Sebelum kalian membaca cerita ini
Bantu semangatin aku beri VOTE ya ⭐️
Ikutin juga ceritanya di instagram aku @tulisanmentari
"Langit, please jadi pacar aku." Gadis dengan seragam SMA itu terlihat gugup dan berkeringat dingin, ia menyurungkan kedua tangannya yang sudah membawa sepucuk surat cinta. Kepalanya menunduk tak berani menatap lawan bicaranya. Bagaimana tidak, ini kali pertama ia menyatakan perasaan sukanya kepada seseorang apalagi di depan umum. Seketika lorong kelas 12 itu menjadi ramai penonton, banyak murid yang terkesima, ada juga yang menatap sinis dan bergumam bahwa apa yang dilakukan oleh Mentari hanya akan mempermalukan dirinya sendiri. Sudah banyak siswi yang menyatakan perasaan mereka kepada Langit namun tidak ada satu pun yang diterima. Bahkan hingga kini Langit memiliki julukan sebagai "untouchable man", karena dirinya yang sangat tidak suka didekati oleh yang sejenis ataupun lawan jenis. Entah kenapa, gadis sepolos Mentari sampai nekat menggali kuburannya sendiri?
"Ok. Mulai hari ini gue jadi pacar lo." Mentari menengadah menatap Langit, ia tidak kaget dengan respon yang diberikan oleh laki-laki bertubuh tinggi besar itu. Puluhan Mata seolah tak percaya dengan apa yang telah mereka saksikan. Bahkan Angkasa, satu-satunya siswa yang mampu bertahan berada di dekat Langit, yang saat itu berdiri di sampingnya pun merasakan hal serupa.
"Langit, lo serius?" tanya Angkasa yang khawatir jika sosok yang ia anggap sahabatnya itu hanya akan lebih mempermalukan Mentari. Apalagi Langit dan Mentari adalah teman sekelas. Dari depan pintu kelas, kedua sahabat Mentari, Ukkasya dan Erica juga turut menyaksikan.
"Apa gue kelihatan lagi bercanda?!" Langit tersenyum miring menatap Angkasa. Rautnya tak sedikitpun terlihat bercanda. Langit kembali mengalihkan pandangannya kepada Mentari yang tidak merespon dengan perasaan senang. Gadis dengan kulit kuning langsat itu kini berubah pucat. Tatapan Langit begitu tajam kepadanya. Langit muak melihat seseorang yang memasang raut ketakutan ketika berhadapan dengannya. Langit meraih pergelangan tangan Mentari yang kecil dan membawanya menjauh dari sana.
"Izinin gue, gue mau bicara sama cewek gue sebentar." Tak peduli dengan bel yang sudah berbunyi pertanda jam pelajaran akan di mulai, Langit justru pergi bersama Mentari yang tak memiliki perlawanan apapun.
☆☼☁︎♡☀︎
Langit dan Mentari kini tiba di halaman belakang Sekolah yang terlihat sepi karena para muridnya telah memasuki kelas. Di tanah banyak bekas sisa putung rokok serta ada tangga yang tersembunyi di balik semak-semak. Tempat ini biasa digunakan oleh anak-anak nakal sebagai salah satu tempat healing bagi mereka. Ini kali pertama Mentari ke tempat itu. "Acting lo jelek banget, Mentari!" Langit menyilangkan kedua tangannya di dada. Ia nampak tidak puas dengan pernyataan perasaan yang dilakukan Mentari tadi. Di mata Langit, Mentari lebih seperti perempuan yang sedang dipaksa kawin oleh orang tuanya.
"Ma—maaf, Langit. Ini kali pertama aku nyatain perasaan," Mentari menunduk takut. Kedua tangannya ikut meremas roknya karena takut. Langit tidak peduli dengan alasan Mentari, yang ia tahu, Mentari harus menyatakan perasaannya kepada dirinya. Mereka harus meresmikan statusnya di depan umum demi kelancaran kerjasama yang sudah mereka sepakati.
"Gue gak peduli. Intinya itu tugas lo."
"Maaf, Langit."
"Tengadahin kepala lo! Lo lebih kayak sandera daripada pacar gue," Mentari menengadahkan kepalanya. Ia mencoba memberanikan diri menatap Langit. Untungnya air matanya tak sampai menetes.
"Kita sudah sepakat untuk menjalani ini selama 3 bulan, gue yang bayar lo!"
"Selain itu, ini juga demi nyokap gue yang sudah sakit parah." Ini salah satu hal yang membuat Mentari setuju untuk menandatangai kontrak dengan Langit. Selain ia butuh uang, ia juga ingin membantu mama Langit yang saat ini tengah sakit parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Sunshine
Teen FictionMentari Gloriana, seorang gadis remaja kelas 3 SMA dengan tingkat empati terlalu tinggi, membuat dirinya mudah kelelahan dan lupa bahwa ia juga harus berempati pada dirinya sendiri. Langit Askara Sanjaya adalah seorang remaja laki-laki dengan gangg...