"Lix gue cape banget plis"
"Ngapa sih Ji, lesu bener gue liat-liat daritadi"
Jisung menidurkan kepalanya di meja, meniup poninya dan mengerucutkan bibirnya lucu. Jisung merasa kalau jurusan yang diambil bukan minatnya, walau sangat pandai di bidang itu, tapi tetap saja ini bukan kemauannya.
"Bisa ga sih gue sekali kedip aja udah skip 6 bulan"
Tak ada jawaban, Felix terlalu sibuk bermain game di hp nya, membuat Jisung kesal.
'Defeat'
"Bangsaattt, tim lonte semua ga guna anjingg turun lagi rank gue"
Jisung yang melihat Felix sedang mengusak rambutnya frustasi itu memutarkan bola matanya malas. Apa bagusnya game itu, hanya merusak psikis seseorang.
Sungguh Jisung prihatin dengan Felix.Felix menyandarkan diri ke sofa, memejamkan matanya
"Gapapa Ji enjoy aja, siapa tau ini jalan lo buat sukses, jangan terlalu dipikir nanti lo malah jadi stress. Kasian otak mungil lo itu, gue gamau berkawan sama orang gila"
Felix itu menyebalkan, meski begitu Felix tetaplah yang terbaik bagi Jisung, hanya Felix yang lebih memahami Jisung.
"Lo udah kenyang kan? sekarang lo boleh pulang"
"Dih asu ngusir lo Ji"
"Ya gue kan mau kerja brengsek"
Felix mendengus, mengambil kunci motornya yang tergeletak di meja
"Ji, lo beneran seneng kerja disitu kan?"
Jisung mengangguk
"Ya, tentu gue seneng, gajinya gede pas banget buat gue yang yatim piatu gini"
"Yaudah lo hati-hati jalan, gue gamau lo mati konyol"
"Emangnya gue lo? nyetir kek nyari mati"
Felix tertawa kemudian dia pamit pulang menuju rumahnya, lumayan perutnya sudah kenyang karena dapat makan malam gratis di rumah Jisung.
~~••~~
Disini lah Jisung berada, sebuah club dengan minim cahaya, hanya lampu disko yang menerangi seisi club. Orang-orang terus berdatangan, wanita-wanita yang berpakaian seperti kurang bahan meliuk-liukkan tubuhnya seirama dengan musik.
Jisung yang terkenal di sekolahnya karena rupa nya yang manis, sikap ceria dan pintar membuat para dominan tertarik kepada Jisung. Jisung terkenal di sekolahnya, tapi seluruh sekolah tak ada yang tahu soal latar belakang Jisung, kecuali Felix.
Jisung ditinggalkan kedua orang tuanya sejak sekolah menengah pertama, karena kecelakaan kereta saat hendak ke luar kota.
Tidak punya lagi orang tua dan merupakan anak tunggal, Jisung tinggal di rumah seorang diri, melanjutkan hidupnya seorang diri, dia pun berpikir untuk tetap lanjut sekolah sambil bekerja.
Demi kelangsungan hidupnya, menjadi bartender di sebuah club, dan terkadang Jisung disewa untuk memuaskan hasrat laki-laki dewasa disana. Awalnya dilarang oleh sang ketua karena Jisung masih di bawah umur. Tapi Jisung menerimanya, ia tahu bayarannya sangat banyak.
"Sshh anjing, orang kalo udah tua energinya dipake buat ngewe doang"
Jisung meringis merasakan perih di hole nya. Dengan sedikit susah payah, dia kembali memakai pakaiannya dan langsung pulang ke rumah karena jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Sebelum sampai rumah, Jisung mampir di sebuah toko, membeli minuman bersoda untuk menyegarkan tubuhnya.
~~••~~
Kini Jisung duduk di kursi yang terletak di depan toko, meneguk minuman berkarbonasi itu sambil memandangi jalan yang sepi.
Tak lama sebuah motor terparkir di hadapannya, lampunya sangat menyilaukan mata Jisung. Orang itu membuka helm nya, ternyata Minho.
"Loh Jisung, ngapain malem-malem disini Ji?"
"Eh, mas Minho, gapapa gue cuma cari angin aja, lo sendiri mau cari apa mas?"
"Mau beli rokok aja"
"Oh yaudah, kalo gitu gue pulang duluan ya mas-"
"Eh gua anter Ji, bareng gue aja pokoknya, lo tunggu disitu"
Jisung yang sudah mengangkat bokongnya itu kembali duduk, menunggu Minho yang masih di dalam sana.
"Dah ayo Ji, kita pulang"
"Rumah gue masih agak jauh loh mas"
"No prob, daripada biarin lo sendiri nanti diculik"
Jisung tak protes, justru merasa senang dia diperhatikan seperti ini.
Mereka berdua mengendarai motornya masing-masing menuju rumah Jisung. Dapat Minho lihat rumah bocah mirip tupai itu tampak sepi.
"Makasih ya mas udah repot nganterin gue"
Ucap Jisung, lalu mengeluarkan kunci rumah dari dalam saku celananya.
"Di dalem gaada orang emangnya Ji?"
"Nggak, gue tinggal sendiri, ortu gue udah gaada"
"Ohh gitu .. yaudah gue pulang ya Ji"
"Heem, hati-hati"
Baru satu langkah saat Jisung hendak memasuki rumahnya, tangannya ditahan oleh Minho.
"Uh?"
"Soal gue yang mau nikmatin tubuh lo, gue serius, gue nunggu momen itu"
"Then, kenapa ga langsung sekarang aja? rumah gue sepi"
Jisung mengerilng nakal
Jisung benar, bagi Minho ini adalah kesempatan baginya untuk meniduri Jisung, tapi dirinya cukup sadar diri
"Next time, lo besok pkl dan gue gamau lo kesusahan pas kerja nanti"
"Pede banget, emang permainan lo gimana mas? sampe gue harus kesusahan pas kerja?"
"Lo liat aja nanti"
Minho mendekati Jisung, mengangkat sebelah tangannya untuk menangkup pipi bulat Jisung dan mengelusnya.
Cup
Minho mencuri satu kecupan di bibir pink milik Jisung.
"Ini gue nyicil dulu dikit, hahaha, dah gue pamit"
Minho sudah melajukan motornya, tapi Jisung masih terdiam di tempat. Jantungnya berdebar karena ulah Minho.
Sedangkan Minho menunjukkan wajah sumringahnya dibalik helm full face itu, akhirnya dia berhasil mencium bibir mungil Jisung. Minho menyesal, harusnya bibir itu dia lumat hingga Jisung kehabisan nafas.
Sial, Minho ingin mendapatkannya lagi.
.
.
.
𝑻𝒐 𝑩𝒆 𝑪𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆
KAMU SEDANG MEMBACA
Dek PKL [ MinSung ]
FanfictionHan Jisung, siswa SMK kelas 11 yang sedang menjalankan masa PKL nya di sebuah bengkel yang ada 'mas ganteng'nya. "Cantik banget dek" "Mas Minho juga ganteng banget" . . Warn! ⚠️ - bxb - harsh words - rated!M __________________________________ start...