• 03

55 8 2
                                    

"Iya, biar gampang gue ngajarinnya, sayang"

Jisung memejamkan matanya, merasakan nafas Minho yang menerpa leher jenjangnya, titik sensitif Jisung.

Beruntung mereka berada di ruangan dimana jarang ada orang yang berlalu lalang, Minho memanfaatkan situasi ini. Tapi kalau ada orang lewat pun tak akan sadar jika disana terdapat 2 orang, karena tubuh Jisung yang tenggelam dibalik punggung lebar dan tubuh tinggi Minho.

Jisung memfokuskan diri melanjutkan tugasnya, walau hatinya begitu berdebar. Tanpa Jisung sadari Minho sengaja menumpahkan sedikit oli.

Setelah selesai dengan tugasnya, Jisung bergeser hendak meninggalkan ruangannya. Tapi kakinya tak sengaja menginjak tumpahan oli membuat Jisung terpleset.

Dengan cekatan Minho menahan tubuh Jisung agar tak jatuh. Merengkuh pinggangnya begitu erat hingga tubuh keduanya menempel, dan Jisung reflek memegang bahu Minho.

Minho menatap Jisung intens, netranya turun melihat bibir pink Jisung yang mengkilap yang sepertinya akan terasa buah strawberry saat melumatnya.

"Cantik"

Dalam hati Jisung bersorak senang, jackpot untuknya karena tak perlu susah payah menggoda Minho, laki-laki itu sudah tertarik dengan kecantikannya.

Jisung tersenyum nakal, tangannya mengalung indah di leher Minho.

"Mas juga, ganteng banget, hehe"

Minho pusing, tidak tahan harus berhadapan dengan makhluk manis se-dekat ini.

Tak dapat Minho tahan, Minho memajukan wajahnya hendak mencium bibir cherry Jisung. Sang sub memejamkan matanya, siap untuk bibirnya dijamah Minho.

DORR!

Minho dan Jisung terlonjak kaget, suara ledakan itu menggagalkan Minho untuk mencium Jisung. Minho berdecak kesal, lalu dengan cepat berjalan meninggalkan Jisung menuju sumber suara.

~~••~~

"Lo pada kenapa sih?! Udah gue bilang kalo pompa ban jangan over! cek dulu motornya overheat kaga! jangan langsung dipompa! ini gue bukannya untung malah rugi!"

Para karyawan menunduk, tak berani melihat ke arah Minho. Amarah minho seperti ingin membunuh seseorang.

"Lo liat ini ban sampe karetnya kebakar, spakbor ikut kebakar, kalo udah gini yang ganti rugi siapa?"

Semuanya terdiam, tak berani menjawab Minho.

"Bulan ini, gaji lo gue potong. Dah lanjut kerja sana, yang ini bakal gue pikirin"

Jisung yang tak jauh disana, sedari tadi memperhatikan ekspresi Minho saat marah. Menurutnya sangat hot, tapi di sisi lain Jisung merasa takut.

Pukul 11.30 waktunya istirahat, Jisung dan Felix pergi ke warung terdekat untuk mengisi perutnya. Begini rupanya rasanya bekerja, melelahkan, tapi itu tak seberapa.

"Lo tadi liat kan bang Minho marah? gue sampe tremor asli padahal bukan gue yang kena marah"

"Tapi ganteng ga sih lix"

"Mana ada, serem gitu, konslet mata lo"

"Yang konslet tuh mata lo"

Felix hendak membalas, tapi akhirnya menghela nafas

"Oke stop, gue gamau keliatan beringas, gue udah niat jaga image disini"

"Lama-lama gue kokop juga lo lix"

"Gelo anying lesbi"


~~••~~


Tak terasa praktik anak-anak STREKIT udah berjalan satu minggu. Jisung dan teman kelompoknya sudah mulai terbiasa di lingkungan kerjanya.

Hari ini weekend, Jisung harus bangun pagi tak ingin hari minggunya cepat berlalu. Jadi pagi sekali Jisung pergi ke taman kota untuk jogging dengan hoodie dan celana pendek selutut.

Matahari sudah sepenuhnya menampakkan diri. Jisung mengistirahatkan badan sejenak, meneguk air mineral yang ia bawa dari rumah.

Tiba-tiba matanya menangkap sosok Minho dari jauh, Minho dengan kaos tanpa lengannya begitu menawan, menunjukkan bisep kokohnya.

Jisung buru-buru menghampiri Minho, menyapanya dengan senyuman manisnya.

"Hai mas Minho"

Minho yang merasa terpanggil, membalikkan tubuhnya, mendapati Jisung yang tersenyum ke arahnya, membuat Minho sedikit gugup.

"L-lo disini juga Ji?"

"Hehe iya, tadi gue duduk di kursi sana, terus liat ada mas ganteng makanya gue samper"

Minho menyilangkan dadanya, sedikit menundukkan kepala untuk sejajarkan wajahnya dengan Jisung.

"Lo emang se berani itu ya? gue kira lo cuma bocah polos"

"Tapi gue emang polos kok"

Minho menegakkan tubuhnya, menaikkan sebelah alis

"Iya, polos nanti kalo di depan lo mas"

Minho mendekatkan dirinya ke arah Jisung, menatap Jisung dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Fine, kalo gitu, tunggu gue buat nikmatin tubuh lo, Han Jisung"

:)

Ayolah Minho, Jisung, ini masih pagi banget.

.
.
.

𝑻𝒐 𝑩𝒆 𝑪𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆

Dek PKL [ MinSung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang