Prisha terbangun dengan bunyi riak air yang lembut di sekelilingnya. Ia terbatuk, mengeluarkan air yang tersangkut di tenggorokannya, dan segera menyadari bahwa dirinya terbaring di tepi Sungai Gangga. Udara segar menyapa wajahnya, membawa aroma tanah basah dan bunga-bunga liar. Sebuah dunia baru membentang di depannya-pemandangan yang begitu indah namun asing.
Dengan susah payah, Prisha bangkit, meraba tanah basah di sekitarnya.
"Di mana aku?" gumamnya, bingung. Pakaiannya pun ikut berubah dari pakaian sebelumnya, seolah ia sudah menjadi bagian dari dunia ini.Saat ia berusaha memahami situasi ia mendengar suara jejak kaki di sekitar nya. Pria dengan penampilan menawan, mengenakan pakaian sederhana namun elegan, berdiri di dekatnya dengan senyuman yang hangat. "Prisha," katanya lembut, "bagaiman kondisimu? "
Prisha yang masih memproses kejadian pun dibuat bingung kembali dengan seorang pria yang memakai pakaian yang tidak wajar di zamannya. Prisha merasa takut untuk berdekatan dengan pria ni, dengan posisi duduknya pun perlahan dia terus mundur menjauh.
"Aku temanmu Prisha, teman semua makhluk didunia ini. " Pria itu kembali tersenyum dengan tulus. Pria itu kembali mendekati Prisha untuk menolong.
Gadis itu melotot tidak percaya. Ia pun berdiri dan mulai menunjuk pria tersebut. "Siapa kau?! Bagaimana kau tau namaku?!"
"Sudahku bilang, aku temanmu yang bisa membantumu memahami dunia ini," jawabnya dengan tenang. "Tetapi saat ini, yang terpenting adalah bagaimana kau bisa menemukan kekuatan dalam dirimu."
Kebingungan Prisha semakin dalam. "Kekuatan? Aku hanya seorang penari. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa membantu. Dan dunia apa maksudmu? Tolong hentikan omong kosong ini, aku ingin pulang! " Dengan keadaan yang masih basah Prisha pun menangis di tepi Sungai, dia benar benar tidak mengerti apa yang terjadi dan bagaimana odkaian dia bisa berubah ini semua tidak masuk akal.
Pria itu melangkah lebih dekat. "Setiap gerakan tarianmu memiliki kekuatan. Untuk bisa berkontribusi, kau harus menggabungkan tarianmu dengan kemampuan lain-seperti memanah."
"Tolong hentikan omong kosong ini, bicaralah dengan normal. Tolong bawa aku pulang," isak Prisha.
Kini Pria itu benar benar berada di depannya, karena Prisha sudah terpojok di pinggir sungai.
"Aku Krisna, Prisha. " Pria itu kembali tersenyum sambil memegang kedua lengan Prisha."Tidak mungkin, jangan pikir aku akan mempercayai perkataanmu, tuan!" Prisha menjauhi tepi sungai dari pria tersebut sambil berkata, "Kau pikir hanya dengan memakai pakaian seperti itu aku akan mempercayaimu? Jangan harap."
"Tidak bisakah kau tenang dulu, Prisha. Bicaralah pelan-pelan. Aku akan menjawab semua pertanyaan mu," Ucap Krisna.
"Turunkan hujan!" Prisha berkata, suaranya penuh harapan dan skeptisisme. "Jika kau benar-benar Krishna, lakukanlah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh orang biasa."
Krishna tersenyum, seolah memahami ketakutan dan keraguan dalam diri Prisha. Ia mengangkat tangannya ke langit, dan dalam sekejap, awan gelap mulai berkumpul di atas mereka. Kilatan petir menyala, diikuti dengan suara gemuruh yang menggetarkan udara.
Prisha terbelalak, terpesona dan ketakutan sekaligus. Hujan mulai turun, membasahi tanah di sekitar mereka. Air yang mengalir dari langit seolah membawa kehidupan baru, dan udara dipenuhi dengan aroma segar.
"Kau lihat? Aku tidak hanya sekadar nama dalam cerita," kata Krishna, senyumnya tidak pudar. "Aku ada di sini, dan aku siap membantumu menemukan jalanmu."
Air hujan mengalir deras, kembali membasahi tubuhnya, Prisha merasa bahwa ketakutannya mulai sirna. "Tapi... mengapa aku? Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan," ujarnya, suaranya kini lebih tenang.
Belum sempat Krisna menjawab, Prisha seperti menyadari sesuatu.
"Basudewa, apa aku sudah meninggal?"
Ketenangan nya tidak bertahan lama, gadis itu kembali panik kembali. Ia merasa terjebak didalam mimpi yang aneh."Tenanglah kau tidak meninggal. Ini adalah dunia yang berbeda, tempat di mana kau memiliki kesempatan untuk berkontribusi," kata Krishna, seolah membaca pikiran Prisha.
Jadi, aku masih hidup?" Prisha bertanya, suara bergetar. "Aku tidak tahu bagaimana aku bisa sampai di sini."
"Kau terjatuh ke dalam air dan dibawa ke sini untuk suatu alasan," jawab Krishna. "Di sini, kau memiliki peran penting untuk dimainkan."
Jadi, aku masih hidup?" Prisha bertanya, suara bergetar. "Aku tidak tahu bagaimana aku bisa sampai di sini."
"Kau terjatuh ke dalam air dan dibawa ke sini untuk suatu alasan," jawab Krishna. "Di sini, kau memiliki peran penting untuk dimainkan."
Prisha merasa bingung. "Tapi... apa yang harus kulakukan? Aku hanya seorang penari."
"Setiap gerakan tarianmu memiliki kekuatan. Dalam dirimu tersimpan potensi yang belum kau ketahui," kata Krishna. "Di dunia ini, tarian bisa menjadi lebih dari sekadar seni; ia bisa menginspirasi dan menyatukan orang."
Krisna kembali mengangkat tangannya, seketika hujan itupun digantikan dengan cahaya matahari.
"Tidak apa Prisha, ikutlah bersamaku," Krisna menjulurkan tangannya mengajak Prisha dengan senyum yang masih terlihat.
"Kau tidak bisa seperti ini dengan baju seperti itu."Prisha setuju dan menghampiri Krisna.
"Kemana kita sekarang Basudewa?"
Tanya Prisha sambil melangkahkan kaki ke atas kereta kuda."Kita akan ke Dwaraka, dan satu lagi panggil aku Krisna. Aku temanmu, kau ingat? " Jawab Krisna.
"Baiklah, tunggu, artinya aku akan bertemu dengan Subadra?" Tanya Prisha dengan wajah semangatnya sambil mengepal kedua tangannya.
"Iya benar." Krisna tertawa kecil seperti melihat adiknya Subadra.02
KAMU SEDANG MEMBACA
PRISHANARAY (Entangled Destinies)
Historical FictionPrishanaray Lavani, biasa dipanggil Prisha, adalah seorang penari berbakat berusia 18 tahun yang terobsesi dengan kisah-kisah dalam Mahabharata. Tarian Prisha mampu memikat dan menghipnotis siapa pun yang melihatnya. Suatu malam, saat berlatih di te...