🌷🌷🌷
Kejadian pagi hari itu, rupanya membuat Barja ketagihan. Ia selalu meminta Erita melayani nafsu birahinya, saat menantunya itu ada di rumah. Tentu saja, saat Erita tidak bersama Bayu, dan dia juga tidak bersama Yana. Legitnya memek Erita membuat nafsunya selalu mudah bangkit.
Erita pun sudah mulai terbiasa melayani ayah sambungnya itu. Sama seperti Barja yang ketagihan memek sempitnya, Erita pun ketagihan kontol Barja yang lebih mampu memporak porandakan memeknya.
"Ke belakang nanti malam, Er,"tulis Barja di chat nya dengan Erita."Iya yah,"
Pukul sepuluh malam. Bayu sudah terlelap karena tubuhnya merasa lelah setelah seharian lembur dengan pekerjaannya. Sementara Yana, juga dengan mudah dibuat lelap oleh Barja, setelah kelelahan melayaninya. Dia bergegas ke ruangan kosong di belakang rumah, yang sudah menjadi kamar yang nyaman setelah ia bersihkan diam-diam.
Disana, sudah menunggu Erita yang berbaring di kasur yang hanya diletakkan di lantai.
"Ayah, lama sekali,"sambut Erita sambil berdiri menyambut Barja yang baru saja mengunci pintu."Iya, kan nunggu mamamu tidur dulu. Sudah tak sabar ya, hm,"
"Iya yah. Pengin dientot sama ayah lagi nih. Sudah gatal memekku,"
"Mana mana. Ayah jilatin dulu memek gatalnya,"kata Barja sambil membuka piyama tidur Erita.
Di dalam piyama, Erita tak memakai pakaian dalam apapun. Sehingga mata Barja langsung disuguhi dua tetek montok dengan puting coklat yang tegak dan memek tembam berbulu tipis.
Barja langsung saja menyusu pada Erita. Perempuan itu menyodorkan susunya untuk lebih dikenyot Barja.
"Isep yah. Yang kenceng,"kata Erita manja.Tangan Erita membawa tangan Barja pada puting satunya. Pria itu memilin lembut puting Erita, memelintirnya, atau meremas daging susunya. Erangan Erita tak putus dari mulutnya. Berganti-ganti Barja menyesap puting Erita sambil menggesekkan kontolnya di memek anak sambungnya itu.
"Ayah, memekku udah agak basah nih. Masukin yah,"
"Nggak dijilat dulu, Er?,"
"Masukin dulu yah. Udah nggak tahan gatalnya,"kata Erita sambil menggerakkan pinggulnya, mencoba menangkap kontol Barja.
"Oke sayang. Ayah masukkan kontol ayah ya. Engghh, enaknya memekmu ini, Er,"
Barja lalu menggenjot memek Erita. Sesekali dilumatnya bibir anak tirinya itu. Erita menekuk kakinya. Dan Barja makin gencar mengaduk lubang hangat Erita. Tiba-tiba Erita menjerit kecil dibarengi memeknya yang mengempot kuat kontol Barja. Erita sampai pada pelepasannya.
Barja membiarkan Erita berbaring miring. Sementara ia kembali memasukkan kontolnya dari belakang Erita. Dipeluknya dan digerayanginya tubuh sintal Erita. Lalu, mulut dan lidahnya mengecup dan mencium lama-lama leher belakang Erita.
Erita tak henti-hentinya merintih. Sementara Barja terus menggempur memek anak tirinya itu dari belakang.
"Ayah, berhenti sebentar. Ayah, aku sampaiii...,"Tubuh Erita meringkuk dalam dekapan Barja. Nafasnya tersengal dan keringat mengucur deras membasahi tubuh sintalnya. Tapi sodokan Barja belum berhenti. Dia ubah posisi Erita menjadi telentang. Dan dengan ganasnya ia genjot kembali lubang memek Erita.