28. HUJAN DIBULAN JULI

14 3 1
                                    

28. Hujan Dibulan Juli.

***

Suara gemericik air mengawali pagi keempat gadis, yang masih bergelut dengan selimut tebal pink milik Vio.

Ara sedikit mengucek kedua matanya pelan, dan mendudukkan dirinya. Ia melirik pada ketiga sahabatnya yang masih terlelap. Ara tersenyum simpul, kehadiran mereka bertiga sangat disyukuri oleh dirinya, disaat dunianya hancur, mereka selalu ada menemani setelah ibunya.

"Bangun gays, udah siang ih!" Seru Ara menggoyangkan badan Vio pelan. posisi Ara ada ditengah-tengah Vana dan Vio, sedangkan Alana disamping Vio bagian kanan.

Vana yang mendengar suara Ara membuka matanya pelan.

"Selamat pagi Ra," sapa Vana pelan.

Ara menoleh dan tersenyum singkat. "Pagi juga Vana, gimana tidurnya, ketemu nggak sama gebetannya dialam mimpi?" Ara terkekeh singkat melihat ekspresi Vana yang berubah masam.

"Apaan sih Ra, ini nih alasan gue nggak mau cerita, diledekin mulu!" Dengus Vana.

"Hehe bercanda kok, nggak boleh ngambek, masih pagi."

"Diluar lagi hujan ya?"

"Kayaknya sih iya, dari suaranya kayak deres banget nggak sih?"

Vana mengangguk singkat.

"Pagi sahabat-sahabatku yang cantik jelita." Alana berdiri dari posisinya dan memberi kecupan singkat pada pucuk kepala Ara dan Vana.

"Spontan banget Lan, kaget gue," celetuk Vana.

"Masa sih? Kecupan singkat dipagi hari itu adalah awal kegiatan yang bermanfaat untuk otak."

"Ngaur!"

"Lo nggak percaya Van? Parah banget, lo kan lebih pinter dari gue, kok nggak tau teori ini sih?"

"Sejak kapan ada teori kayak gitu?"

Alana terdiam sejenak. "Nggak tau juga sih, tapi mulai sekarang teori itu ada."

"Suka-suka lo Lan!"

Ara hanya terkekeh melihat pemandangan yang tidak asing itu, ia melirik pada Vio yang masih tidur. Belum ada pergerakan yang ditunjukan gadis dengan piyama winnie the pooh itu.

"Sebenarnya Vio ini manusia apa kebo ya? Kok nggak keganggu sedikitpun," seru Alana.

"Lo juga gitu kali, kebetulan aja bangun pagi," timpal Vana gemes.

"Gue denger tadi malam Vio telponan sama orang, mungkin Raja." Ara memang sempat terbangun mendengar ocehan Vio, namun ia tidak ingin mengganggu dan melanjutkan tidur.

"Wah parah banget ni kebo, giliran sleep call tahan sampe tengah malam, giliran belajar nggak sampe lima menit udah tumbang."

"Kalau orang dimabuk cinta emang gitu."

"Cinta beda agama juga!"

"Gue denger ya Lan!" Secara tiba-tiba Vio bangkit dari alam mimpinya dan menatap horor Alana yang sedang bersembunyi dibelakang Ara.

ALKENANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang