1. Program Lancar (Viola-Rani)

25.6K 51 0
                                    

DI sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA), terdapat geng berisi gadis populer yang beranggotakan Rani, Kiara, dan Viola. Bukan tanpa alasan mengapa mereka bertiga bisa populer. Rani merupakan Ketua OSIS yang terkenal ketika serah terima jabatan kemarin, sedangkan Kiara merupakan ketua ekstrakulikuler Cheerleader. Selain itu, tubuh mereka bertiga yang sama-sama seksi dan aduhai membuat para mata selalu memandang mereka setidaknya dua kali.

"Rani, udah kerjain PR Matematika belum?" tanya Viola begitu Rani masuk ke dalam kelas.

Rani terkekeh gemas melihat wajah memelas salah satu teman terdekatnya. "Udah dong, Viola mau lihat?" tanyanya.

"Mauu," seru Viola semangat.

"Nih. Kenapa belum kerjain?" tanya Rani heran. Pasalnya, walau sedikit lemot dan polos, Viola masih sangat rajin dalam mengerjakan tugasnya.

Viola terlihat diam sebentar, kemudian menggeleng. "Gak ada apa-apa. Viola cuma ketiduran aja," jawabnya.

Tanpa curiga, Rani mengangguk. "Oke, cepetan dikerjain. Sebentar lagi bel masuk bunyi loh," ucapnya yang segera diangguki oleh Viola.

Tidak lama kemudian, Kiara datang bersama dengan kekasihnya, Marco. Mereka sudah berpacaran sejak SMP, dan yang Rani tahu, mereka sudah berhubungan terlalu jauh dan dia hanya mampu geleng-geleng kepala ketika mendengarnya. Beruntung, Viola yang polos tidak mengetahui hal itu.

"Viola, kamu baru kerjain PR?" tanya Kiara sambil duduk di kursinya yang dekat dengan meja sahabat-sahabatnya. Di sekolah ini, mereka memang diwajibkan untuk duduk sendirian.

"Iya, Viola semalam ketiduran," keluh Viola sambil mengerjakan tugasnya dengan cepat. Kali ini, Viola seratus persen menggunakan teknik copy dan paste karena jam masuk kelas tinggal 10 menit lagi.

"Mangkanya, punya pacar dong Viola. Aku aja semalam kerjain PR berdua sama Marco, walaupun habis itu lakuin yang enak enak sih," ujar Kiara sambil terkikik geli sendiri.

"Enak enak? Emang ngapain itu?" tanya Viola heran, namun tidak menghentikan gerakan tangannya yang sibuk menyalin.

Rani sontak melotot pada Kiara, mencegah temannya mengotori pikiran polos Viola. "Maksud Kiara, dia dan Marco habis makan enak," ralatnya.

Viola sontak berdecih, "Makan enak mah Viola juga bisa," cibirnya.

Tapi sayangnya, wajah menyebalkan Viola tidak bertahan lama karena guru mereka datang. Viola menghela napas, mengetahui kalau sebentar lagi akan di hukum.

"Semangat Vio," ucap Rani yang terpaksa mengambil buku tulisnya kembali.

"Ayo, PR minggu kemarin dikumpulkan ke depan ya. Sesuai janji Ibu kemarin, yang belum mengerjakan silahkan merapihkan kursi di gudang,"  ujar Annisa, seorang mahasiswa yang sedang magang di sekolah tersebut.

Ternyata setelah buku tulis itu di hitung, yang tidak mengerjakan tugas hanya Viola seorang. Dengan bibir cemberut dan mata berkaca-kaca, Viola terpaksa maju ke depan.

"Bu Annisa, masa Viola beresin gudang sendirian," keluhnya pelan.

Annisa menggelengkan kepala pelan, menyadari bahwa yang kena hukuman kali ini adalah salah satu anak didiknya yang polos dan takutan. "Tenang aja, Viola. Ibu udah minta tolong Pak Bejo untuk awasin murid yang di hukum. Sekarang bawa buku tulismu, kita ke gudang bareng-bareng," ujarnya.

Secepat itu juga, Viola mengembalikan senyumannya setelah mengetahui bahwa dia tidak sendirian di gudang menyeramkan itu. "Oke, Bu!"

"Baik, tunggu sebentar ya, teman-teman. Ibu antar Viola ke gudang dulu," ucap Annisa sambil memberi isyarat pada Viola untuk mengikuti langkahnya.

Bunga SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang