⭐⭐⭐⭐⭐
Di depan ruang UGD, suasana tegang menyelimuti. Afan sedang ditangani dokter di dalam, sementara Sherly dan Kenzo terlibat perdebatan kecil.
“Lama banget sih!” keluh Sherly sambil mondar-mandir tak sabar.
“Sabar, Ser. Afan masih ditangani. Jangan lebay, deh,” balas Kenzo dengan nada sedikit kesal.
“Ya gue khawatir, lah! Baby gue kenapa-kenapa. Afan itu my love gue!” ujar Sherly dramatis.
“Cih, ‘baby’ lah, ‘my love’ lah. Emang lo udah jadi pacarnya?” Kenzo melipat tangan di dada.
“Belum, tapi bentar lagi bakal jadi. Tunggu aja!” Sherly menjawab penuh percaya diri.
“Dih, kayak Afan bakal mau aja sama lo,” balas Kenzo sinis.
“Mau, lah. Kalau nggak mau, gue paksa!” Sherly menjawab, tanpa ragu sedikit pun.
“Masih ada Aluna, tuh. Dia saingan lo,” kata Kenzo mengingatkan.
“Bagi gue nggak masalah. Kalau dia nggak mau ngalah, ya bagi dua aja!” Sherly mengangkat bahu santai.
“Lo pikir adek gue barang, hah, dibagi-bagi?!” bentak Kenzo mulai kehilangan kesabaran.
“Ya nggak apa-apa, dong. Bagi dua juga biar kita sama-sama jagain Afan!” Sherly menjawab dengan santainya.
Kenzo memutar mata. “Lo emang ngaco.”
Tiba-tiba pintu ruang UGD terbuka, dan seorang dokter keluar.
“Dengan keluarga pasien?” tanya dokter.
“Saya ayahnya,” jawab Daddy Felix dengan tenang.
“Saya abangnya,” kata Kenzo sigap.
“Saya istrinya!” Sherly buru-buru menyela, penuh percaya diri.
“Apaan sih lo? Belum jadi istri juga udah ngaku-ngaku!” Kenzo melirik Sherly kesal.
“Seterah gue, lah! Gue kan istri masa depan baby Afan,” jawab Sherly sambil memutar rambutnya.
“Najis,” gumam Kenzo, membuat Sherly melotot.
“Bisakah kalian diam? Dari tadi ribut terus!” tegur Daddy Felix tegas.
“Maaf, Om,” jawab Sherly sambil menunduk malu.
“Jadi gimana, Dok? Anak saya luka parah?” tanya Daddy Felix khawatir.
“Anak Anda baik-baik saja. Ada beberapa memar di punggung dan tangan kanan, serta luka kecil di kepala. Untungnya, lukanya tidak serius. Nanti saya beri salep untuk penyembuhan,” jawab dokter dengan tenang.
“Terima kasih, Dok. Kalau begitu, boleh saya masuk?” tanya Daddy Felix.
“Silakan, Pak. Saya permisi,” jawab dokter sebelum berlalu.
---
Di ʀᴜᴀɴɢ ʀᴀᴡᴀᴛ ᴀғᴀɴ
Di dalam ruangan, Sherly langsung mendekati Afan yang masih terbaring dengan tangan diperban.
“Kasian banget, sih, baby gue. Pasti sakit, ya?” Sherly mengelus lembut tangan Afan.
“Minggir lo. Gue mau duduk di situ,” Kenzo mendekat.
“Enggak! Gue duluan di sini. Gue mau dekat my love gue,” balas Sherly tidak mau kalah.
“Gue kakaknya, kenapa?” tanya Kenzo dengan nada menantang.
“Gue calon istrinya, kenapa lo?” balas Sherly sambil melipat tangan.
“Kalian bisa stop nggak ributnya? Daddy nikahin aja kalian berdua kalau begini terus!” sergah Daddy Felix, kesal melihat mereka terus bertengkar.
“Najis, mending gue nikah sama Afan aja,” Sherly menjawab cepat.
“Siapa juga yang mau nikah sama lo? Gue yakin Afan juga nggak!” balas Kenzo sinis.
Tiba-tiba terdengar suara pelan dari ranjang. “Euh…”
“Eh, baby udah sadar!” Daddy Felix langsung mendekat.
“Afan haus,” ujar Afan pelan.
“My love, haus, ya? Nih, minum.” Sherly cepat-cepat menyodorkan air minum ke tangan Afan.
“Terima kasih, Kak Sherly,” jawab Afan sambil menerima minuman itu.
Sherly tersenyum manis. “Sama-sama, my love-ku.”
Kenzo yang tak tahan langsung mendorong Sherly menjauh. “Baby, ada yang sakit lagi nggak?” tanyanya lembut sambil mengelus tangan Afan.
“Tangan Afan masih sakit, Bang,” jawab Afan pelan.
“Sini, biar abang pijitin pelan-pelan,” Kenzo menjawab penuh perhatian.
“Afan mau apa nanti Kak Sherly beliin, ya?” Sherly menambahkan dengan nada lembut.
“Enggak usah, Kak. Takut merepotkan,” balas Afan sopan.
“Nggak kok. Kalau buat my love, Kakak nggak bakal merasa repot,” jawab Sherly penuh semangat.
---
Di ʀᴜᴍᴀʜ
Setelah kembali ke rumah, suasana sedikit lebih santai, meskipun ketegangan antara Kenzo, Sherly, dan yang lainnya tetap terasa. Di ruang makan, keluarga menikmati makan malam bersama.
“Baby, makan ayam kecap, ya? Biar abang suapin,” ujar Galen.
“Makasi, Abang Galen. Baik banget deh,” Afan menjawab dengan senyum kecil.
Daddy Felix menambahkan, “Baby, besok Daddy izinkan kamu nggak masuk sekolah dulu.”
“Tapi, Dad, kan Afan baru masuk. Masa langsung izin?” protes Afan dengan nada lemah.
“Baby nurut aja. Nanti kalau sakit, gimana?” Rafa ikut menimpali.
“Iya, deh. Afan nurut,” jawab Afan akhirnya.
“Nah, itu baru anak Daddy,” kata Daddy Felix sambil tersenyum puas.
𝐂𝐮𝐦𝐚 𝐦𝐚𝐮 𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐞𝐭𝐢𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞𝐞 𝐲𝐚𝐚 🌟🌟🌟
𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐚 𝐡𝐞𝐡𝐞𝐡𝚃𝚊𝚢𝚙𝚘 𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚊ஐ
Bayyy 👋😄
KAMU SEDANG MEMBACA
baby afan 👦
RandomMengisahkan seorang anak yg bernama afan yg harus hidup di jalanan karena kedua orang afan sudah meninggal saat afan berusia 3thun dan dri semenjak itu afan harus hidup di jalan Hingga suatu saat afan bertemu seseorang dan Seketika ke hidup afan be...