bab 45

3K 424 16
                                    


"CHAN!!"

   Mereka semua terkejut, baru kali ini mendengar Renjun yang berteriak begitu kencang, bahkan Chanyeol yang tengah bersantai sembari meminum kopi jadi tersedak.

  Bahkan Jisung yang sedang beristirahat di dalam kamarnya langsung keluar dan melihat dari atas tangga.

"Haechan, jangan jail" Jaemin berkacak pinggang melihat Haechan yang sedang menjaili Renjun.

"Ma pha" lirih Renjun bahkan mata anak itu sudah berkaca kaca sembari memegang gelas minum bekas Mark di tangannya.

"Injun, hyung minta gelasnya ya, sini, injun anak baik kan, kita belajar lagi yuk sama hyung hm" Mark berusaha membujuk adiknya itu agar melepaskan gelas di genggaman nya.

  Sedangkan sang pelaku sedang bersembunyi di belakang tubuh Jeno.

Pyaar...

   Mereka semua terdiam, menatap gelas yang sudah pecah di lantai karena Renjun yang tiba-tiba melempar gelas tersebut.

   Beruntung Jeno yang sedang menjadi benteng tiba-tiba Haechan berhasil menghindar.

  Chanyeol bahkan Wendy langsung berlari menuju anak anaknya berkumpul.

"Astaga ada apa ini" Chanyeol langsung menghampiri Mark yang sudah memeluk Renjun dengan erat.

"Sayangnya papa, tenang ya" Chanyeol mendekap putranya, berusaha membuat Renjun sedikit tenang.

"Mark ada apa sebenarnya sampai Renjun seperti ini?" Ujarnya melirik ke arah putra sulungnya yang masih terdiam.

"Haechan menyembunyikan semua cat lukis yang tadi kita beli" jelasnya membuat Chanyeol hanya bisa memejamkan matanya mendengar itu semua.

"Mangkanya jangan jail" Jeno sedikit menyentil dahi Haechan sebelum merebut paperbag yang berisi perlengkapan Renjun untuk melukis.

"Haechan! Sini kamu" Wendy langsung menarik telinga anaknya itu.

"Uang jajan kamu mama potong sebagai hukuman" ujarnya setelah melepaskan jewerannya.

  Haechan sendiri tengah mengusap ngusap telinganya yang baru saja menjadi korban keganasan tangan mamanya.

"Haechan hyung kalau gak jail demam nanti" Jisung hanya tertawa, tadinya dirinya ingin istirahat tapi setelah melihat kegaduhan di bawah membuat nya mai tidak mau untuk turun.

  Chanyeol membawa putranya untuk duduk di bawah dengan Renjun yang masih sesenggukan sembari bersandar di dada papanya.

"Pa nakal hiks" lirihnya, Chanyeol hanya menunggu putranya tenang terlebih dahulu.

"Iya, Echan nakal ya udah buat injun nangis, injun anak pintar kan" Chanyeol memperhatikan putranya yang matanya sudah sembab.

"Jun hiks pintal papa" ujarnya.

"Kalau injun pintar, no lempar lempar barang hm, bahaya sayang, liat tadi Nono hampir kena kan? Apa kata papa nak" guman Chanyeol sedangkan Renjun sudah menatap matanya.

"No lempal lempal, jun pintal papa" ujarnya membuat Chanyeol tersenyum.

"Minta maaf ya sama Nono" Chanyeol mengelus rambut putranya dengan pelan.

"Eno maaf " Renjun menatap Jeno dengan mata sembabnya membuat Jeno tersenyum dan langsung menghampiri Renjun yang masih berada di pangkuan papanya.

"Coba panggil jeno J E N O, jangan Eno, baru nanti Jeno maafin" Jeno menunggu Renjun mengikuti perkataan nya.

"Eemm Jeno papa" Renjun menatap papanya yang mengangguk.

"Yaudah sekarang main lukis lukisan lagi" ujar Chanyeol namun Renjun sudah tidak mood untuk corat coret warna.

  Renjun mengambil buku dan menunjukkan pada papanya.

"Oke injun belajar membaca lagi sama Mark hyung ya" Chanyeol menyerahkan buku panduan belajar membaca pada putra sulungnya dan langsung memindahkan Renjun duduk di sebelah anaknya tersebut.

  Beda lagi di dapur, kini terdapat Jisung dan juga Haechan yang sedang menunggu mamanya membuatkan mereka nasi goreng dadakan padahal mereka sudah makan malam kecuali Jisung yang memang tadi sempat tidak ikut turun.

