Apa Kau Keberatan Kalau Kisah Ini Kusemogakan?

0 0 0
                                    

Bukankah rencana Tuhan benar-benar tak terduga? Kalau begitu, bertemu denganmu adalah rencana-Nya yang paling aku suka.

Petang kala langit berhias jingga, aku duduk di belakangmu sementara pikiran melanglang buana. Kita berboncengan di atas motormu yang jalannya pelan-pelan. Seolah tahu aku memang tak ingin waktu cepat berlalu hari itu. Kamu menyapa ramah ibu-ibu yang tengah berbincang di teras rumah, membuat mereka memandang kita penuh tanya, barangkali heran sebab kamu yang terbiasa sendirian tiba-tiba membonceng perempuan. Lalu menyapa anak kecil yang berlarian di tepi jalan, semuanya menatapku seolah bertanya aku siapa. Kalau bisa kujawab rasa ingin tahu mereka, aku bukan siapa-siapa, hanya gadis biasa yang beruntung karena rumahnya searah denganmu. Cuma gadis yang kebetulan jatuh cinta padamu tanpa kamu tahu.

Aku menjawab sekenanya saat ditanya, bahkan sering buang muka ketika kamu ajak bicara. Entah harus kuapakan segala percaya diri yang berubah jadi kupu-kupu warna-warni, kemudian dalam perutku mereka mula menari. Lalu di depanmu hanya tersisa gugup setengah mati.

Laju motormu terhenti, aku turun dengan hati-hati. Menahan diri agar tampak biasa saja saat sampai rumah, sementara kamu masih di depan  tengah menyapa ayah.

Salah tingkah yang kutahan mati-matian kini menjelma jadi sorakan tertahan. Aku berakhir bicara pada dinding kemudian berguling di kasur sampai pusing.

Padahal kita amat jarang bertukar sapa, tapi satu dua kata saja cukup untuk membuatku jatuh cinta. Bukankah kamu sungguh berbahaya?

Jadi jika boleh kutanya, apakah kamu keberatan kalau kisah ini kusemogakan? Bahwa mulai hari ini dalam doaku namamu akan diikutsertakan. Tenang saja, aku akan memintamu pelan-pelan, tak akan ada paksaan. Sedikit merayu Tuhan saja, agar ciptaan-Nya yang luar biasa mempesona bisa kumiliki selamanya.

RancuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang