script 2

91 19 3
                                    

Sinar matahari pagi yang melewati celah celah gorden sedikit mengusik tidur Shani. Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam bola matanya. Menyenderkan punggungnya ke head board sambil sedikit merenggangkan badan tingginya, entah mengapa dipagi ini badan nya terasa sangat pegal seperti ada sesuatu yang menimpa tubuhnya saat ia tidur.

Tanpa menunggu lama lagi ia pun beranjak untuk mandi. Tapi saat ia akan menyibak selimutnya rasanya terasa berat seperti ada yang menindih nya. Saat mengetahui apa yang membuat selimutnya berat Shani tidak dapat menahan senyumnya. Ternyata ada Zee yang sedang tiduran disebelah kakinya.

Tidak ingin mengusik tidur sang putra Shani perlahan mengangkat tubuh anak laki lakinya itu agar berada diposisi yang nyaman. Mengusap rambutnya dengan halus Zee pasti tadi pagi berniat untuk membangunkannya tapi anak itu  ketiduran di kasurnya, sudah beberapa kali kejadian seperti ini.

"Zee ayo bangun, sayang. Katanya hari ini ingin pergi ketaman bersama Sishy?" Shani mencoba membangunkan Zee karena teringat jika pagi ini mereka berdua akan melakukan piknik di taman kota bersama seseorang.

"Eunghhh" Zee sedikit menggeliat karena terusik dengan suara sang daddy.

"Zee, hei nanti Shisy nungguin lhoo" Shani masih tidak menyerah untuk membangunkan Zee.

Zee pun mengerjap ngerjapkan matanya lucu. "Ayo kita mandi. Kita jadikan pergi piknik sama Sishy?"
Zee mengangguk sambil menggosok matanya.

"Oke ayo kita mandi yuk" Zee mengangkat tangannya memberi gestur ingin digendong.

Shani pun menggendong Zee dengan perlahan. "Huaaa sudah besar ternyata anak daddy". Shani pun berjalan menuju kamar mandi kamarnya.

Memang mandi bersama sering kali mereka lakukan apalagi disaat hari libur seperti ini.


.
.
.



"Tampannya cucu Oma" Veranda tersenyum melihat anak dan cucunya menuruni tangga dimana Shani yang menggendong Zee dengan satu tangannya.

Hari ini style mereka berdua terlihat serasi. Shani dan Zee sama sama mengenakan t shirt putih dan blue jeans tidak lupa dengan sneakers putih yang terlihat cocok dipakai daddy dan anak itu.

"Kalian sudah mau berangkat?" Tanya Veranda sambil memasukkan sesuatu kedalam tas kecil bergambar dinosaurus.

"Iya, ma. Ini udah jam setengah sembilan nanti keburu siang takutnya panas" Shani pun berjalan menuju Veranda dan berniat berpamitan.

"Ini untuk cucu Oma yang paling tampan ini" Veranda memberi tas kecil tadi sambil menguyel uyel pipi gembul Zee.

"Oma jangan seperti itu Zee idak suka" Zee sedikit merengek tidak suka. "Baik baik maafkan Oma ya sayang" Veranda terkekeh berhasil membuat Zee sedikit merengek pagi ini.

Meskipun Veranda terlihat begitu keibuan ia terkadang sangat senang menjahili sang cucu sampai merengek menjadi kesenangan tersendiri untuknya.

"Ini apa ma?" Tanya Shani sambil mengintip isi didalam tas.

"Susu kotak buat Zee sama buah potong. Takut nanti Zee rewel ngga mau makan" Veranda memang sangat pengertian mengenai sang cucu. Ia tau terkadang Zee tidak berselera makan berat jika masih pagi seperti ini maka dari itu ia menyiapkan Susu dan buah kesukaan Zee.

"Itu uah elon ya Oma?" Zee tiba tiba bertanya membuat Veranda tidak bisa menahan kegemasan nya.

"Iya, sayang" Mama Shani itu pun mencium pipi Zee.

"Makasih, ma. Kalo gitu kita berangkat dulu"

"Iya hati hati dijalan. Pelan pelan aja Shan kalo nyetir"

Broadcaster - [greshan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang