Bab II

808 1 0
                                    

Tak terasa sudah hampir satu bulan Doni bekerja di tempat barunya itu. Dan dia sudah benar-benar akrab dengan ketiga pegawainya, mungkin karena usia mereka tidak terlalu jauh berbeda sehingga mudah bagi mereka untuk membangun chemistry, mereka sudah sering nongkrong bareng membuat jarak diantara mereka seakan sudah tidak ada lagi. Ditambah sifat ketiga pegawainya yang ceplas-ceplos membuat suasana kerja semakin berwarna bagi Doni.

Tapi dari sekian banyak kelakuan ajaib mereka, Doni kadang dibuat stress dengan sifat cuek ketiga pegawainya saat tidak ada pembeli. Pernah suatu kali Doni masuk ke kamar istirahat di belakang outlet, melihat pintu tidak tertutup rapat menandakan tidak ada orang didalam. Saat dia masuk Kedalam dia dikejutkan oleh Sarah yang sedang memakai pakaian dalamnya, melihat bosnya masuk kedalam bukannya buru-buru mengenakan pakaiannya, justru Sarah dengan sengaja melepas kembali pakaian dalamnya dan duduk manis dikasur sambil berpose yang membuat burung Doni berdiri tegak seolah-olah siap menantang dunia.

Doni hanya diam terpaku tak tau harus berbuat apa, dia hanya bisa takjub melihat pemandangan didepan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doni hanya diam terpaku tak tau harus berbuat apa, dia hanya bisa takjub melihat pemandangan didepan matanya. Selama ini dia hanya bisa mencuri-curi pandang untuk melihat belahan dada yang selalu terbungkus seragam kini terpampang tanpa sehelai kain pun yang menutupi, ia dapat melihat dengan jelas kedua ujung buah dada Sarah yang sebelumnya hanya ada dalam bayangannya saja.

Dengan jari telunjuknya yang lentik, Sarah memberikan kode kepada Doni untuk mendekat. Seolah seperti terhipnotis, Doni melangkah menuruti isyarat Sarah. Kini Doni sudah berada tepat dihadapan Sarah, dengan lembut Sarah menuntun kedua tangan Doni untuk membelai kedua buah dadanya. Dituntun oleh naluri kelelakian nya, kedua tangan Doni secara otomatis mulai meremas kedua buah dada itu dengan lembut.

Terdengar desahan manja mulai keluar dari bibir Sarah yang membuat Doni semakin bernafsu untuk menjelajahi setiap centi buah dada Sarah. Desahan Sarah kian menjadi-jadi ketika jari-jari Doni memilin-milin puting susu nya, seolah tak mau kalah, tangan kiri Sarah mulai mengusap-usap pangkal paha Doni sementara tangan kanannya mulai melingkar di belakang leher Doni dan menarik nya agar mendekat ke arahnya. Entah siapa yang memulai, keduanya mulai berciuman dengan lembut. Tapi lama-kelamaan ciuman itu berubah menjadi liar, bibir mereka saling menghisap dan lidah saling mengait.

Setelah cukup lama bibir mereka bercumbu, Doni mulai mengalihkan target sasaran ke arah leher Sarah. Dengan lincah lidah nya menyapu setiap centi leher Sarah yang jenjang, sementara bibirnya menghisap-hisap meninggalkan kissmark yang mulai memenuhi leher sarah yang membuat Sarah mendesah tidak karuan. Setelah dirasa cukup, Sarah mulai membimbing kepala Doni untuk memuaskan area selanjutnya. Dengan lembut Sarah menyodorkan buah dadanya untuk menjadi area bermain yang baru bagi mulut Doni, sembari tangannya melucuti semua pakaian yang menempel ditubuh Doni.

Jalan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang