01. Choice.

204 35 8
                                    

"Jadi, apakah kau akan tetap tinggal di dunia manusia atau dunia vampire?"

Kedua oknum tersebut sepertinya tengah dalam pembicaraan serius, namun lawannya tidak menganggap nya serius.

"Tentu saja aku ingin hidup di dunia manusia."

"Kau tidak seharusnya tinggal di dunia manusia, kau tau kau akan terancam?! Bagaimana jika kau yang diburu?"

Lelaki itu berdecak, "Jangan berkata seolah-olah aku tidak bisa menjaga diriku. Aku tidak se bodoh itu!"

"Astaga kau ini benar-benar keras kepala."

"Memang." Lelaki berkulit putih pucat itu beranjak dari duduk dan melangkah pergi, namun sebelum ia mencapai pintunya, ia berhenti dan berkata, "Aku akan kembali lagi ke sana besok."

"Lakukan apa yang kau mau, itu diluar tanggung jawab ayah."

Lelaki itu tidak menghiraukan ucapan dari ayahnya dan pergi dari sana, tidak lupa untuk menutup pintu terlebih dahulu.

'Butuh berapa kali lagi saya harus menegur mu, Sunghoon?'

--

Sedangkan lelaki yang disebut Sunghoon tadi kini tengah bersantai di taman belakang, melamun menatap langit yang kini sudah berwarna hitam dan dilengkapi dengan bintang-bintang yang bersinar, tak lupa juga bulan yang bersinar terang.

Sunghoon sebenarnya tidak seharusnya berada disini jika ia tidak dipanggil oleh sang ayahnya.

Sunghoon benar-benar merasa nyaman di kehidupan manusia. Ia menemukan banyak sekali teman dan orang baik di sana.

Memang manusia itu kebanyakan egois dan tidak adil. Hal itu memang sudah umum di kehidupan manusia, tetapi ini berbeda. Kehidupan manusia terlihat lebih modern daripada kehidupan asalnya, vampire.

Ia selalu dikekang di sini, tidak diperbolehkan kemanapun jika tanpa izin. Sekarang? Ia sudah bisa pergi kemanapun yang dia mau karena sifat kekeh dan teguh nya itu yang mulai muncul.

Sunghoon tidak seperti dahulu lagi, yang hanya pasrah ketika disuruh melakukan apapun dan menurut seperti hewan.

Tidak, Sunghoon tidak seperti itu lagi. Sunghoon membenci kepribadiannya yang dulu.

Merasa terlalu lama melamun, Sunghoon tersadar dan menggelengkan kepalanya. Ia berniat untuk pergi dari sekarang, kembali ke dunia manusia. Maka Sunghoon beranjak dari duduknya dan mulai membaca sebuah mantra.

Secara perlahan sebuah lubang hitam muncul dihadapannya, itu adalah portal yang dibuatnya. Ketika portal tersebut sudah terbentuk sempurna, Sunghoon memasuki portal tersebut dan secara perlahan juga portal itu mengecil lalu menghilang.

--------------

Sunghoon kini tengah terduduk di sofa nya. Ya, Sunghoon memiliki apartemen di sini. Sunghoon selalu memegang uang yang banyak, makanya ia dapat menyewa apartemen.

Energi nya sedikit terkuras akibat pembuatan portal tersebut. Memang benar, vampire tidak sekuat yang kalian kira, vampire memiliki batas nya tersendiri.

Jika membuat satu portal, itu akan menguras setengah dari tenaga mereka. Maka dengan itu mereka mungkin perlu meminum sedikit darah ataupun beristirahat.

Namun Sunghoon berbeda. Ia bukan seperti vampire pada umumnya, Sunghoon tidak minat dengan darah jika ia kehabisan energi, ia akan beristirahat ataupun memakan makanan. Sunghoon itu pemilih.

Ia dapat mencium bau darah seseorang, bau amis. Selalu bau amis yang ia hirup ketika melihat manusia terluka. Sunghoon tidak pernah menemukan manusia dengan aroma darah yang manis.

The Boy Is Mine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang