• 02

59 10 5
                                    

Lee Minho merupakan putra tunggal Kento si pemilik bengkel RACHA, tempat Jisung menjalankan masa praktiknya. Sama seperti Jisung, Minho mengambil jurusan teknik pemesinan dan berniat membantu usaha papanya.

"Oh, Han Jisung ya"

Minho duduk di ruang tamu rumahnya, melihat data anak-anak PKL satu persatu, lalu menemukan berkas data sosok manis dan berani yang ditemui tadi siang.

Minho heran, bagaimana badan sekecil itu masuk dunia permesinan? tangan kecilnya tadi dengan lincah menggunakan berbagai alat bengkel dan mampu menangani masalah kerusakan mesin motor.

Tapi hal itu membuat Minho kagum dan semakin tertarik dengan Jisung

Minho mengusap wajahnya kasar, selama 6 bulan Jisung disini dirinya harus mendapatkannya.

"Ck sial"

Minho berdecak, wajah ayu Jisung terbayang-bayang membuat Minho gila.

Tak mau terus memikirkannya, Minho beranjak dari duduknya, mengambil kunci motor dan keluar untuk main bersama gengnya.

~~••~~

"Widihh bos kita dateng, bawa apa nih bos"

Minho menatap teman-temannya malas, hanya karena seorang anak bos, Minho dijadikan bos oleh teman-temannya itu dan seorang bos harus mentraktir anggotanya.

Jadi Minho ini bos atau babu sebenarnya.

"Kontol, lo pada jadiin gue bos buat manfaatin gue doang emang"

"Yeee kagak lah ho, sikap lo juga yang ngedukung buat jadi bos kita"

"Sikap brengsek gue gitu bin maksudnya?"

Changbin, Chris, dan Jeongin terbahak mendengar penuturan Minho.

"Gue denger SMK sebelah gue ada yang PKL di lo bang? ada yang cakep kaga? soalnya di sekolah gue, gue doang yang cakep"

Jeongin berucap percaya diri, langsung ditoyor oleh Changbin.

"Belagu amat lo bocil, kalo lo cakep minimal sekarang punya pacar"

"Bin, lo gatau apa si Jeongin pacarnya banyak, bukan pacar sih tapi fwb"

"Gila lo cil, gue ga nyangka"

Bukannya memarahi Jeongin, Changbin malah menepuk-nepuk bahu Jeongin seakan bangga kepadanya.

Minho yang sedari tadi menyesap rokoknya kini bersuara

"Ada, ada yang cakep, namanya Jisung"

Minho menjatuhkan putung rokoknya yang hampir habis dan menginjaknya. Saat dia menegakkan kepalanya, Minho ditatap oleh mereka

"Ngapain lo pada ngeliatin gue gitu?"

"Jisung, Han Jisung bukan ho?" Chris bertanya

"Lo tau?"

Changbin menepukkan tangannya dan bersorak senang

"Tau lah anjing, dari ponakan gue si Jungwon, dia tuh primadona sekolah, banyak yang naksir bahkan udah banyak yang nembak tapi gada yang dia terima. Gila tuh bocah body nya mantep bener"

Jelas Changbin, kepalanya langsung digeplak oleh Chris

"Sok iye bilang mantep, ketemu langsung lah minimal"

"Hahh, gue harus dapetin si Jisung kalau gitu, 6 bulan lumayan, bisa lah gue dapetin"

"Widih ho, ntar kalo dapet bagi ke gue, hahaha"

Srak!

Minho sontak menarik kerah Changbin, sorot mata yang tajam dan rahang mengeras, mampu membuat ketiganya diam

"Dia cuma milik gue, jadi lo gausah ikut campur"

Begitu Minho melepas cengkeramannya, dirinya langsung meninggalkan markas mereka. Membuat ketiga temannya itu melongo tak percaya.

"Bang Minho biasanya ga masalah kan bagi-bagi sama kita?"

~~••~~

Pagi ini Jisung bersiap untuk berangkat, dirinya berdandan sangat cantik, niat hati ingin menggoda Minho tapi dia malu!

Karena sedang malas, Jisung meminta Felix menjemputnya untuk menebeng. Namun sepertinya Jisung ga akan nebeng Felix lagi karena teman bule nya itu mengendarai motor seperti sedang kesetanan.

"Bangsat lo lix, gue masih pengen nikmatin mi ayam seumur hidup gue"

Felix menyengir, padahal cara berkendara si cowok freckles itu biasa saja, kenapa Jisung sangat lebay

"Lo harus beliin koyo Ji, sakit nih punggung gue lo pukulin sepanjang jalan"

"Salah lo, lagian nyetir kaga ngotak, au ah ngambek gue"

"Dasar boti, gitu aja ngambek"

"Ngaca sat lo juga boti"

"Hehe ga salah sih"

Tak ingin berlama, keduanya langsung memasuki bengkel tersebut dan mulai bekerja.

Jisung melihat Minho disana, menangani sebuah klep motor. Jisung berjalan mendekat, memperhatikan raut serius Minho, terlihat berkali-kali lipat lebih tampan

"Oh udah dateng Ji, ini lo lanjutin aja, gue ajarin"

Jisung menurut, mengambil beberapa alat disitu dan mulai mengerjakannya.

Minho bukannya memperhatikan kinerja Jisung, matanya malah menelusuri tubuh ramping Jisung. Pinggang kecil yang sepertinya begitu pas direngkuh.

"Mas, ini tuh bener gini kan caranya?"

Suara Jisung berhasil membuyarkan lamunan Minho. Minho mengangguk, lalu sejajarkan tubuhnya di belakang Jisung.

Jisung menahan nafasnya, merasakan punggungnya yang sedikit menempel ke dada Minho.

"M-mas, harus gini ya?"

Minho menundukkan kepalanya, berbisik tepat di telinga Jisung

"Iya, biar gampang gue ngajarinnya, sayang"

.
.
.

𝑻𝒐 𝑩𝒆 𝑪𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆

Dek PKL [ MinSung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang