Twist

493 55 62
                                    

Jihan kini sudah berada di hotel, tempatnya beristirahat selama 2 hari kedepan. Gadis itu baru saja selesai belajar dan bebersih sebelum tidur.

Ia membaringkan tubuhnya di kasur dan mengganti mode lampu menjadi lebih redup.

Sebelum tidur, Jihan mengambil handphone nya untuk memeriksa sesuatu. Ada satu notifikasi yang ia inginkan sejak tadi, namun tidak kunjung datang.

"Mungkin gak ya, dia telpon atau chat gue duluan?" Gumam Jihan sembari menatap room chat di layar handphone nya yang bertuliskan, Haruto.

"Tapi masa dia gak kepo sedikitpun sama kegiatan gue di sini?" Monolog Jihan lagi.

Jihan pun menghela napas kecewa setelah menyadari Haruto bukan tipe orang yang suka berkabar dengannya.

"Lo berharap apa sih Han sama dia? Dia aja-"

Drttt... Drttt...

Jihan auto menghentikan ucapannya dan terkejut saat melihat layar handphone nya menunjukkan nama Haruto sedang memanggil.

Entah mengapa gadis itu sampai duduk kembali dan merapikan rambutnya sebelum menerima panggilan itu. Padahal Haruto juga tidak bisa melihat penampilannya sekarang

|Halo

Lima detik tidak ada sahutan, Jihan pun mengernyitkan dahinya bingung.

|Haruto, halo?

Jihan pun kembali bersuara, namun tidak ada sahutan sama sekali.

"Salah pencet, kah?" Gumam Jihan dan hendak mematikan panggilan itu, namun terhenti karena suara di balik telpon itu.

Jihan,|

|Eh, gue kira lo salah telpon gue.

Enggak, gue emang telpon lo.|

|Ooh, ada apa telpon gue?

Keheningan yang Haruto ciptakan setelahnya membuat Jihan kebingungan sendiri.

|Haruto, lo kenapa sih?

I just want to call you.|

|Iyaa... but, why? Kenapa lo telpon gue jam segini?

Miss you,|

Ucapan itu sontak membuat Jihan terdiam. Ia terkejut, namun suara Haruto yang nampak sedang mabuk membuatnya harus meredam gejolak di dadanya. Bisa saja lelaki itu hanya melantur.

|Lo lagi mabuk ya?

Hm,|

|Kenapa mabuk?

Just need it,|

Jihan pun menghela napas beratnya. Ia kecewa karena masih belum bisa mengubah sikap Haruto. Ia kecewa pada diri sendiri.

|Jangan banyak-banyak minumnya.

Kenapa? Khawatir?|

|Enggak...,

Mendengar jawaban Jihan, Haruto pun terkekeh.

Kalau gue maunya lo khawatir, bisa?|

Jihan terdiam sejenak, menggigit bibir bawahnya sendiri. Merasa bingung harus menjawab apa.

Bad Boy Beside Me [Haruto Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang