HUJAN LEBAT

211 20 0
                                    

Sore ini entah kenapa cuacanya sangat tidak bersahabat, langit yang tadinya cerah tiba-tiba berubah menjadi gelap gulita. Ilham yang masih berada di luar sangat panik, dia langsung buru-buru memesan ojek online. Namun sepertinya hari ini sial bagi Ilham, tetesan air hujan mengenai tangannya, Ilham langsung berlari dan berteduh di depan ruko sembako.

"Mana hujannya lebat banget," ucap Ilham sambil mengusap-usap tangannya agar rasa dingin yang dirasa sedikit mereda.

Setelah melamar kerja tadi, Ilham diajak oleh teman yang baru dia kenal untuk berkeliling sebentar supaya Ilham tahu tentang daerah ini, tempat nongkrong disini, dan masih banyak lagi. Sekarang dia merasa sedikit menyesal, hujan turun dengan sangat lebat disertai dengan kilat dan juga petir yang saling bersahutan.

"Aduh petirnya!" ucap Ilham dengan takut, kalau boleh jujur, dia benar-benar sangat takut dengan suara petir, dulu di Kampung, kalau hujan besar disertai dengan petir, pasti dirinya akan tidur bersama Siti, Kakak perempuannya. Namun sekarang dia berada di kota orang dan dia harus melawan rasa takutnya terhadap petir.

"Dengan Mas Ilham Atharya?" tanya Bapak ojek online dan Ilham menganggukkan kepalanya.

Sebelum naik ojek, Ilham memakai jas hujan yang tadi dia beli di depan ruko sembako itu. Ilham mengambil helm itu dan langsung naik ke atas motor. Ilham merasa hujan semakin turun dengan lebat.

Di sebuah perusahaan, Arman sedang berada di pos satpam, dia melihat hujan yang tak kunjung reda. Arman menyeruput kopi yang tadi dia beli di kantin perusahaan.

Arman mengecek ponselnya dan menghela nafas panjang saat melihat tidak ada notifikasi apapun. Maklum, namanya juga jomblo dari orok.

Arman sebenarnya tergolong orang yang memiliki wajah tampan disertai dengan kulit sawo matangnya. Tubuhnya yang kekar semakin menambah kharismanya, tahi lalat di pipi kanannya menambah kesan manis di wajah Arman, alis tebal, hidup mancung, dan juga bibir tebal yang sedikit menghitam karena rokok. Siapa coba yang tidak tergila-gila dengannya, namun sampai saat ini dia masih saja sendiri, sungguh menyedihkan.

"Man!" panggil teman satu kerajaannya yang bernama Reno, dia memanggil Arman karena melihat Arman yang melamun sambil menatap hujan.

"Kenapa Ren?" tanya Arman dengan bingung.

"Ngapain ngelamun?" tanya Reno dan dengan sengaja menyentuh paha Arman yang langsung di tepis oleh Arman.

"Anda jangan lancang!" gertak Arman yang membuat Reno takut namun di dalam hati tersenyum senang, agak lain memang si Reno.

"Hujan nih Man," celoteh Reno yang tidak digubris oleh Arman, dia sudah muak dengan celotehan celotehan unfaedah dari mulut Reno.

'Saya harus waspada dari orang seperti Reno!' batin Arman.

Bukan hanya sekali Reno berbuat seperti itu, saat satu shift dengan Arman, Reno dengan sengaja menyentuh bahkan mengelus paha Arman, bukan hanya itu, dia dengan lancangnya mengelus dada bidang Arman dan juga area sensitif Arman. Arman selalu waspada ketika kerja satu shift dengan Reno. Arman tahu siapa Reno sebenarnya.

***

Malam ini hujan masih saja turun dengan lebat, di dalam kamar, Ilham benar-benar sangat takut, dia was-was akan suara petir yang menggelegar.

"Mbak Siti, Ilham takut!" ucap Ilham sambil meringkuk memeluk gulingnya.

Petir saling bersahutan disertai dengan angin kencang. Ilham semakin meringkuk di dalam selimut sambil memeluk gulingnya.

"Kenapa jadi seperti ini, petir bercampur angin," ucapnya dan menyibak selimutnya lalu berjalan kearah jendela.

Terlihat di luar kilat menyambar dan juga angin kencang yang membuat satu pohon di pinggir jalan raya tumbang, untungnya tidak ada korban jiwa.

Cinta Di Kost-Kostan (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang