S1 | 7. Perb*d*kan di Sekolah (Kiara-Annisa)

5.5K 31 0
                                    

HARI perlombaan telah tiba. Ekstrakurikuler basket dan cheers sama-sama sudah memasuki bis yang di sewa pihak sekolah. Tidak tanggung-tanggung, sekolah menyewa bis double decker atau bis bertingkat. Lantai 1 diperuntukkan untuk para murid, sedangkan lantai 2 dikhususkan untuk para guru dengan fasilitas sleeper berisi 4 kursi. Terlihat sungguh ekstra, namun sekolah rela menyewa bis mahal karena lomba diadakan di luar kota yang lumayan jauh dari kota mereka sekarang.

Perjalanan sudah di mulai. Kiara duduk di bawah bersama teman-teman, sibuk tertawa mengamati anggota basket yang sibuk berkaraoke ria. Marco bahkan sibuk berjoget di depan sana bersama teman-temannya.

"Habis ini pasti pada tidur karena kecapekan," tutur Sofie yang duduk di sebelahnya.

Ting!

Menyadari adanya notifikasi di ponselnya, Kiara mengeceknya dan melotot begitu membaca pesan itu.

Pak Yuda WaKepSek: Sini, cantik. Bapak kesepian di atas. Kalau kamu gak mau ke atas, saya sebarin foto bugil kamu!

"Gue ke toilet dulu ya, mules," ucap Kiara yang langsung berjalan cepat ke belakang bus untuk menaiki tangga.

Sofie awalnya mengangguk, namun kemudian mengerutkan keningnya bingung. "Emangnya bisa boker di Bus ya?"

🥀🥀🥀

LANGKAH kaki Kiara sedikit gemetar ketika menaiki tangga. Di lantai 2, terdapat 4 kursi sleeper yang memiliki tirai sehingga tidak bisa melihat ke dalam. Akan tetapi, Kiara bisa mengetahui tempat duduk milik Pak Yuda karena terdapat nama beliau di depan kursi. Menariknya, ada nama Bu Annisa disana sehingga dia mengetahui kalau bukan hanya dia di dalam bus ini.

Bruk!

"Ah!" pekik Kiara pelan ketika tangannya langsung di tarik ke dalam dan jatuh ke dalam pelukan tubuh besar Pak Yuda.

"Sini, sayang, sama Bapak," bisik Pak Yuda sensual. Tangan bejatnya secara aktif langsung meraba tubuh Kiara yang terbalut seragam.

"Ummhh," lenguh Kiara yang libido-nya mulai naik. Sejak melakukan hubungan seksual dengan Pak Yuda dan Marco dalam satu hari waktu itu, memang belum ada lagi laki-laki yang menyentuh tubuhnya sehingga tubuhnya lebih sensitif dari biasanya.

"Kamu udah kangen saya, hm? Baru dipegang dikit aja udah keenakan gini?" tanya Pak Yuda yang membuat Kiara tersadar akan segalanya. Kalau teman-temannya—terlebih Marco—mengetahui dirinya ada disini, tamatlah riwayatnya.

"Aahh, cepetin aja Pak... sayah harus kembali ke bawahh," tutur Kiara sebelum bangkit dari posisi tidurnya dan melepaskan celana Pak Yuda. Disana, penis pria paruh baya itu sudah tegang. Entah karena meminum obat, atau sudah membayangkan hal mesum sejak melihatnya.

"Saya sudah bayangin bakal ngentot disini sama kamu," ucap Pak Yuda tanpa ditanya.

Pipi Kiara memerah. Untuk menyembunyikannya, perempuan itu langsung mengulum penis Pak Yuda dengan beringas. Dengan lihai, lidah Kiara menjilati penis Pak Yuda sambil mengemutnya perlahan. Tidak hanya itu, Kiara juga menggerakkan kepalanya maju dan mundur seakan penis itu sedang bersetubuh dengan mulutnya.

"Oohh, pintar sekali kamu," puji Pak Yuda pelan.

Pak Yuda meraih rambut Kiara, mengumpulkannya dalam satu genggaman agar ia bisa melihat wajah Kiara dengan jelas. Dari sini, Kiara terlihat semakin seksi dan menggoda. Mata bulatnya dengan manik coklat yang cerah juga bulu mata lentiknya sangat mengagumkan, apalagi sedang menatapnya penuh sayu.

"Ayo masukin semua kontol saya ke mulut kamu," pinta Pak Yuda, kurang puas karena hanya setengah penisnya saja yang masuk ke dalam bibir mungil remaja muda itu.

Bunga SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang