Bab 10

66 16 0
                                    

Maaf Jika masih ada kesalahan kata dan Nama, Tempat ataupun penyebutan karna Karya ini merupakan Remake dari Kak Santhy Agatha...

"Seorang pelacur harus diperlakukan seperti pelacur!" Kata-kata Sunghoon yang diucapkan dengan nada dingin dan ketenangan menakutkan itu seolah-olah bergaung di ruangan yang hening itu, Lelaki itu sudah melepaskan kemejanya, dan membuka ikat pinggang- nya lalu meletakkannya di ujung ranjang. Matanya begitu dingin, ekspresi wajahnya tenang, terlalu tenang, hingga membuat Sunoo gemetar cemas,

"Kau.... Harus.... Mendengarkan," Sunoo masih mencoba, meskipun melihat ekspresi wajah Sunghoon, ia tahu ia tidak akan berhasil.

Sunghoon terlalu marah, dia terlalu dibutakan oleh kemurkaannya. "Lepaskan kemejamu Sunoo," gumam Sunghoon datar.

"Sunghoon..." wajah Sunoo langsung pucat pasi mendengar perintah yang diucapkan tanpa ekspresi.

"Lepaskan!"

Nada suara Sunghoon begitu menakutkan. Mungkin Sunoo akan lebih berani menghadapi jika Sunghoon berteriak-teriak marah dan membentaknya. Tetapi lelaki ini begitu tenang hingga menakutkan.

Dengan gemetar Sunoo melepas kancing-demi kancing kemejanya. Menatap Sunghoon dengan wajah memohon, tetapi lelaki itu tidak terpengaruh.

Setelah seluruh kancing kemeja Sunoo terlepas, dia berdiri sambil menggenggam kemejanya yang terbuka dengan kedua tangannya erat- erat, berlutut di ranjang itu, memohon belas kasihan kepada lelaki yang berdiri di tepi ranjang dan tampak kejam.

"Aku bilang lepaskan kemejamu, Sunoo," suara Sunghoon tetap lembut dan terkendali, tapi entah kenapa Sunoo makin gemetar mendengar- nya, dengan sudah payah dia melepaskan kemejanya dan menjatuh- kannya ke kasur, menatap Sunghoon tanpa daya.

"Sekarang Celana," sambung Sunghoon setelah mengamati tubuh Sunoo tanpa malu-malu, membuat seluruh wajah dan tubuh Sunoo merah padam.

"Tidak!" Sunoo berusaha membantah, dia tidak mau dilecehkan seperti ini, dipaksa membuka baju dihadapan laki-laki yang sama sekali tidak menghargainya.

"Aku bilang Celana!" suara Sunghoon sedikit naik, tetapi tetap tenang. Matanya menatap tajam tak terbantahkan, hingga mau tak mau Sunoo bergerak melepaskan roknya, air mata mulai mengalir di mata Sunoo.

Hening cukup lama, Sunghoon terdiam sambil menatap Sunoo tajam. Dan Sunoo berlutut di ranjang itu dengan tubuh gemetaran, berusaha memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya yang kecil,

"Lepas pakaian dalammu!"

"Tidak!" dengan was-was Sunoo berseru, tanpa sadar tubuhnya beringsut ke ujung ranjang, ketakutan.

Sikapnya itu malah menyalakan api kemarahan di wajah Sunghoon, lelaki itu sudah tidak setenang tadi, "Kenapa tidak Sunoo ? Pelacur cilikku ? sudah tak terhitung berapa kali aku melihatmu telanjang, dan kau melakukan semuanya dengan sukarela kan? Demi uang tiga ratus juta... ," Suara Sunghoon terdengar jijik, dia melangkah maju mendekati ranjang dan secara otomatis Sunoo langsung beringsut mundur menjauh,

"Aku membeli tubuhmu seharga tiga ratus juta, seharusnya tubuhmu itu bisa kupergunakan semauku, tetapi aku terlalu baik padamu, memberimu kemewahan, tidak menyentuhmu di saat kamu sakit, merawatmu... itu semua terlalu baik untukmu," Mata Sunghoon tampak menyala, "Dan kau dasar pelacur cilik tak bermoral! bukannya mensyukuri kebaikan hatiku, kau malah merayu sahabatku..!"

"Kau salah paham Sunghoon," Sunoo mulai menangis terisak, Tetapi Sunghoon tetap mengeraskan hatinya,

"Aku tidak mungkin salah paham dengan apa yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri." Dengan gerakan secepat kilat Sunghoon meraih kedua lengan Sunoo, sebelum Sunoo sempat menghindar dan menempelkan tubuh Sunoo ke tubuhnya sendiri, "Kalian berciuman! kau membiarkan dia menciummu! menjijikkan sekali di mataku." Napas Sunghoon mulai terengah-engah, lalu mendorong Sunoo ke bantal membuatnya terbanting kasar disana.

A Romantic Story About Sunoo - SunsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang