bab 41

3.3K 383 9
                                    


    Mereka semua menatap ke arah pintu di mana mamanya datang dengan perempuan di belakangnya.

  Sontak mereka semua langsung memandang hyung mereka kecuali Renjun yang masih asik dengan melukisnya.

"Ya udah, tante tinggal ke dapur dulu ya, belum selesai masak soalnya, Mark temennya ajak duduk dulu" ujar Wendy menatap gadis yang ada di belakangnya.

"Makasih tante" ujarnya membuat Wendy ikut tersenyum.

"Tante tinggal ya" dirinya langsung pergi ke arah dapur setelah mengantar gadis itu masuk.

  Gadis itu dengan ragu melangkah, dirinya sedikit gugup apalagi ketika tau semua saudaranya Mark cowok semua.

"Kamu sendirian?" Ujarnya membuat gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Tadi sama Lucas, cuma anaknya lagi mampir dulu ke minimarket katanya, betar lagi mungkin sampai" gadis itu hanya bisa tersenyum canggung.

"Duduk dulu Vania, jangan sungkan" ujarnya saat tau gadis itu ragu untuk mendekat.

"Kayaknya kita harus pergi deh" Jeno menarik tangan saudara nya untuk meninggalkan Mark bersama gadis itu, namun sepertinya Renjun tertinggal karena anak itu masih asik duduk di karpet bulu.

"Apa lagi" Mark menatap jengah adiknya yang kembali lagi.

"Renjun ketinggalan hyung" ujar Haechan membuat Mark bahkan Vania ikut menatap Renjun.

"Injun ikut kita yuk" ajaknya membuat Renjun langsung sadar dan mendongak namun kemudian menggelengkan kepalanya.

"Udah Renjun di sini aja kalian pergi sana" Mark mengusir Haechan dengan mendorongnya membuat anak itu mendengus pelan.

"Aku ganggu ya?" Gadis itu merasa tidak enak saat melihat semua saudaranya Mark yang pergi.

"Gak, kalau mereka ada di sini justru ganggu Nia" ujar Mark sesekali memainkan rambut adiknya.

"Dia adik kamu yang sering kamu ceritain itu ya, Renjun kan?" Ujarnya memperhatikan pemuda yang sangat fokus mengoleskan berbagai warna.

"Iya dia Renjun yang sering aku ceritain, oiya ngomong ngomong ada apa malam malam begini ke rumah" Mark menatap Vania yang sedikit canggung sebelum.

"Permisi lucas mau masuk"

  Mark berdecak kesal bahkan Renjun sampai terkejut dengan suara pemuda itu.

"Rumah orang yang sopan sedikit kenapa, adik gue terkejut" ujar mark namun lucas justru hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Oiya Mark, kita kesini mau nanya tentang tugas penelitian kemarin, kan flashdisk nya kamu yang bawa" Vania melirik ke arah Lucas dan Mark bergantian, gadis itu merasa malu dengan tingkah teman satu kelompoknya itu.

"Oiya, gue lupa, bentar ya gue ambil dulu" Mark beranjak pergi menuju kamarnya.

  Vania sendiri yang melihat itu kini mulai memperhatikan Renjun yang asik melukis.

"Kakak boleh ikut melukis gak" ujarnya pelan, dirinya sudah tau apa yang di alami pemuda di depannya ini.

  Renjun mendongak dan tersenyum ke arah Vania.

"Halo" ujarnya lalu memberika cat warna pada Vania.

"Kamu lucu banget sih, jadi adik kakak mau ya" Vania tidak menyangka, dirinya kira Renjun akan memandangnya takut mengingat semua cerita dari Mark, tapi lihatlah diantara semua saudara Mark tadi Renjun terlihat paling lucu dengan pipi bulatnya.

  Renjun sendiri memandang bingung pada Vania dia masih belum terlalu paham jika seseorang mengatakan kalimat yang panjang.

"Eehhh Renjun melukis bareng kakak cantik ya" Wendy sedikit membulatkan matanya menatap Renjun yang terlihat nyaman dengan gadis yang tadi dia temui di luar rumah.

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang