Pagi ini merupakan pagi yang apes bagi Doni, karena dia sudah terlambat di hari pertama bekerja. Kemacetan Ibu kota benar-benar menjadi musuh utama para pencari rupiah, sudah hampir satu jam dia terjebak di macetnya jalanan. Setelah hampir dua jam Doni berjibaku dengan kemacetan, akhirnya mobil sedan merah muda miliknya bisa terparkir di halaman outlet mewah di Jakarta. Doni mendapatkan tawaran untuk bekerja sebagai Kepala cabang Outlet Pakaian Dalam Wanita yang menjual berbagai jenis pakaian dalam wanita ber merk, dengan gaji yang fantastis.
Dengan tergesa-gesa Doni keluar dari mobilnya menuju loby, dia disambut dengan ramah oleh security outlet. Doni nampak tertegun sejenak saat melihat security itu, dia sangat jarang melihat security wanita menjaga sebuah tempat perbelanjaan. Belum hilang rasa herannya, nampak dua pegawai wanita ikut menyapa dengan sopan.
Dengan sedikit canggung Doni memulai brifing pagi bersama tiga pegawai barunya, dia memulai dengan sesi perkenalan. Dari sesi perkenalan ini dia mulai mengetahui nama-nama pegawainya, Sarah sebagai satu-satunya security outlet usianya sekitar 25 tahun.
Doni sempat lupa bernafas sejenak saat melihat Sarah lebih jeli. Tinggi tubuhnya memang rata wanita Indonesia pada umumnya, namun yang membuat Doni salah fokus adalah ukuran buah dadanya yang super. Ditambah seragam ketat dengan belahan dada terbuka sehingga Doni dapat melihat setengah buah dada yang indah itu dengan sangat jelas, ditunjang dengan postur tubuh yang tegap sehingga membuat payudaranya kian menjulang.
Kemudian karyawan selanjutnya yang memperkenalkan diri adalah Dinda yang berusia 23 tahun.
Gadis manis dengan rambut pendek ditambah dengan bibirnya yang sensual membuat semua orang yang menatap ingin segera mengulumnya ditambah dengan ukuran buah dada yang mengundang kedua tangan untuk menjelajahinya.
Dan yang terakhir adalah Indah gadis dengan model rambut yang sama dengan Dinda namun dengan wajah yang anggun dan kalem. Usianya sekitar 26 tahun
Mungkin karena yang paling dewasa diantara yang lainnya sehingga membuat auranya terlihat lebih tenang dan membuat orang nyaman berada di sampingnya. Namun dibalik auranya yang adem, lekuk tubuhnya benar-benar membuat lelaki kepanasan. Ukuran buah dada yang besar dan padat dibalut dengan baju yang ketat membuat kelelakian Doni meronta-ronta.
Hari pertama Doni benar-benar panas membara, berawal panas dari macetnya ibu kota ditambah dengan panasnya pemandangan pegawai-pegawai barunya. Ia merasa menyesal berangkat memakai celana jeans yang agak ketat, karena sekarang pasti area pangkal pahanya terlihat sangat menonjol dan penuh sesak karena batang kejantanannya mulai mengeras. Sekilas ia dapat melihat para pegawainya melirik kearah celana jeans yang mulai menggembung di satu tempat saja.
" Bapak mau ke kamar mandi dulu nggak?". Tanya Sarah sambil melirik ke arah bawah Doni disertai senyum simpul, yang lain tampak menahan senyum mendengar celetukan Sarah.
Doni semakin kikuk dan pamit ke kamar mandi dan mulai mengguyur batangnya dengan air dingin agar bisa tenang kembali. Tak butuh waktu lama untuk membuat Doni bisa akrab dengan pegawai-pegawai barunya. Mungkin karena ketiga pegawainya memang suka bercanda dan mudah bergaul sehingga Doni tidak perlu bersusah payah untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Takdir
General Fictioncerita kehidupan seorang pria dengan lika liku kehidupan asmara. Tiktok : @sweetcorns5 X : @SaniaMiku