2

8.2K 29 2
                                    

Berduaan dengan Greta adalah hal yang  sangat-sangat di waspadai boy.

"Greta.. tangan Lo"peringat boy.
Dari tadi tangan Greta sudah kemana-mana. Entah itu di lengannya, di pipinya dan di pahanya.

"Kalau Lo ga mau diem gw turunin Lo disini"ancamnya

"Emang tega?"

"Kenapa nggak"

"Kamu beneran ga mau jadi pacar aku?"

"Ga"

"Kenapa? Aku kurang cantik?"

Boy diam. Dia malas dengan Greta jika sudah membahas hal ini.

"Beneran karna aku kurang cantik?" Tanya Greta kaget. Dia menyimpulkan itu karna Boy diam saja.

"Sumpah? Aku kurang cantik? Kamu ga buram kan? Di kantor aja ga ada loh yang lebih cantik dari aku. Coba tanya sama anak-anak kantor. Tanya siapa yang paling cantik disana. Mereka jawabnya aku loh. Aku" Boy mendengus menatap sekilas Greta yang sudah menghadap kearahnya dengan muka dramatis-nya

"Lo cantik"

"Trus kenapa ga mau sama aku?" Hanya helaan nafas yang keluar dari mulut Boy.

"Turun. Kita sudah sampai"suruh boy yang sudah memarkirkan mobilnya di khusus petinggi.

"Kamu belum jawab aku"

Boy tidak menggubris dia turun meninggalkan Greta yang sudah misuh-misuh meminta penjelasan.

"Liat aja aku bakal deketin kamu dengan cara apapun sampai kamu sendiri yang berlekuk lutut didepan aku" matanya memicing menatap Boy yang sudah tidak terlihat

🔺🔺🔺 

"Kenapa muka Lo gitu?" Tanya Rian selaku sekretarisnya.

"Greta lagi?"tebak Rian yang di angguki Boy

"Tumben. Biasanya Lo biasa aja. Kenapa sekarang Lo kayak frustasi banget. Bahkan meeting tadi Lo sama sekali ga fokus"

"Jangan banyak tanya. Lo mau gaji Lo gw potong?"

"Eh eh nggak boss. Serem banget ngancemnya gaji"

"Mending bikinkan gw kopi. Kepala gw pusing"

"Siappp"

Saat akan mengantarkan kopi pesanan bosnya Greta sudah menghadangnya. Karna meja Greta memang di lewati jika ingin ke pantry kantor lantai itu.

"Buat boy ya yan?"tanya Greta

"Iya. Lo apain lagi sih si bos. Kasian tau mukanya kek orang frustasi gitu"

"Ga gw apa-apain. Gw cuman nembak aja eh ga di terima " sedih Greta

"Hahaha kasian" Greta menatap sinis  Rian.

"Mending Lo yang anter kopinya nih. Lo goda sampai birahi tuh curuk"  Rian menyerahkan secangkir kopi yang ada di tangannya ke Greta dengan tertawa. Dia sudah membayangkan bagaimana ekspresi sahabatnya itu.

Menurut Rian, Boy itu cuman jual mahal. Dia tau sahabatnya itu juga menyukai Greta tapi entah alasannya apa dia bersikap acuh seperti itu. cuman boy yang tau.

"Lo emang pengertian. Gw ke ruangannya dulu" pamit Greta

"Fighting Greta. Semoga berhasil"

Saat sampai di depan ruangan boy, Greta masuk setelah mendapat jawaban dari dalam.

"Nih kopinya aku yang bawain. Rian tadi kebelet jadi minta tolong ke aku" ucap Greta berbohong.

Awalnya boy ingin protes tapi dia urungkan karna Greta sudah menjelaskannya lebih dulu.

"Terima kasih. Kamu boleh keluar"

Greta tidak beranjak dari sana. Malahan dia berjalan melewati meja kebesaran Boy dan berdiri disamping cowok itu.

Boy mendongak menatap heran Greta. Dan hal selanjutnya membuat Boy membelalakkan matanya.  Greta menarik kursi Boy mundur dan kemudian duduk di pahanya dengan tangan yang  melingkar disekitar leher Boy.

"Lo ngapain?" Tanya Boy menatap tajam Greta yang di balas dengan senyum manis di bibir gadis cantik itu.



BigBoy [21++] On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang