49. ADIKNYA AGRASA

19.8K 881 178
                                    

sebelum membaca harap follow komen dan vote terlebih dahulu 🌸🦩🤏🏻

sebelum membaca harap follow komen dan vote terlebih dahulu 🌸🦩🤏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________

Sekarang Agrasa sedang berada di ruangan Papanya. Tadi saat dia ingin menunggu Vanila tiba-tiba dia mendapatkan telpon kalau Papanya sudah bangun dari koma.

"Pa." Agrasa duduk di kursi yang ada di sebelah brangker Papanya.

"Ag-ra." Alzam memegang wajah anaknya.

"Ma-ma Pa, Mama." Agrasa tidak sanggup untuk berkata seperti itu. Hatinya seperti di sayat oleh belati tajam.

"Papa udah tau kalau Mama kamu udah gak ada kan.?" Ujar Laki-laki paruh baya itu.

Agrasa kaget kenapa Papanya bisa tau? Bukankah selama 2 Minggu ini Papanya koma. Alzam yang melihat wajah kaget Agrasa langsung menjelaskan semuanya.

"Tadi malam Papa ketemu sama Mama kamu di mimpi. Dia yang nyuruh Papa bangun karena dia tau kalau kamu masih butuh peran orang tua."

"Jadi?" Tanya Agrasa.

"Papa minta maaf udah ninggalin kamu selama 2 Minggu, Maafin Papa karena Papa gak ada saat kamu terpuruk." Lagi-lagi Alzam merasa bersalah.

"Yang penting Papa gak ninggalin aku." Agrasa memeluk Papanya. Meskipun dia kurang dekat dengan Papanya tapi percayalah dia sangat membutuhkan kasih sayang Papanya.

Alzam menghapus air matanya sekarang dia hanya tinggal berdua sama Agrasa. Tapi sebentar lagi mereka akan bertiga karena Alzam akan menjemput putrinya.

"Adek kamu mana?" Tanya Alzam.

Alaska yang ada di sofa bingung begitupun Agrasa apa maksud Papanya? Kenapa tiba-tiba laki-laki paruh baya itu menanyakan adiknya? Bukankah selama ini dia hanya anak semata wayang mereka.

"Maksud Papa?" Tanya Agrasa.

"Iya adek kamu mana? Dia gak ikut sama kamu? Apa dia belum tau kalau Papa udah bangun dari koma." Lagi-lagi dan lagi Alzam berkata yang membuat Agrasa bingung.

"Pa, Agrasa gak pernah punya adek. Selama ini Agrasa anak tunggal kalian." Kata laki-laki itu.

Alzam menggeleng. "Kamu punya adek yang satu sekolah sama kamu."

"Papa Amesia ya?" Tanya laki-laki itu karena perkataan Papanya benar-benar ngelantur.

"Papa kemarin mau ketemu adek kamu makanya Papa sama Mama kamu mengalami kecelakaan di jalan mawar." Jelas laki-laki paruh baya itu.

"Aku butuh penjelasan Papa." Agrasa keluar dari ruangan Papanya. Ini bukan waktunya dia untuk bertanya semuanya.

"Agra!" Teriak Alzam. Tapi Agrasa tidak menoleh dia masih butuh waktu untuk sendiri.

"Apa aku salah berkata seperti itu? Aku hanya ingin jujur pada dia kalau selama ini dia mempunyai seorang adik perempuan." Gumam Alzam.

"Mungkin udah saatnya dia tau semuanya." Alzam lagi-lagi merasa bersalah pada putranya.

VANILA ANASTASIA [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang