1

245 18 0
                                    

"kita akan benar-benar menggunakan mobil ini Lalisa?"

"Sure, kenapa? Apakah ada yang salah?"

Helaan nafas terdengar dari Roséanne Allen, sepupu yang seumuran dengannya.

"Lalisa, kita akan pergi ke bukit, bukan ke pesta. Yang benar saja membawa mobil Rolls Royce mu kesana."

Roséanne atau sering dipanggil Rosé itu mengerti dengan kegilaan sepupunya yang satu ini terhadap mobil. Koleksi berbagai brand mobil kenamaan dunia terpakir rapi diberbagai garasi mansion milik Lisa dan orangtuanya. Tapi, oh astaga haruskah membawa mobil itu hanya untuk menikmati sunset dan pergi ke villa?

"Oh ayolah Rosé? Tidak perlu mempermasalahkan ini, oke? Biarkan saja Lisa membawa mobil yang ingin dia bawa."

Lee Jisoo, si paling tertua ikut menimpali perdebatan kedua sepupunya.

"See?" Kau lihat kan. Jisoo Unnie saja tidak mempermasalahkan hal ini." Tentu saja Lisa merasa menang dengan persetujuan kakak sepupunya itu. "Lagipula, aku sengaja memilih mobil ini, karena si manis ini baru sampai 1 Minggu yang lalu, dan aku sengaja menyimpannya di sini agar kita berempat bisa bersama-sama menaikinya untuk pertama kali."
Kedua alisnya sengaja di naik turunkan saat melihat ekrepesi Rosé yang menurutnya sungguh menggelikan.

"Maksud Jisoo Unnie, sekalipun Lisa membawa truk tronton miliknya, begitu?" Rosé mengabaikan wajah tengil Lisa dan lebih baik berbicara pada kakak sepupunya.

Demi apapun, Rosé tidak habis pikir saat Lisa mengatakan jika akan membeli sebuah truk hanya karena menyukainya dan benar-benar menepati ucapannya. Maksudnya, ia mengerti tentang kesukaan sepupunya terhadap mobil, tapi truk tronton? Saat itu bahkan ia langsung memijit keningnya sambil mendumal dalam hati. Bukan hanya ia yang terkejut dengan pikiran Lisa, karena semua keluarganya juga sama terkejutnya.

"Yang benar saja, kau ingin kita berdiri dibelakang, begitu?" Jisoo malah sewot terhadap Lisa.

"Jisoo Unnie kenapa malah sewot padaku? Lagipula aku tidak mungkin membawa truk itu saat bersama kalian."

"Kalian sungguh akan terus berdebat?"

Oh, benar. Mereka kan datang berempat, si pemilik mata berbentuk rubah itu sudah duduk manis dalam mobil milik Lisa dengan kedua lengannya yang sudah bersedekap di dada.

"U-unnie, sejak kapan kau masuk?"

"Itu tidak penting, sebenarnya kita jadi atau tidak? Kalau tidak lebih baik aku istirahat saja di mansion aunty."

"J-jadi, semuanya ayo segera masuk."

Dengan terbirit ketiganya segera masuk ke dalam mobil.

"BLAMM!!"

"Yak! Bisakah kau santai saja saat menutup pintunya?!"

Wajar saja Lisa berteriak seperti itu, Rosé menutup pintu mobilnya dengan tidak santai sampai membuat ketiga sepupunya terkejut.

Sedangkan sang tersangka hanya menatap Lisa dengan tidak berdosa. "I really sorry," Ucap Rosé dengan datar, "Lagipula aku sengaja melakukan itu untuk menguji ketahanannya." Lanjutnya membuat Lisa tersenyum simpul.

"Thank you, tapi itu tidak perlu sama sekali. Oh, kupikir ide bagus untuk melakukan itu pada mobil barumu saat kita pulang nanti." Balas Lisa membuat Rosé kelabakan.

"Lisa-ya, aku kan sudah meminta maaf, kenapa jadi pendendam seperti ini. Lagipula kita kan sudah sering melakukannya, tapi kumohon untuk jangan melakukannya pada mobil baruku, nde?" Dengan mengguncang lengan sebelah kanan Lisa, Rosé memohon. Ia tidak bisa membayangkan Lamborghini Revuelto keluaran teranyarnya akan mendapatkan sambutan 'manis dari Lisa seperti yang ia lakukan barusan.

"Lepas, Rosé. Sana duduk yang baik." Perintah Lisa. "Tidak mau, sebelum kau mengatakan tidak akan melakukan ide mu barusan." Rosé malah merengek semakin tidak mau melepaskan cekalan pada lengan Lisa. Lisa bahkan dibuat heran, padahal ia sudah dengan sekuat tenaga melepaskan cekalan sepupunya ini, tapi kenapa tidak bisa.

Sedangkan Jisoo sipaling tertua diantara mereka seolah tidak perduli dan hanya fokus pada ponselnya. "Jisoo Unnie, bantu aku." Cicit Lisa.

"Eoh? Jennie Unnie, ingin kemana?" Lisa panik karena kakak sepupunya yang satu itu malah membuka pintu mobil dan bergegas keluar, "Rosé lepaskan! Jennie Unnie keluar, apa kau tidak lihat?" Dengan tidak sabaran Lisa memukul-mukul lengan Rosé agar terlepas.

"Oh my God, si kucing marah." Setelah melepaskan cekalannya pada Lisa ia juga ikut turun menyusul sepupunya yang sudah mengejar Jennie.

"BLAMM!!"

Lisa hanya melipat bibirnya dan menutup dengan sebelah tangan saat mendengar suara itu lagi. Mau bagaimana lagi, ia tidak bisa berkutik jika si kucing sedang marah, kembalinya Jennie kedalam mobil saja harus dengan berbagai bujuk rayu dari dirinya dan Rosé.

"Bagaimana, sudah siap semuanya?"

Jisoo dengan santainya memastikan ketiga sepupunya seolah barusan tidak pernah terjadi sesuatu.

"Sekarang, pasang seatbelt kalian. Lisa-ya, mengemudilah dengan baik. Perjalanan kita menuju bukit 50 menit, setelah itu kita menuju villa, oke semuanya?"

Yang terdengar hanya suara deru mesin mobil yang baru saja Lisa nyalakan dengan suaranya yang begitu halus.

"Tidak ada yang ingin menjawab perkataannku?" Suara jisoo kembali terdengar.

"Nde, Jisoo Unnie~"

"Bagus," senyum bangga Jisoo mendengar kekompakan ketiga sepupunya. "Kajja, Lisa-ya. Kita bisa jalan sekarang."

Lisa dengan baik menuruti perkataan Jisoo. Tidak tahu saja kakak sepupunya itu ia sedang merutukinya, ia bukan supir yang bisa disuruh-suruh seperti itu. Tapi, tetap saja Lisa menuruti si paling tertua diantara mereka berempat itu.

Sedangkan Jennie yang tadi uring-uringan juga menurut saja atas perkataan kakak sepupunya itu. Moodnya sedikit tidak bagus hari ini.

Rosé sih tidak ingin membuat masalah lagi, takut kena batunya seperti tadi. Pokoknya turuti saja apa yang dikatakan para tertua diantara mereka berempat.




Padahal cerita yang lain belum selesai, tapi saya sudah nekat mempublish cerita ini. Tidak apa-apa, mumpung saya lagi ada mood, saya juga lagi gemas dengan member babymonster hingga terpikirkan membuat cerita ini.

Teman-teman... jika berkenan memberikan kritik dan saran sangat diperbolehkan ☺️ Saya hanya seseorang yang ingin menumpahkan imajinasi dikepala saya menjadi sebuah cerita, walaupun masih banyak kekurangan, tapi ada sebuah kebahagiaan jika saya bisa menyelesaikan satu persatu part yang saya ketik.

Semoga ide cerita ini mengalir dengan deras, yaa. 😁



Lembang, 21 Oktober 2024

wings Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang