Chapter - 05 (JJ)

136 27 2
                                    

Akibat dari aksi  akting dadakan itu, penampilan mereka berdua agak berantakan. Ulah Jaemin juga sebenarnya, dia nangis bombai sampai membasahi kemeja Jeno. Padahal Jeno mendekat bermaksud menenangkannya, Jaemin malah memeluk Jeno erat.

Berakhir mereka tetap melanjutkan tujuan awal dengan mata Jaemin yang sembab. Jeno sempat ingin menunda rapat ini, tapi Jaemin memaksa untuk lanjut, dengan alasan dalam waktu dekat dia akan sangat sibuk.

Selesai rapat Jaemin keluar lebih dulu sembari sibuk membenahi tatanan rambutnya. Langkahnya terhenti melihat sosok familiar di hadapannya. Senyum Jaemin mengembang bermaksud sopan saja dengan rivalnya ini, tapi perempuan dihadapannya malah menatap dirinya tidak bersahabat, bingung lah Jaemin.

Dia belum mulai memanas-manasi, masa sudah dimusuhi sih, kan tidak seru.

"Kamu ke sini, Sunghoon mana?" Suara Jeno terdengar dibelakangnya. Jaemin menyingkir bermaksud memberikan jalan untuk Jeno, soalnya dia berdiri di tengah-tengah pintu.

"Di ruangan mu." Jawab Annelise rada enggan. Matanya terus menatap Jeno asat.

"Duluan saja ke ruangan, aku menyusul sebentar lagi."

"Hm." Annelise melirik Jaemin sebentar sebelum pergi dari sana.

Jeno menoleh ke Jaemin setelah Annelise pergi. "Kamu langsung pulang ke rumah? Sebaiknya kamu istirahat dulu hari ini, Jaem."

"Kenapa memangnya? Aku agak sibuk sebenarnya."

Jeno bingung juga menjelaskannya. Tapi kondisi Jaemin tu dia rasa agak mengkhawatirkan. "Ya, istirahat."

"Oh, aku mengerti." Jaemin ngangguk-nganguk sok paham. "Kamu jangan terlalu perhatian begitu, Jen, bahaya."

"Bahaya kenapa?" Melihat ekspresi Jaemin yang berubah serius, Jeno jadi takut.

"Intinya kamu jangan terlalu perhatian sama orang. Takutnya orang yang kamu kasih perhatian salah sangka. Memangnya kamu mau tanggung jawab?"

~•~

Sampai kembali ke ruangannya Jeno masih berpikir maksud ucapan Jaemin. Selama ini dia bersikap begitu, tidak ada orang yang datang meminta pertanggungjawaban sama dia. Perhatian yang dia berikan juga masih dalam batas wajar kok, tidak sebahaya ucapan Jaemin tadi.

"Kamu mikirin apa, Jen? Makananmu hanya di aduk begitu." Tegur Annelise.

"Tidak ada kok. Aku belum terlalu lapar saja."

"Benarkah? Atau Daddy sakit?" Sunghoon menatap daddynya itu serius.

Tangan Annelise terjulur mendarat di kening Jeno. "Tidak panas. Atau kamu hanya pusing saja?"

"Tidak kok, aku tidak apa-apa. Ayo kalian makan lagi, jangan khawatir begitu." Kata Jeno yakin.

"Kalau ada apa-apa cerita ya, Jen, jangan dipendam sendiri."

"Iya, Sayang."

Melihat wajah ceria daddynya, sepertinya memang tidak terjadi apa-apa. Sunghoon lanjut makan dengan tenang.

~•~

"Ini memang tidak direncanakan. Tapi Annelise tadi berpikir yang iya-iya tidak ya?"

Sepanjang perjalanan pulang Jaemin jadi banyak pikiran. Annelise memang tahu siapa dia, sebelumnya dia sok ramah di hadapan Jeno, tapi tadi kok tidak?

Your Husband is The Father Of My Child.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang