1: Mau jadi pacar gue ga?

131 8 6
                                    

Keesokan harinya pada jam istirahat, Vian makan bersama Dirga, Wildan, Garan, dan Kian.

Dengan uang patungan mereka, 3 kantong plastik kecil gorengan dan 5 porsi nasi ayam bisa dibeli untuk semua.

"Minta sosis dong," ucap Kian sambil makan.

Mereka pun sibuk makan, sambil nonton Wildan sama Garan uwu-uwu-an. Kian seringkali tersedak karena melihat asupan homo sambil makan.

"Kalian ini pacaran ato pentas seni, sih? Diliatin orang tuh," ucap Kian lagi.

"Ga peduli, wlee~" jawab Wildan menjulurkan lidahnya.

Dirga dan Vian hanya tertawa kecil.

Kian merengut.

Vian kembali tertawa kecil, tapi tepukan kecil di bahunya membuatnya menoleh melihat Dirga.

Dirga mengayunkan tangannya kecil menyuruh Vian mendekat. Vian pun mendekatkan kepalanya ke Dirga.

"Lo suka sama gue?" Bisik Dirga. Vian nge-blush.

"Nah kan, mukanya merah," bisik Dirga yakin. Vian makin nge-blush.

"Diemmm," bisik Vian menempelkan jari telunjuknya ke bibir Dirga, Dirga hanya terkekeh kecil.

"Gapapa, gue juga suka sama lo," bisik Dirga pelan memastikan tidak ada orang yang mendengarnya kecuali Vian.

Vian menyikut perut Dirga pelan agar Dirga tidak kesakitan. Dirga hanya tertawa kecil.

Mereka pun lanjut makan sampai makanannya habis semua, tersisa satu tusuk sosis goreng di dalam kantong plastik gorengan.

Mereka terdiam, sama-sama memandangi sosis jomblo yang tergeletak disana. Mereka lalu tertawa.

"Udah, jan malu-malu, dih, itu juga pake uang kita," ujar Kian sambil tertawa.

"Yaudah lo aja yang ambil!" Seru Vian. Kian menggeleng.

"Gamau, gue lagi diet. Nanti gemuk," ucap Kian meledek.

"Diet dari mana, lo makan 5 tusuk tadi sosisnya," seru Vian. Kian hanya menjulurkan lidahnya.

"Yaudah sini gue aja yang ambil," sahut Wildan lalu mengambil sosis tersebut. Mereka kembali tertawa.

"Akhirnya~" seru mereka bersamaan lalu kembali tertawa.

Setelah mereka puas tertawa, akhirnya Wildan pun memakan sosisnya.

"Mau?" Ucap Wildan menawarkan Garan. Karena Garan menggeleng, Wildan lalu kembali memakan sosisnya.

Tapi sebelum Wildan mengunyah sosisnya, Garan dengan cepat menarik dagu Wildan ke arahnya lalu melesakkan lidahnya ke dalam mulut Wildan, mengambil sosis dari dalam mulut Wildan dengan lidahnya.

Garan lalu mengunyah sosisnya dengan santai, seolah tidak melihat Wildan yang salting setengah mati.

"Oww syiiittt meennn," ujar Kian, ia menepuk pahanya beberapa kali.

"Mimpi apa gue semalam, ngeliat asupan kek gini?" Ucap Kian lagi.

"Kejadiannya begitu cepat," celoteh Vian.

Wildan masih salting.

***

"Udah, ngomong aja," ujar Wildan pada Dirga yang gugup.

Ya, Dirga mau nembak Vian.

"Vian?" panggil Dirga ke Vian yang masih mengemas barangnya ke dalam tas.

"Mm?" Jawab Vian singkat tanpa menoleh, lagi sibuk masukin barang.

"Mau jadi pacar gue, ga?" Tanya Dirga frontal. Vian menoleh kaget.

"...Apa?" Tanya Vian kaget. Dia sebenarnya dengar, tapi kaget aja.

"Mau jadi pacar gue, ga?" Tanya Dirga lagi.

Vian terdiam sejenak, wajahnya memerah.

"Mau, ga?" Tanya Wildan ikut-ikutan.

"...Iya" jawab Vian. Dirga tersenyum sumringah.

Tapi Wildan tidak puas, dia mau ngerjain Vian dulu.

"Apa? Suara lo kurang gede," tanya Wildan.

"Iya," ucap Vian sedikit memperbesar suaranya.

"Apa?" Tanya Wildan lagi.

"Iya," jawab Vian.

Wildan ingin bertanya lagi, tapi Garan menghentikannya dengan menutup mulut Wildan.

"Udah, kalian udah pacaran," ucap Garan.

Dirga dan Vian saling tatap sejenak. Wajah Vian masih memerah.

"Ya...yaudah," jawab Dirga, gatau mau bilang apa.

Garan dan Wildan saling tatap, lalu sama-sama menepuk jidat.

"Wes, angel, lah. Sama sama polos emang cocok, cocok banget," keluh Wildan menekan pada kata "cocok."

***

PLAIN [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang