HAPPY READINGS!!!
***
Sepertinya Michelina harus berhati-hati dengan apa yang dikatakan oleh Guntur, kenapa? Karena lelaki itu selalu menepati semua perkataannya sendiri. Sekarang saja, Guntur sudah melunasi semua tunggakan biaya sekolah kedua adiknya sampai lulus, ditambah Guntur juga membelikan kedua adiknya masing-masing ponsel. Berlebihan? Menurut Michelina sangat berlebihan, tapi apa yang bisa ia lakukan? Melarang? Menghentikkan Guntur? Yang ada lelaki itu akan marah kepadanya nanti.
Michelina hanya bisa diam memperhatikan Guntur yang sedang mengatur ponsel baru milik adik-adik nya, baik Fauzi ataupun Rijal, keduanya terlihat senang dan tak sabar.
"Itu Guntur seriusan beliin adik kamu hape sama bayarin semua tunggakan sekolah?" Celetuk sang Ibu yang secara tiba-tiba ada disamping Michelina.
Terdengar helaan napas panjang dari Michelina, bagaimana ia menjelaskannya sekarang.
"Kamu coba bilang sama Guntur, jangan berlebihan kaya gitu. Lagian, Ibu gaenak nerima semua yang dikasih sama Guntur."
Michelina hanya menyunggingkan senyumnya lalu mengangguk kecil, percuma saja ia memberitahu Guntur tentang itu.
"Makasih A Guntur," ucap kedua adik Michelina kompak disaat lelaki itu selesai mengatur ponsel keduanya.
Dan sekarang, Guntur pun menghampiri Michelina yang masih terduduk diam dengan tatapan kosong, hingga disaat lelaki itu ikut duduk disamping Michelina, baru lah wanita tersebut tersadar dari lamunannya.
"Kenapa ngelamun?" Tanya Guntur.
Michelina menggeleng pelan, "Gapapa sih, cuma bosen aja."
Michelina kembali melihat kedua adiknya yang anteng memainkan ponsel, sementara Guntur sedang sibuk memperhatikan keadaan kontrakan.
"Jalan-jalan keluar, yuk?" Ajak Guntur tiba-tiba.
"Jalan-jalan kemana emangnya? Kamu tau sendiri kan disini itu desa bukan kota," jawab Michelina.
Guntur menyunggingkan senyumnya, "Saya tau, tapi gaada salahnya kan jalan-jalan? Mobil saya juga ada di depan jadi kita jalan-jalan pake mobil ke kota sambil cari makanan buat sore nanti."
Huft...
Tanpa menjawab, Michelina terus memandangi wajah Guntur yang tampan. Benar-benar lelaki yang paling baik selama ini, bahkan Michelina belum pernah merasakan kebaikan dari mantan pacar nya dulu, yang ada malah mereka ingin memakainya saja lalu menghilang.
"Terserah kamu aja deh," kata Michelina. Karena ia tau, Guntur pasti akan terus memaksa jika ia menolak. Lambat-laun, Michelina mulai memahami Guntur, kan?
"Oh iya, besok kita pulang aja. Lagian masalahnya udah selesai juga, kan?" Ungkap Michelina.
Tidak ada jawaban.
"Ibu juga tadi bilang, katanya kamu berlebihan ngasih semuanya. Cuma gimana, aku jelasin lagi ke Ibu kalo kamu orangnya gabisa ditolak, yang ada nanti malah kamu yang marah," jelas Michelina.
Wanita itu mengikuti langkah Guntur hingga keduanya berhenti di kontrakan sebelah, tepatnya tempat dimana Guntur dan Michelina tidur selama dua hari ini di desa. Dan sekarang adalah hari terakhir, karena Michelina juga harus kembali bekerja dan Guntur pun sepertinya sama, kan?
"Berarti waktu kerja aku sama kamu cuma dua hari lagi, kan? Sekarang sama besok?" Tanya Michelina.
Guntur tiba-tiba diam, lelaki itu membalikkan badannya kemudian menatap Michelina, "Gak."
Hah?
Apa yang Guntur katakan tadi?
"Maksudnya?" Tanya Michelina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cit-Chat [21+] [END]
RomantikArea 1821+ *** Guntur Gumantara, lelaki matang yang masih belum menjalin hubungan dengan wanita mana pun. Bahkan, Guntur sampai dijodoh-jodohkan oleh orang tua nya sendiri tapi tetap saja, Guntur menolak atau dengan sengaja pergi dari rumah. Tapi ma...