2|BLUSH & GIGGLE|

123 11 0
                                    

-sejatinya dia adalah manusia yang sama namun aku bisa mendengar suaranya yang berbeda- KEINNA

-jika suara memiliki warna, suara keinna sudah seperti pelangi yang indah- FAESYA

──── ⋆⋅☆⋅⋆ ────

AUTHOR POV

HARI—dimana semua investor terpilih berkumpul di ruangan persegi panjang dengan luasan 5 x 10 meter kurang lebih. Meja panjang berkeliling itu sudah di isi dengan beragam wajah dengan darah keturunan yang berbeda. Faesya duduk di ujung tengah memimpin meeting pertamanya dengan investor yang akan ikut andil dalam project besarnya.

Sebanyak-banyak harta Faesya dia juga tetap membutuhkan manusia lainnya untuk terkoneksi dengan calon kliennya. Faesya tak pernah puas dengan semua hasil yang dia kumpulkan selama ini—dia terus mengembangkan banyak hal dan banyak hasil yang sangat berbeda di setiap pergantian tahunnya.

"mungkin lebih baik jika kita memang harus berbaur dengan mereka dan memanfaatkan dari hasil bumi warga sekitar, bukan?" saran dari investornya yang mempunyai darah keturnan Cina—sepertinya.

"boleh saja, saya juga sangat setuju..." Faesya menoleh ke sumber suara. Suami Keinna—Liam. Namun, Faesya belum sadar jika Liam adalah suami dari Keinna.

"bagaimana dengan materialnya? Apakah itu bisa kita andalkan?" tanya seorang investor lainnya. Faesya menoleh dan menimbang.

"saya rasa kita harus mempertimbangkan hal tersebut.." sahut lainnya.

"baik, untuk material kami akan sampaikan pada tim project dan..."

"ahhh sial aku ketiduran" perkataan Faesya terhenti setelah mendengar isi batin—dimana wanita itu ia temui di Yacht-nya waktu.

"dan untuk pertemuan selanjutnya akan kami adakan di bulan depan, bagi yang tidak bisa hadir kesini langsung—kami akan menyediakan zoom meeting..."

"bulan depan kami akan sampaikan bagaimana..." lanjutnya.

"ahh sial Liam ini tidak membangunkanku..." mata Faesya langsung melirik ke arah Liam.

"ahh jadi Liam-liam itu suami si wanita itu..." batin Faesya. Faesya bisa mendengar suara batin Keinna dari jarak yang kurang 5km darinya.

"Pak Liam..." dorongan darimana juga tiba-tiba Faesya memanggil nama itu diantara orang yang mengelilinginya.

"iya Ms. Faesya?" balas Liam dengan memberikan senyuman yang manis ke Faesya.

"apakah anda sudah ber-istri?" pertanyaan Faesya membuat seiisi ruangan saling melirik, begitupun dengan Matthew dan Gisella saling melempar tatapan yang tajam ke Faesya. Liam sedikit terkekeh mendengar ucapan Direktur utama muda itu—dan mengangguk pelan sambil melempar senyumnya dan melihat sekelilingnya.

"ahh dia tertarik denganku?" batin Liam bangga dalam dirinya.

"apa yang sedang aku lakukan?"

"pasti dia akan mengira jika aku tertarik dengannya?" batin Faesya tanpa ekspresi dan melihat manusia-manusia yang ada di depannya sudah sedikit saling berbisik.

"aku harus kemana ya?"

"ahh sungguh membosankan! Di depan sana ada pantai! Cantik banget dari kejauhan"

"sepertinya tak terlalu jauh jika aku menyebrang dan jalan kaki kesana" Faesya mendengar suara batin Keinna kembali—dan tersenyum.  Entah kenapa pujian dari Keinna akan tempatnya itu membuatnya senang.

DO YOU REMEMBER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang