8

1.7K 7 0
                                    

"minum air anget dulu" Boy membantu Greta untuk minum.

"Mama udah pulang?" Tanya Greta lemah.

"Belum"

Greta dengan lemah meraih ponselnya di atas Nakas hendak menelfon sang bunda tapi di tahan Boy.

"Mereka nggak pulang. Katanya tinggal beberapa hari di sana"
Greta cemberut menutup wajahnya dengan selimut.

"Gw yang jaga Lo" secepat kilat Greta membuka selimut menatap binar Boy.

"Bener?" Boy mengangguk. Tangannya kembali mengusap peluh di dahi Greta.

"Masih sakit perutnya?"

"Masih boy"keluh manja Greta menarik tangan boy ke perutnya meminta mengusap-usapnya.

"Setiap bulan kek gini?" Tanya Boy mengusap pelan perut Greta yang di lapisi piyama tipis.

"Iya. Kamu nginep kan?" Boy menggeleng.

"Trus aku sendiri gitu?"

"Gw temenin sampai Lo tidur"

"Ihh tapi kan aku selalu bangun tengah malam. Aku ga mau sendirian. Pokoknya kamu harus nginep"
Boy menghela nafas. Menarik tangannya dan menatap Greta.

"Kita cuman berdua Gre. Lo ga takut terjadi sesuatu yang membahayakan Lo?"

"Nggak. Justru aku seneng kalau kamu mau ngapa-ngapain aku" Boy sala bicara. Dia lupa siapa Greta sebenarnya. Harusnya disini dia yang takut bukan Greta.

"Lo sebenarnya apa Greta" ucap Boy malas.

"Ck. Berhenti ngomong Boy. Kepalaku ikut pusing sekarang"

"Sini tidur. Ga capek apa duduk terus" Boy melotot. Kenapa gadis ini enteng sekali berbicara. Pikirnya.

"Lo gila?"

"Sini Boy. Aku ga bisa tidur kalau lagi pms. Harus di usap perutnya"

"Gw duduk aja sambil ngusapin. Kalau Lo udah tidur nanti gw ke sofa"

Greta memutar bola matanya. Saat tangan Boy ingin kembali mengusap perut rata Greta. Gadis itu menarik tangan Boy kuat sehingga membuat Boy terbaring tidur di sampingnya.

"Greta" Boy ingin bangkit tapi dengan cepat Greta mengalungkan tangan hingga kakinya ke tubuh Boy. Laki-laki itu tidak bisa bergerak sekarang.

Boy memberontak ingin dilepaskan tapi Greta makin kuat melilit tubuh Boy.

"Diem aja sih Boy. Aku juga ga bakal lepasin kamu"

Boy pasrah. Benar, percuma dia memberontak.
Greta berbalik memunggungi Boy. Meletakkan tangan laki-laki itu di atas perutnya.

"Usapin. Perutku keram lagi" ucap Greta di sertai ringisan.

Boy menurut. Mengusap perut Greta lembut.

Matanya menyusuri tubuh Greta. Dia bingung apa yang dia lakukan sekarang. Kenapa dia melakukan ini. Padahal dia sudah berniat untuk sedikit menghindari gadis yang terbaring di depannya.

"Boy"panggil Greta

"Hm"

"Aku cinta sama kamu" lagi-lagi kata itu.

"Hm"

"Kamu ga ada niat balas perasaan aku? Sebentar aja aku gapp kok"

"Hm"

Greta membalikkan tubuhnya menatap Boy dengan mata sayunya. Tangannya kembali melingkar pada pinggang Boy. Sedangkan tangan laki-laki itu kembali mengusap perut Greta. Walaupun posisinya cukup menyulitkan.

"Kamu beneran ga suka sama aku?" Boy tidak menjawab. Matanya menatap kedua mata Greta tangannya sama sekali tidak berhenti.

"Padahal kita udah beberapa kali ciuman. Apa ga ada rasa sama sekali kalau Deket aku?"

"Apa kamu suka Vita?" Boy mengernyit bingung.

Greta memejamkan matanya. Menenggelamkan seluruh wajahnya pada leher Boy.

"Aku sering liat kamu berdua sama dia. Pernah juga aku ngeliat kamu makan bareng sama dia. Kamu juga selalu senyum kalau di Deket Vita tapi kalau Deket aku nggak. Apa kamu sukanya dia?. Kalau iya kamu tinggal bilang. aku bakal mundur. Aku ga bakal maksa kamu kalau kamu sukanya sama Vita ataupun cewek lain. Walaupun aku bakal tersiksa banget nantinya senggaknya kamu bilang yaa"

Setelah itu tidak ada suara lagi. Greta tertidur terdengar dengkuran halus di leher Boy. Sedangkan Boy hanya mendengarkan. Hatinya sedikit risih saat mendengar ungkapan Greta. Tapi Boy cepat menepis semua yang ada di pikirannya. Mungkin Greta hanya melantur terbukti setelah itu dia tertidur.


BigBoy [21++] On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang