Hembusan angin yang kencang serta langit yang mulai gelap dan terdengar suara gemuruh dari kejauhan, suara gemuruh tersebut menandakan akan turunnya hujan.
"Padahal aku ingin pergi ke supermarket," gumam pemuda manis itu, ia tengah berdiri dibalik gorden.
"Tetapi bahan pangan dirumah sudah habis," kata Jay, "hah. Daripada ku biarkan habis, lebih baik aku membelinya. Sepertinya Jungwon juga sedang kelaparan," lanjutnya.
Jay segera mengambil jaketnya, tidak terlalu tebal namun hangat. Karena rumah mereka berada didekat supermarket, sepertinya Jay tidak harus repot-repot untuk membawa payung.
Jay juga sudah mengantongi uang sakunya dalam jaketnya, namun sebelum pergi, ia sempatkan untuk memberi tahu kepada adiknya.
"Jungwon! Kakak ingin membeli makanan dulu ya!" pekiknya, setelah mendengar jawaban dari Jungwon, Jay langsung keluar dari rumahnya dan menutup pintunya rapat.
Kini Jay sudah sampai pada supermarket, udara dingin ditambah sejuknya air conditioner pada supermarket tersebut membuat tubuh Jay sedikit menggigil.
Jay mengambil sebuah keranjang untuk ia menyimpan makanan-makanan yang akan dia beli, ia juga akan membeli snack karena tahu bahwa adiknya itu juga menyukai cemilan.
Setelah memastikan bahwa ia sudah membeli makanan yang mereka butuhkan, Jay berjalan ke arah kasir, namun ia melihat seseorang yang tidak asing baginya. Maka semakin Jay mendekat, ia bisa melihat tubuh seseorang tersebut.
"Oh, Sunghoon!"
Sang empu yang dipanggil sedikit tersentak dan menoleh ke arah nya, "Oh, halo, Jay," sapa Sunghoon.
"Apa yang kamu beli?" tanya Jay sembari meletakkan barang belanjaannya pada kasir.
"Aku- itu, em- aku hanya membeli beberapa cemilan," jawabnya tergagap.
Jay terkekeh kecil dengan jawaban Sunghoon, "Baiklah-baiklah, aku mengerti."
"Bagaimana denganmu, Jay? Apa yang kau beli?" tanya Sunghoon.
"Heum? Aku? Hanya membeli makanan untuk stok dirumah," jawab Jay sembari mengangkat kantong yang sudah diberikan oleh sang kasir, tidak lupa juga ia berterimakasih.
Suara lembut Jay membuat hati Sunghoon menghangat.
Hah? Apa? Menghangat?
Tidak, tidak. Sunghoon ini kenapa lagi, sih.
Mereka melanjutkan obrolan mereka di luar supermarket tersebut, paling hanya mengobrol sebentar karena Jay juga sudah berencana untuk pulang. Karena udara semakin berhembus kencang dan Jay hanya memakai jaket yang bahannya lumayan tipis.
Sedangkan Sunghoon menggunakan hoodie berwarna abu-abunya itu.
Namun pada saat mereka berdua berbicara, ada seorang kakek-kakek tua yang menghampiri mereka berdua.
Sunghoon hanya menatap datar pria paruh baya itu yang memulai obrolannya dengan Jay dan Jay menanggapi hal itu dengan baik.
Tetapi lama-kelamaan gerak-gerik pria baruh baya itu semakin mencurigakan, ia perlahan-lahan mendekatkan tubuhnya di samping Jay.
Awalnya Sunghoon hanya mengabaikannya saja dan lebih memilih untuk mendengarkan percakapan mereka berdua yang Sunghoon kurang tahu tentang apa. Tetapi secara tiba-tiba lengan pria itu melingkari pinggang Jay dan meremasnya secara tiba-tiba.
Spontan Jay sedikit terkejut, ia ingin menjauhkan lengan tersebut, tetapi ia sangat takut dan hanya bisa mengepalkan tangannya sendiri.
Jay semakin merasa tidak nyaman, apalagi percakapan mereka yang semakin melenceng jauh, mulai dari menanyakan nama, umur, bahkan di mana tempat tinggalnya. Jay benar-benar merasa tidak nyaman, takut menghantuinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Is Mine.
VampirePark Sunghoon, atau kerap dikenal sebagai Sunghoon, merupakan salah satu anak dari keluarga Vampire. Namun, ia jadikan itu sebagai rahasia karena kini dirinya tengah berada di antara para manusia-manusia. Pada hari pertama ia berada di sekolah baru...