Mengingat kejadian semalam, Anya jelas tidak mau lagi makan masakan yang dimasak oleh bibiknya di rumah. Saat pagi menjelang, sebelum berangkat sekolah, dimana dia biasanya selalu meminta dimasakkan nasi goreng spesial kepada bibiknya itu, pagi ini Anya bersikap seolah-olah dia sudah terlambat untuk berangkat ke sekolah. Bahkan kedua kakak perempuan Anya, Ayu dan April, saling menatap bingung satu sama lain, mempertanyakan sikap Anya yang berbeda.
Mungkin sempat terlintas dalam pikirannya, sikap Anya berubah karena gadis kecil itu melihat sesuatu hal yang dilakukan Ayu dan April semalam. Ataukah ada hal lain yang sedang Anya hindari saat ini.
Karena itulah, ikut terburu-buru demi bisa mengintrogasi Anya, Ayu dan April ikut pamit berangkat ke kampus dengan cepat. Sama-sama menjadi mahasiswi baru disalah satu kampus swasta, di Jakarta, Ayu dan April seolah menunjukkan kepada orangtua mereka bila keduanya menjalani status mahasiswi dengan baik. Padahal semua itu hanyalah topeng. Terlebih lagi bagi Ayu, yang sempat menunda kuliahnya selama setahun. Terlihat exicted adalah kamuflase yang paling baik, agar kedua orangtuanya tidak curiga banyak hal menyimpang yang saat ini tengah ia lakukan.
"Nya ..."
"Nyaeeee ..." panggil April dengan kencang.
Saat mereka berdua berhasil mengejar langkah Anya, Ayu langsung saja merangkul bahu adiknya itu yang masih berseragam SMP.
"Apaan sih? Lepas!"
"Kenapa lo buru-buru banget ke sekolah? Biasanya maksa Ansel banget buat anterin. Kok hari ini beda banget. Kenapa?"
Melirik Ayu dan April bergantian, Anya langsung menggeleng pelan. "Enggak ada apa-apa. Lagi mau datang ke sekolah lebih pagi aja. Anya belum ngerjain PR. Kalau datang pagi, bisa nyontek dulu," jelas Anya tidak sepenuhnya berbohong. Karena memang benar pagi ini dia ada PR matematika yang harus dikumpulkan, namun Anya tidak paham bagaimana cara mengerjakannya, sehingga memutuskan untuk mencontek adalah satu-satunya cara terbaik yang bisa ia lakukan.
"Hahaha, masih zaman nyontek, ya?"
"Ya, masih lah! Sama kayak lo makan atau boker. Emang masih zaman makan sama sambil boker, kan lo doang yang selalu ngelakuin itu pagi-pagi," sambut Anya tanpa ragu.
Dengan cepat dia menghindari rangkulan tangan Ayu, lalu buru-buru menjauhi kedua kakak perempuannya itu. Beberapa saat tidak dikejar, Anya pikir dia sudah berhasil melarikan diri dari mereka berdua. Akan tetapi nyatanya Anya yang salah menduga.
Dari belakang dengan cepat kini April yang merangkul tubuhnya. Bahkan sempat mencekik leher Anya, gadis itu menepuk-nepuk badan April dengan kuat. "SAKIT BEGO!!"
"Hahaha, gitu dong. Ini baru Anya. Gue pikir lo buru-buru pergi ke sekolah karena menghindari sesuatu. Contohnya menghindari gue gitu."
"Dih, PEDE banget sih lo."
"Kan siapa tahu. Hahaha, lagian kalau lo lihat pun enggak ada pengaruhnya. Kenapa gue bilang begitu, ya ... karena lo enggak akan bisa merasakan kenikmatan itu, karena lo masih BOCIL! Lo masih bocah ingusan. Jadi banyak-banyak belajar dulu ya, Nyaeee. Nanti kalau udah lewat 17 tahun, gue kasih tahu caranya secara detail. Sekarang mah lo lihat aja kita main dulu. Biar lo enggak buta-buta banget kalau mau main nantinya."
Mengerutkan kening, April menertawakan wajah bingung Anya yang kini sedang menatap ke arahnya. Lagi pula apa yang April harapkan dari Anya, gadis belia berusia 14 tahun? Anya saja belum menstruasi pertamanya. Jadi wajar saja Anya bingung mendengar penjelasan tersirat yang April katakan.
"Udah, dari pada lo pusing. Buru-buru tuh naik bisnya. Nanti kalau lo ketinggalan bis, lo enggak bisa contek PR lo itu."
Mendorong tubuh Anya ke arah halte, Anya melihat Ayu melambaikan tangannya sambil tersenyum jahil. Entah sejak kapan kedua kakak perempuannya ini berubah, Anya pun tidak sadar awal mula semua keanehan ini. Yang jelas sudah beberapa kali dia memergoki Ayu dan April melakukan hal gila bersama-sama di dalam kamar mereka sambil menggunakan alat-alat berbentuk kelamin manusia.
Sangat menakutkan.
***
YOU ARE READING
MANIAC | 18+
RomanceIni keluarga atau sarang prostitusi sih? Pertanyaan itulah yang selalu diulang-ulang Anya ketika melihat kelima anggota keluarganya saat mereka berada di rumah ini. Mulai dari kakak laki-lakinya yang selalu membawa dua orang cewek berbeda setiap har...