Part1-Hari yang sial

26.2K 385 6
                                    

Wah ketemu lagi nih...
sama Lorinch yang Cubby macam kucingku :)
By the way, aku minta maaf kalau lama nonggol laginya :) yah sebenarnya sibuk sih, enggak yah. Little bit lousy heheee
Sekalian aku mau promo ceritaku yang lain nih Love is Green tea.
Tugas dari Office yang menumpuk bikin tugasku di watty jadi terbengkalai deh.
Anyway thanks banget yang sudah baca yahh even yours didn't vote or vomments my story. But its ok.
Kali ini boleh donk aku minta Vote dan Vomments nya biar aku tambah semangat gitu.

Selamat membaca.





Felix memandangi mobilnya yang rusak di hadapannya. BMW putih itu ia pandangi dan diusap perlahan. Rasa tidak puas hati masih bersisa dalam dirinya.

"Tidak paham bawa mobil sepertinya perempuan itu, sesuka hati dia tabrak mobilku," Felix mengomel sendiri sambil matanya meliar melihat sekeliling mobilnya, mencari lagi goresan yang mungkin ada pada mobil mewahnya itu.

"Nasib baik mobil BMW ni yang kena, kalau mobil Audi kesayanganku itu yang kena, memang nahas lah nasib ku ini," Felix masih tak puas hati.

"Kenapa ni sayang?" Tiara yang datang entah dari mana tiba-tiba memeluk belakang tubuh Felix, tersentak Felix dibuatnya.

Cepat-cepat dia meloloskan diri dari pelukan gadis genit itu, risih rasanya.

"Tidak ada apa-apa!," Felix malas meladeni anak perempuan kawan mamanya itu yang memang menjengkelkan. Sudah berkali-kali Felix coba menghindar dari cengkramannya, namun dia masih saja terobsesi untuk mendapatkan cinta Felix.

"Eh Mobilmu, kenapa ni sayang?" Tiara memeluk bahu Felix, menginginkan penjelasan. Matanya yang di pasang bulu mata palsu yang tebal anti badai ala syahrini dengan polesan make up yang menor bagi Felix itupun dikedip-kedipkan. Naik angin Felix melihatnya, sekali pandang macam opera cina pun ada.

"Ada orang yang menabrak tadi," Felix bersuara malas tanpa memandang Tiara.

"Hah! Menabrak? apakah kamu baik-baik saja. Darling?" Tiara mengusap-usap bahu felix, seolah-olah sedang mencari sebarang kecederaan pada tubuh lelaki itu.

"Aku baik-baik saja, lah, kamu jangan gangu aku boleh tidak? aku sudah terlambat masuk kerja ni. Nanti papa nyariin."

"Ala, kamu ini, aku khawatir tentang kamu pun malah marah," Ucap Tiara pura-pura ngambek.

"Sorry, tapi aku ok, kamu tidak perlu khawatir. Sekarang aku mau ngelanjutin kerja, boleh tidak?" Felix coba berlembut.

Anak perempuan rekan mamanya itu harus dijaga perasaannya, karena sudah pasti Tiara mengadu pada mamanya. Nanti siaplah Felix kena dengar Omelan mamanya sendiri. Tiara itu memang favourite mamanya untuk dijadikan menantu. Iyalah, pasti mamanya suka untuk menjodohkan Felix dengan anak kawan baiknya sendiri.

"Felix, kamu mau kemana.?" Cekal Tiara yang sudah menutup kembali handle pintu mobil BMW nya.

Felix mendengus kesal, "I have go to office, Tiara. Could you let me go now.!"
Serunya selembut mungkin.

Ayah Tiara, Benny Zee ialah salah satu rekan bisnis Golden Holding, Tiara juga mengurusi butiknya sendiri, maklumlah anak orang kaya, pasti ibu bapa dapat menanggungnya untuk membuka butik mewah itu. Mama Felix selalu memaksanya untuk cepat menikah dengan Tiara tetapi Felix masih belum bersedia untuk menikah. Umur sudah masuk dua puluh delapan tahun, tapi hatinya belum terbuka untuk ber rumah tangga, yang difikirkan sekarang ialah urusan bisnis keluarganya itu.

"Boleh saja, asalkan nanti siang kamu harus temenin aku makan siang di luar jam satu tepat, setuju.?"

"Whatever, lah. Aku gak janji, nanti akan aku usahakan. Sekarang aku pergi dulu." Felix yang sudah siap-siap tancap gas.

Mr. Arrogant I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang