Chapter 7

190 10 0
                                    

POV: Zhou Shi Yu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV: Zhou Shi Yu

Aku menangis dan terkulai lemah setelah melihat panggilan video itu.

Dalam video itu, ada Shen Meng Yao, orang yang sudah kuanggap keluargaku sendiri diikat di kursi.

Dia tampak lelah, matanya merah dan sembab karena semua tangisan yang dia lakukan. Dia tampak pucat seperti sudah lama tidak diberi makan. Aku menangis tersedu-sedu, merasakan hatiku yang seolah dicabik-cabik tanpa ampun.

Ada 15 pria di ruangan itu dan mereka membuka pakaian Meng Yao dengan mata mereka. Atasannya robek memamerkan bra-nya. Dia menatap layar yang terhubung dengan ponsel manusia yang ada di depanku ini, dan air mata mengalir di pipinya saat Yao mengucapkan "Tolong aku."

Hatiku sangat hancur melihat dia menderita karena aku. "Biarkan dia pergi, brengsek yang sakit jiwa!" Teriakku diiringi jeritan yang tak tertahan.

Kenapa semua jadi begini? Bagian apa yang aku lewatkan? Aku terisak tanpa henti sambil mendikte pertanyaan yang bersarang dalam kepalaku saat ini.

"Lakukanlah sesuka kalian pada gadis itu!" Kata wanita yang ada di hadapanku ini pada lelaki-lelaki yang ada dalam layar video. Mereka menyeringai penuh arti, seperti anjing kelaparan yang siap menyantap makanan lezat yang tinggal makan di depan mereka.

Aku menggeleng keras, sampai air mata yang sekuat tenaga aku tahan tumpah tak terbendung.

"Tidak, tolong berhenti, tolong! Aku akan melakukan apa pun, asalkan jangan sentuh dia, tolong!" Aku terisak, memohon padanya. Berharap dia mau mendengarkan.

Dia berjalan selangkah ke arahku dan membisikkan sesuatu yang membuat bulu kudukku merinding. "Aku suka kalau kamu memohon padaku, Sayang," ucapnya.

Orang ini sungguh gila. Dia mendekatiku dan menjilat air mata yang mengalir di pipiku.

Dengan mata terpejam, aku merasakan daging hangat tidak bertulang itu di setiap inci wajahku. "Aku menyukai kenyataan bahwa akulah alasanmu menangis saat ini," katanya.

"Gila! Orang stres! Sakit jiwa!" Teriakku dalam hati.

Aku mengusap wajahku dengan jijik dan dia mencengkram daguku lagi. Kali ini dengan ekspresi menelisik.

"Kamu jangan menolak sentuhanku, Sayang. Kalau kamu berusaha menolaknya, aku akan memastikan kamu melihat anak buahku melakukan sesuka mereka terhadap temanmu itu, bahkan aku bisa saja mengirimkan kepalanya padamu setelah mereka selesai," ucapannya begitu menusuk, merobek hatiku lebih dari apapun.

Aku merengek karena cengkeramannya di daguku semakin erat dan aku sangat takut padanya. Dia tampak seperti monster, dan itulah dia. Aku harus bersikap baik demi teman atau orang yang sudah kuanggap sebagai saudara perempuanku, jadi aku memutuskan untuk tetap diam.

Dia meraih lampu di sampingku lalu melemparkannya sekaligus pada dinding.

Prakkk!

Suara benturan itu sangat nyaring.

Beneath The Mafia Veil (Season 1) Wang Yi dan Zhou Shi Yu [SQHY Couple] SNH48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang