Tepat pukul 23.00, Mr. Kim Hyun Woo akhirnya sampai di kediaman Jae Sung. Semua orang berkumpul kembali di ruang tamu.
Sedangkan para pengawal yang datang bersama pimpinan The Star Group tersebut langsung berpencar ke posisi masing-masing untuk berjaga.
Setelah mendengar semua laporan, Mr. Kim Hyun Woo memutuskan agar mereka tinggal bersama untuk memudahkan pengawasan dan keamanan.
“Apa maksudnya tinggal bersama?” tanya Min-Ho menatap serius.
“Kami memiliki villa di suatu tempat. Daerah itu cocok untuk syuting projek kita, sekaligus memudahkan kami menjaga kalian semua karena berada di daerah yang sama,” jelas Seo Joon, asisten Mr. Kim Hyun Woo.
“Maaf sebelumnya. Menyembunyikan diri memang hal yang patut dicoba tapi untuk berapa lama? Mengingat, kejadian ini bukanlah sesuatu yang mudah diselesaikan dalam hitungan hari,” sanggah Min-Ho.
“Selama kontrak kerjasama kita berlaku mungkin tidak masalah. Namun jika projek sudah selesai, dan masalah ini masih belum diselesaikan, apa yang akan terjadi pada kami?” lanjut Min-Ho.
“Prioritas utama kami saat ini adalah keselamatan member dan Nona. Karena itu, kami mengusulkan hal tersebut. Mengenai masalah ini, kami akan berusaha menyelesaikannya sebelum kontrak kerjasama kita berakhir. Dengan begitu, kita bisa kembali dengan perasaan aman dan nyaman,” jelas Seo Joon.
“Bagaimana kalian menyelesaikannya? Apa kalian menemukan petunjuk?” Lucy menatap Seo Joon lalu beralih ke Mr. Kim yang juga tengah menatapnya.
“Itu bukanlah hal yang perlu Anda ketahui!” jawab Mr. Kim menatap serius.
Lucy menaikkan sebelah alisnya, “Masalah Anda hampir melukai saya dan kedua adik saya. Bagaimana bisa Anda bersikap seperti itu?”
Lucy dan Mr. Kim saling memberi tatapan serius hampir tajam. Namun keduanya tampak berusaha mengendalikan diri agar tidak terpancing emosi.
“Aku harus memastikan jika aku mempertaruhkan nyawa di tangan yang tepat,” pungkas Lucy.
“Anda tidak akan menyesal. Akan ku pastikan, tidak ada satu orang pun yang bisa menyentuhmu,” ucap Mr. Kim.
“Berapa lama?” tanya Lucy.
“Dua Minggu,” jawab Mr. Kim.
Lucy menyeringai, “Percaya diri sekali. Jika kalian bisa menyelesaikannya dalam dua pekan, kenapa mereka bisa bertindak sejauh ini sampai sekarang?”
“Karena sekarang kami memiliki senjata ampuh untuk melumpuhkan mereka,” jawab Mr. Kim tersenyum angkuh.
“Benarkah?” Lucy menaikkan sebelah alisnya. “Apa itu?” lanjutnya.
“Kau akan tahu nanti,” pungkas Mr. Kim.
“Kita akan berangkat empat hari lagi. Jadi persiapkan diri kalian!” lanjutnya.
“Sambil menunggu, kalian bisa tinggal di salah satu rumah milikku. Lokasinya masih di sekitar sini, bagaimana?” ucap Jae Sung memberi penawaran.
“Tidak perlu. Kami akan tinggal di rumah sampai waktu keberangkatan,” jawab Lucy.
“Ba-baiklah kalau begitu," jawab Jae Sung sedikit kecewa.
“Selain masalah ini, kami juga harus menyampaikan sesuatu. Besok malam, The Star Group mengadakan pesta ulang tahun perusahaan dan semuanya diundang. Kami harap Nona berkenan hadir dalam acara tersebut,” jelas Seo Joon.
Lucy seketika mengerutkan kening, “Apa kau serius? Pesta dalam situasi seperti ini, apa kau gila?”
Semua orang juga berpendapat yang sama dengan Lucy. Baru beberapa menit lalu mereka merencanakan untuk menyembunyikan diri. Tapi sekarang, perusahaan malah mengadakan pesta yang justru bisa saja menjadi kesempatan bagi musuh untuk melancarkan aksinya lagi.
Namun, sepertinya kekhawatiran tersebut tidak dipikirkan oleh Mr. Kim. Dia justru bersikeras untuk mengadakan pesta.
“Hal ini bisa menjadi kamuflase bagi perusahaan bahwa kami baik-baik saja dan semua ancaman yang terus berdatangan dapat diatasi dengan baik,” jelas Mr. Kim.
“Sistem keamanannya?” Min-Ho juga ikut menimpali.
“Semua tamu yang datang akan diperiksa sebelum masuk. Hanya mereka yang datanya terverifikasi yang bisa masuk ke pesta. Tentu, banyak hal lain yang kami siapkan agar acara berlangsung dengan aman bagi semua orang,” jelas Seo Joon.
Semua orang saling memandang teman di sebelahnya. Kurang lebih mereka memikirkan hal yang sama terkait keamanan dan apakah mereka benar-benar bisa mengadakan acara besar tersebut.
“Tidak perlu khawatir. Kami tahu apa yang kami lakukan!” pungkas Mr. Kim Hyun Woo bersandar di sofa. Terlihat begitu santai tanpa terbebani apapun.
Setelah diskusi selesai, Lucy dan team Kai pamit bersamaan. Sedangkan member The Force memutuskan untuk menginap dengan lingkungan rumah yang dijaga oleh team Minji. Kemudian, Tuan Kim juga pamit kembali ke rumahnya.
Lucy dan Min-Ho kembali ke ruangan masing-masing. Novelis tersebut terlihat menyentuh bagian belakang telinganya dan suara seseorang pun dapat didengar secara tiba-tiba.
“Apa itu tadi?” tanya Lucy dengan tatapan serius. Dia berdiri menatap keluar jendela usai meletakkan tas di atas ranjang.
“....”
“Benarkah? Tidak mungkin. Apa alasannya?”
“....”
“Terus awasi dan jangan sampai dia terluka. Kau mengerti!”
“....”
“Jangan melewati batasanmu. Dia tidak ada hubungannya dengan hal ini. Jadi, jangan lakukan itu!”
“....”
Komunikasi pun terputus. Wajah Lucy berubah semakin seram dengan tatapan tajam dan mengintimidasi. Ada beberapa informasi yang benar-benar di luar nalar.
![](https://img.wattpad.com/cover/377702455-288-k335276.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucy-Renne [TERBIT]
RomanceUDAH BISA PO, cek Instagram @tarian_delusi untuk informasi selengkapnya. . Lucy Amara seorang novelis terkenal di asia dan Eropa. Dia kembali ke negara dimana masa lalunya terkubur begitu saja tanpa ada penyelesaian. Semesta mempertemukannya kembali...