"Haechan hyung kan sudah makan malam, ngapain ikut ikutan sih" Jisung hanya melirik hyungnya tersebut yang sedang asik menscroll sosial media di Hpnya.

"Ya namanya juga laper lagi bontot" ujarnya dengan ketus lalu menatap mamanya yang menyiapkan tiga piring.

"Kok tiga ma?" Haechan menatap bingung piring tersebut.

"Buat Renjun, nanti liat kalian makan dia pasti mau minta juga" Wendy mulai membagi nasi goreng tersebut dan masih ada sisa, siapa tau anak anaknya juga mau.

"Ngapain nih" Haechan langsung duduk di sofa bahkan dirinya sengaja menggeser Jaemin yang sedang rebahan sembari memperhatikan Renjun yang sedang belajar bersama Mark.

"Ngedorongnya biasa aja kali" Jaemin berdecak pelan melihat Haechan yang tampa merasa bersalah dan justru asik memakan nasi goreng tersebut.

  Sedangkan Jisung memilih duduk di bawah bersama Mark dan juga Chenle.

"Coba ini apa bacanya" Mark dengan pelan mengajari Renjun karena dia tau Renjun masih sulit untuk memahami sesuatu.

"B bhunga" Renjun menatap hyungnya seolah bertanya apakah benar.

"Pintarnya adik hyung" Mark kembali mengusak rambut adiknya namun ketika hendak mengajari lagi, Renjun malah fokus pada Jisung di sampingnya yang tengah memakan nasi goreng tersebut.

"Jie minta" Renjun langsung menghampiri Jisung yang kini terdiam.

"Astaga" guman Mark menggelengkan kepalanya menatap Renjun.

"Ini punya injun nak" Wendy menunjuk piring yang dia bawa sehingga Renjun langsung mendekat ke arahnya.

"Mama suapi aja ya biar gak berantakan" ujarnya sedangkan Renjun sudah duduk tenang di depannya.

"Ma Chenle juga mau" Chenle menatap mamanya, dirinya jadi merasa lapar lagi ketika melihat Renjun yang di suapi mamanya.

"Ada di meja makan kalau mau, kalian juga" ujar Wendy, Chenle sudah berlari menuju meja makan untuk mengambil nasi goreng tersebut.

"Gak dulu ma, entar naik lagi berat badan Jeno, sia sia dong selama ini nge-gym supaya punya badan yang bagus, iya gak Jaem" Jeno melirik Jaemin yang menganggukkan kepalanya.

"Iya deh si paling anak gym" sindir Haechan namun Jeno dan Jaemin tampak tidak perduli.

"Mark, kamu gak mau juga?" Wendy memperhatikan anak sulungnya yang kini tengah membereskan peralatan belajar Renjun.

"Nanti aja ma, kalau lapar aku ambil sendiri, masih kenyang soalnya" ujarnya pelan.

"Oiya Chenle Jisung, papa sudah mendapatkan sekolah baru untuk kalian semua, besok kita kesana sehingga senin depan kalian sudah bisa Sekolah, takut ketinggalan pelajaran terlalu jauh" ujar Chanyeol tiba tiba membuat mereka kini langsung menatap ke arah Chenle dan Jisung.

"Adaptasi lagi pa?" Jisung yang introvert sangat malas jika harus beradaptasi di lingkungan baru.

"Ya gak apa apa lah jie, dari pada ketemu sama setan satu itu" Chenle justru sangat senang dan tidak sabar untuk sekolah lagi.

"Ngikut aja udah" ujarnya pasrah membuat mereka semua tertawa menatap wajah Jisung yang terlihat tertekan.

"Ini profil dan gambar sekolah nya" Chanyeol memberikan tab miliknya, dirinya memang sempat mencarinya lewat web dan juga mendengarkan rekomendasi dari rekan rekannya saat rapat tadi.

"Bagus banget foto fotonya, lapangan basketnya juga luas, ada berbagai ekstra kulikuler juga yang bisa di pilih, ada dance loh jie" gumam Chenle bahkan dirinya langsung menyingkirkan piringnya.

  Renjun yang penasaran ikut menatap tab tersebut dengan bingung.

"Jun pa?" Renjun menatap papanya.

"Renjun sekolah di rumah aja sama mama ya nak" ujarnya pelan namun Renjun yang masih tidak mengerti hanya mengangguk saja.

"Kalau pengen lebih jelas ya besok kita kesana" Chanyeol mengambil kembali tab nya.











   Ayo jangan lupa vote sama komen oke

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang