika "dia marah karna kemarin gue bolos dan papa di panggil ke sekolah. gue minta maaf tadi pagi gue berangkat duluan dan ga pamit dulu sama lo dan ga bales chat lo"

"gapapa sekarang aku tau alasannya, tapi kok papa nya Kaka jahat?"

"engga jahat adaraaa"ucap dika lembut yang masih membelai rambut Adara penuh cinta. ia tidak mau Adara memandang papa nya orang jahat,ya walaupun nyatanya benar adanya

"kalo ga jahat dia ga bakal nyakitin Kaka"

"aslinya baik kok, cuma cara dia aja yang salah"

"kenapa Kaka ga lawan waktu di pukulin padahal kata Gibran Kaka jago berantem"

"engga, gimanapun juga itu kan papa gue. kalo gue bales dia dengan kekerasan juga itu artinya gue sama aja sama dia,gue ga mau di samain kaya dia. walaupun gue benci banget sama dia, tapi bukan berarti gue bisa sakitin dia"

"kok Kaka bisa baik si?"Adara terkesan

"lah lo kira gue jahat gitu?"

"ahaha engga gitu"ucap Adara sambil tertawa"aku terkesan tau sama Kaka"

"iyaa dong siapa dulu" ucap dika menyombongkan dirinya

"najis sok iye"

"heh mulutnya ga boleh gitu,di ajarin siapa?"

"Gibran"

"sialan tuh anak" gumamnya"kalo ngomong kasar gitu lagi gue cium lo sampe kehabisan nafas"

"ihhh takut banget perkara bilang najis doang"

"ya ga boleh lah pokoknya ga boleh ngomong begitu"

"iya iya. ouh ya ibu Kaka di mana?"tanya Adara

"mama sering pergi keluar sama temen temennya jarang banget di rumah dan dia selalu nyalahin kelahiran gue"

Ini Kisah Dika Adara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang