Chapter. 4

424 46 89
                                    

**Dua tahun lalu**

"Hah, hah... Chakra hh—ku" napas Hinata tersenggal-senggal, dan "bruk!" ia terduduk seraya mencengkram tanah, lalu memejamkan mata erat seraya mencoba sekuat tenaga untuk menahan rasa nyeri di dada nya yang kini telah menjalar ke sekujur tubuh nya.

Perlahan tubuh Hinata pun terasa melemas, dan mata nya kian memberat hingga akhirnya ia tersungkur. "Apa aku akan mati" gumam Hinata pasrah tak bersuara, lalu menutup mata.

"Duar!!!"

"!"
.
.
"Wooosh—"

Sekuat tenaga, Hinata memaksakan mata nya untuk terbuka, ia merasa kini sedang di dekap oleh seseorang yang tengah berlari begitu cepat.

Hinata terus berusaha untuk membuka mata yang rasanya berat sekali, dan akhirnya ia berhasil.

Perlahan netra amethyst Hinata pun terbuka walau sedikit. Tubuh nya masih tak dapat bergerak, dan ia kini hanya bisa menatap buram lelaki bersurai merah muda yang sedang membawa nya entah kemana.

"Mereka mengikuti kita?" Tanya lelaki itu pada seseorang, yang samar-samar masih dapat di dengar Hinata.

"Yosh! tentu saja tidak!" balas lelaki bersurai pirang dengan bersemangat, yang ternyata kini bergelayut di punggung lelaki yang sedang membawa nya ini.

Merasa sangat lemas, Hinata pun pasrah dan mengabaikan kedua lelaki itu yang terus berbicara. Entah siapa dua orang itu, dan entah kemana ia akan dibawa. Hingga akhirnya Hinata memilih untuk kembali memejamkan mata saja.

•••

"Aku tadi sempat melihat mata nya! dia seorang Hyuga—!" Ucap lelaki bersuai pirang dengan antusias, seraya menunjuk-nunjuk Hinata yang kini sedang tak sadarkan diri di sebuah batu besar yang menjelma menjadi ranjang.

"Apa?" Pekik gadis bersurai hijau tak kalah histeris. Dengan tergesa, gadis itu mendekat dan mencoba membuka mata Hinata. Gadis itu pun terkejut dan membungkam mulut nya sendiri, lalu perlahan kembali mendekat dan menyibak poni Hinata.

"Wowowowo" pekik nya lagi tertahan seraya menepuk-nepuk bahu si pirang yang kini tak kalah antusias nya.

"Astaga gila nya kumat" gumam lelaki bersurai pink seraya memutar mata malas melihat dua orang berisik di hadapannya.

"Kita akan mendapat bayaran yang sangat besar" ucap gadis itu lagi dengan senyuman gembira seraya terus mengamati wajah Hinata.

"Hm?" Tiga orang lelaki bersurai berbeda yang berada di sana pun spontan bergumam dan merasa tertarik dengan ucapan gadis itu.

"Dia dari keluarga utama!"

"Benarkah?" Dengan tenang, lelaki bersurai hitam mendekat dan menyibak poni Hinata, lalu mengangguk-angguk seraya memikirkan berapa bayaran yang akan di minta ketua mereka nanti.

"Jika ni-san tahu, dia akan sangat senang" ucap si pirang menggebu-gebu.

"Tahu apa?" Tanya Lelaki bersurai coklat yang baru saja tiba dan tak sengaja mendengar dirinya di sebut-sebut.

"Ni-san! Lihat kami berhasil menyelamatkan putri bangsawan Hyuga yang tadi akan di culik!"

"Emn- bagus, sekarang kita bergegas dulu, beberapa meteor akan berjatuhan di tempat ini" timpal lelaki bersurai coklat tadi yang merupakan ketua dari kelompok itu.

Lost and Gone |CANON -NaruHina- <On Going> Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang