PART 1
Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hutan lebat, hiduplah seorang gadis bernama Mira. Sejak ditinggalkan oleh orang tuanya, Mira tinggal bersama keluarga tiri yang sangat jahat. Ibu tirinya, Lady Verena, adalah sosok angkuh yang tidak sabar. "Kau harus bekerja lebih keras, Mira! Jangan sekali pun kau membuang waktu!" teriaknya setiap pagi, suaranya menggema di seluruh rumah. Rasa takut mengisi hati Mira, dan air mata sering membasahi pipinya.
Saudara tirinya, Elena, juga tak kalah jahat. "Kau tidak ada artinya di sini! Semua orang lebih baik darimu!" sindirnya dengan tawa sinis. Mira merasa terasing dan sendirian, terperangkap dalam dunia yang penuh kebencian.
Namun, di balik semua penderitaan itu, Mira menyimpan sebuah rahasia. Sejak malam pertamanya di rumah itu, dia merasakan kehadiran kekuatan aneh dalam dirinya. Suatu malam, saat merasa putus asa, dia mengangkat tangannya dan berteriak, "Berhenti!" Tiba-tiba, waktu seakan terhenti. Semua suara dan gerakan di sekelilingnya membeku, membuat Mira terperangah. "Apa ini?" gumamnya, bingung sekaligus terpesona.
Dengan rasa ingin tahu yang menggebu, Mira berlatih diam-diam di hutan setiap malam, berjanji bahwa suatu hari, dia akan menggunakan kekuatan menghentikan waktu itu untuk membalas dendam kepada keluarganya yang jahat.
***
Suatu sore, saat matahari mulai tenggelam, Mira sedang menyapu halaman rumah. Tiba-tiba, dia mendengar suara riuh di dalam. "Elena, kamu sangat cantik!" seru seorang pemuda tampan bernama Riko. Mira berhenti sejenak dan memperhatikan dari jauh.
"Terima kasih, Riko," jawab Elena sambil tertawa manja. "Kau selalu tahu bagaimana membuatku merasa istimewa."
Mira merasakan rasa cemburu yang menusuk di dadanya. "Bagaimana bisa wanita jahat itu begitu mudah mendapatkan perhatian?" pikirnya. Riko adalah seorang pemuda yang baik hati, dan Mira tidak bisa mengerti mengapa dia jatuh cinta pada Elena.
Riko melanjutkan, "Elena, aku datang dengan sebuah pertanyaan. Maukah kamu menjadi kekasihku?"
Elena berpura-pura berpikir, lalu menjawab dengan senyum manis, "Hmm, itu tergantung. Apa kamu yakin bisa membuatku bahagia?"
Mira merasa hatinya semakin sakit. "Mengapa mereka semua tidak melihat betapa jahatnya Elena?" gumamnya dalam hati.
"Bukan hanya itu," kata Riko, terlihat serius. "Aku ingin melamar kamu. Maukah kamu menikah denganku?"
Mira tidak bisa mempercayai telinganya. "Bagaimana bisa? Dia sama sekali tidak pantas!" desahnya sambil menekan tangannya.
Elena terlihat terkejut, tetapi segera menguasai diri. "Oh, Riko! Aku... aku tidak tahu harus berkata apa. Ini semua sangat mendadak!"
"Bukan mendadak. Aku sudah lama menyukaimu," Riko menjelaskan, matanya penuh harapan.
Mira merasa marah dan kecewa. "Ini tidak adil!" teriaknya dalam hati. Dia memutuskan untuk pergi ke hutan, tempat di mana dia bisa merenung dan berlatih sihirnya.
Setibanya di sana, Mira duduk di bawah pohon besar. "Mengapa Elena selalu mendapatkan apa yang diinginkannya?" keluhnya, air mata mengalir di pipinya. "Sementara aku hanya bisa menonton dari jauh."
Dengan marah, dia mengangkat tangannya dan berteriak, "Berhenti!" Seketika, waktu di sekelilingnya membeku. Burung-burung di udara, daun-daun yang jatuh, semuanya terdiam. Dia merasa berkuasa, tetapi hatinya tetap hancur.
Baca kelanjutannya di karyakarsa, link di profil