18

901 63 1
                                        

Kian yang tengah membuatkan makanan untuk Rosaline nampak terkejut saat tiba-tiba mendengar suara keras dari pintu gubuk miliknya, dan dibuat terkejut kembali karena melihat Xavier yang masuk dan menghajarnya membabi buta.

"Kau pengkhianat!!" Amuk Xavier setelah mengeluarkan semua kemarahannya Xavier memilih bangkit dan menelusuri gubuk itu meninggalkan Kian yang penuh dengan darah pada wajahnya.

Xavier tampak terkejut melihat sosok wanita yang dicarinya berada dihadapannya dengan kondisi yang baginya kurang baik.

"Rosaline." Panggil Xavier pelan kemudian mendekati wanita yang tengah menutup matanya.

Rosaline membuka matanya kala merasakan sentuhan lembut pada wajahnya.

"Xavier?" Ungkapnya tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

Xavier mengangguk dan melepaskan ikatan pada tubuh istrinya dan dibuat kembali marah saat melihat tubuh istrinya yang terluka.

Rosaline yang merasa tubuhnya menjadi lega pun menghela nafasnya pelan dan terkejut saat Xavier yang tiba-tiba menggendongnya.

Xavier membawanya keluar dan Rosaline reflek menghentikan Xavier saat melihat Kian yang tampak penuh luka.

"Xavier, Kian terluka.." bisik Rosaline pelan membuat hati Xavier terbakar melihat istrinya memperhatikan pria yang telah menculiknya.

Xavier menekan kuat tubuh Rosaline membuat wanita itu terkejut dan keduanya pun keluar meninggalkan Kian yang hanya menatap punggung Xavier beserta Rosaline yang dibawanya.

Kian meringis karena merasa wajahnya terasa perih akibat pukulan Xavier yang tak main-main.

"Aku tak mengerti apa yang membuatmu seperti ini, tetapi apapun itu. Kau telah mengecewakan kami semua, tuan Kian." Ujar komandan pasukan itu menatap Kian penuh kekecewaan.

Kian berdecih sinis namun hatinya terasa perih mendengar perkataan dari seseorang yang menjadi bagian perjalanannya.

Kian pun akhirnya dibawa oleh mereka menuju kediaman Davidson mengikuti Xavier yang telah pergi terlebih dahulu bersama Rosaline.

Saat di perjalanan hingga tiba, baik Xavier maupun Rosaline tak membuka mulut satu sama lain. Hingga, saat Maddy yang melihat keduanya tiba membuat Xavier meninggalkan Rosaline bersama ibunya membuat seluruh orang bertanya-tanya.

"Ada apa dengannya? Apakah sedang memasuki fase pubertas lagi?" Rutuk Maddy heran.

Kemudian Maddy mengalihkan pandangannya pada Rosaline, dan membawa menantunya untuk masuk kedalam kamarnya.

Semenjak insiden penculikan yang ia alami, mansion kini dijaga ketat atas perintah Xavier bahkan Kian pun yang awalnya hanya di tahan dan diberikan hukuman kini menjadi tersangka pemberontakan dan tengah diawasi oleh kerajaan.

Baik Rosaline maupun Xavier tak pernah bertemu lagi, entah mengapa Rosaline merasa bahwa Xavier tengah menghindarinya. Dengan bertekad untuk memperbaiki komunikasi keduanya, kini Rosaline memasuki kamar Xavier sedangkan sang pemilik masih menyelesaikan mandinya.

Rosaline duduk di tepi ranjang yang dulu pernah ia tempati selama satu malam, dan dibuat terpaku saat melihat penampilan Xavier di depannya.

Xavier sendiripun terkejut melihat Rosaline yang berada di dalam kamarnya,
"Aku akan memakai pakaianku lalu kita bicara setelahnya."

Rosaline menepuk kedua pipinya yang terasa panas dan mengibas wajahnya yang tampak memerah.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Rosaline melihat bentuk tubuh seorang pria hatinya bergemuruh.

Xavier pun keluar menggunakan pakaiannya dengan rambut yang masih basah. Rosaline yang melihat itu mendekati Xavier dan inisiatif mengeringkan rambut pria dihadapannya. Namun Xavier menghentikan gerakannya dan menyudutkan tubuh kecil Rosaline.

Keduanya beradu tatapan hingga akhirnya Xavier mendekat dan....

Kedua mata Rosaline terbelalak menyadari apa yang telah pria dihadapannya ini lakukan, namun memilih mengabaikan hal itu dan menikmati ciuman Xavier yang memabukkan.

Setelah cukup lama, Xavier pun melepaskannya dan menatap Rosaline dalam.

"Aku mencintaimu."

Rosaline tampak membeku saat mendengar pernyataan dari Xavier.

"Aku berjanji tidak akan menyakitimu seperti yang dilakukan pria di masa lalu mu, aku berjanji." Ujar Xavier sembari mengecup lembut pipi Rosaline.

Rosaline yang tak terbiasa pun menjadi salah tingkah dan menatap Xavier gugup.

"Kau mencintaiku?" Tanya Rosaline tak percaya yang dibalas anggukan oleh Xavier.

"Apakah kau serius?" Tanya Rosaline lagi. Xavier tersenyum dan mengangguk kemudian membawa Rosaline kedalam pelukannya.

"Ya. Aku menyadari perasaanku saat kau menghilang dan saat dirimu yang mengkhawatirkan pria lain. Rasanya hatiku terbakar dan membenci pria itu dalam satu waktu, membayangkan apa yang telah dia lakukan padamu membuatku sangat ingin menggila jika saja tidak ingat bahwa dia adalah sahabatku." Ujar Xavier sembari mengeratkan pelukannya dan sesekali mengecup singkat kening Rosaline.

Rosaline tak pernah merasakan kenyamanan seperti saat ini dalam hidupnya, entah mengapa rasanya sangat nyaman dan ia dapat merasakan ketulusan Xavier dalam perkataan dan perlakuannya.

"Aku mencintaimu." Ujar Rosaline mengeratkan pelukannya membuat Xavier tersenyum senang dan membawa istrinya itu ke dalam dekapannya semakin erat.

Malam ini, biarlah kedua pasangan itu menikmati perasaan mereka masing-masing baik Xavier maupun Rosaline setelah itu tak ada yang keluar dari kamar. Hal itu membuat Maddy tersenyum penuh arti dan meminta pelayan untuk tidak berkeliaran ataupun menganggu aktivitas pasangan istri itu.

"Sepertinya akan ada Xavier kecil setelah ini." Gumam Maddy senang.

" Gumam Maddy senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RED ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang