Orang selalu berkata, "Nama adalah doa yang diberikan orang tua untuk anak mereka" Namun, pemberian nama untuk anak dari tuan Abrasha, adalah pemberian yang sangat tidak diinginkan oleh anak mereka..
HAPPY READING
🐹
•
•
•Flasback On..
Sinar matahari lembut menerangi rumah berarsitektur sederhana, sinarnya mulai menerobos masuk melalui tirai tipis yang mengarah langsung ke sebuah kamar yang didalamnya terdapat bayi kecil yang masih tertidur lelap.
Sinar itu sama sekali tidak mengusik bayi kecil yang berada di samping sang ibu, Namun malah mengusik seorang pria yang tengah pingsan di lantai sedari semalam.
"Eughh.." erang nya, terusik karena pancaran sinar matahari.
Tuan Abrasha terbangun dari tidurnya, memegang kepala yang terasa pusing akibat pesta alkohol di warung langganan nya.
"Pusing.. Apa yang ku lakukan sampai tertidur disini" gumam tuan Abrasha.
Rasa malas masih ada pada dirinya, walaupun mentari sudah terbit, itu tak membuat rasa malasnya hilang.
Tuan Abrasha naik perlahan keatas kasur yang diatasnya terdapat bayi kecil yang masih tidur bersama sang ibu.
Saat ingin merebahkan tubuh, tuan Abrasha sontak kaget, karena menimpa suatu benda yang sangat mengganggunya.
"Anak siapa ini!" sontak tuan Abrasha.
Sang istri terbangun ketika mendengar teriakan dari suaminya, "Ada apa! Kenapa teriak di pagi hari?!" wanita yang baru saja melewati malam panjangnya kemarin, terpaksa bangun dan memeriksa keadaan dari sang suami.
Tuan Abrasha menunjuk bayi yang baru saja di timpa nya, "INI! Anak siapa!" tuan Abrasha menaikkan nada bicaranya.
Sang istri tersenyum, kemudian memperkenalkan anaknya kepada sang suami, "ini anak kita, kemarin baru saja keluar dari rahim aku" ucapnya, tuan Abrasha melihat perut sang istri yang sudah rata, kemudian terdiam.
"Kenapa dilahirkan?"
Deg.
Nyonya muda seketika menatap sang suami dengan tatapan marah.
"Maksud kamu!?" tanya nyonya dengan tegas.
"Kenapa dilahirkan? Berani-beraninya kamu melahirkan tanpa izin dan sepengetahuan saya!" ucap tuan Abrasha yang sontak memancing emosi sang istri.
"Saat saya sedang kesakitan, membutuhkan hadirnya pendamping, anda dimana! Selama saya hamil, mengandung anak ini, anda dimana?" nyonya muda mempertanyakan.
"Anda tidak peduli, kan?" lirih nya, "jadi, untuk apa saya izin sama anda ketika saya ingin melahirkan penerus keluarga ini?" ucapnya terus terang, tak takut akan kemarahan sang suami.
Tuan Abrasha tersenyum tipis, "Anda tinggal dirumah saya, makan dari uang hasil kerja saya, seharusnya anda tau diri!" pertikaian diantara pasangan suami istri ini mulai memanas.
Walaupun dipagi hari, tidak akan menjadi penghalang bagi mereka untuk berdebat.
"Keterlaluan! Anda menikahi saya tuan! Jadi, semua itu sudah menjadi hak saya untuk saya dapatkan!!" tegas nyonya.
"Anda bertanggung jawab untuk memenuhi seluruh hak istri dan anak anda tuan!" tegasnya sekali lagi.
"Untuk apa anda menikah, jika anda belum siap dengan seluruh pertanggung jawaban ini?!" tanya nyonya, tuan Abrasha tak bisa berkata apapun. Dia kalah kali ini, dan memilih pergi untuk makan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Dan Bulan
Teen Fictioncerita ini berkisah tentang Raden Bintang Abrasha. seorang pria remaja, terlahir sebagai anak tunggal dari keluarga yang berantakan. Kedua orang tuanya lebih sering bertengkar daripada memperhatikannya, membuat Bintang merasa tak pernah dianggap. D...