Menatap dengan seksama pintu yang setahu Rosé terbuat dari kayu jati itu, mungkin karena sudah terlalu lama tidak menyambangi salah satu villa milik ayah dari kakak sepupunya ini ia jadi lupa berbagai ruangan yang ada disana.
Setelah keempatnya mampir sebentar untuk menikmati sunset di bukit, mereka melanjutkan perjalanan menuju villa, hanya sekitar 15 menit jika ditempuh dengan mobil seperti tadi.
Ia dan ketiga sepupunya memang sengaja ingin menikmati liburan musim panas bersama, sadar akan kesibukan dan sudah jarang berkumpul, keempatnya memutuskan secara mendadak, lebih tepatnya 1 Minggu lalu Lisa menghubunginya dan mengatakan jika merindukan untuk kumpul bersama, dan gotcha, dua sepupunya yang lain juga menyetujui, walaupun sebenarnya mereka berdua merencanakan untuk bisa kumpul dengan yang lainnya juga, tapi yang lain lebih dulu memiliki rencana apalagi seperti kakaknya yang sudah menikah, keponakannya itu ingin berlibur ke Jepang, katanya.
Dan berakhirlah mereka berempat di sini, menikmati libur musim panas selama satu Minggu di villa milik ayahnya Jisoo.
Dan, mengenai persoalan tadi, mereka berempat memang singgah sebentar di salah satu mansion milik orangtua Lisa di Busan setelah penerbangan dari Seoul, hanya karena Lisa ingin membawa mobil barunya, sedangkan barang-barang keempatnya sudah lebih dulu dibawa ke villa dengan mobil jemputan di bandara tadi.
"Woahh..."
Rosé dibuat takjub dengan apa yang dilihatnya dalam ruangan ini saat pintunya terbuka. Sebuah ruangan perpustakaan yang cukup luas dan nampak begitu terawat. Wajar saja, walaupun villa-villa milik keluarganya jarang di tempati, para penjaga dan pembersih akan bekerja dengan baik, seperti villa milik Samchonnya ini.
"Aku lupa jika disini ada perpustakaan." Gumamnya sembari menyusuri rak-rak penuh buku.
Jika dihitung-hitung mungkin ada 15 rak yang ukurannya cukup besar, belum lagi disanaa juga tersedia 2 meja yang memanjang dan beberapa kursi yang menghadap jendela. Memang tempat yang cocok untuk Jisoo Unnie, pikir Rosé.
Mengambil acak beberapa buku dan setelahnya sebuah kernyitan yang timbul. Tidak cocok untuk dirinya, pikirnya, isi bukunya terlalu berat untuk otak Rosé yang butuh ketenangan saat ini.
"Melihat judul-judulnya saja membuatku pusing." Keluh Rosé, "apakah mereka tidak menyimpan buku cerita anak-anak? Setidaknya jangan yang membuatku terlalu berpikir."
"Bukk!"
Menepuk jidatnya, Rosé merutuki kecerobohan yang membuat salah satu buku terjatuh.
Ia harus memutari rak buku itu karena terjatuh di sebrangnya, berjongkok untuk mengambil buku yang terjatuh, mata Rosé memincing saat tak sengaja melihat salah satu buku yang tampak usang, tersimpan dibagian bawah rak yang bersandar pada dinding. Tidak ada judul dibagian sampingnya, tapi itu malah membuat ia semakin penasaran, Rosé segera mengambilnya setelah menyimpan buku yang tadi terjatuh ke rak semula.
"Dunia peri itu memang ada. Nah, ini baru cocok untukku." Semangat Rosé.
Segera mendudukkan dirinya di kursi, padahal waktu sudah menunjukkan hampir pukul sembilan malam, tapi entah kenapa tidak ada rasa takut walaupun ia hanya sendirian di ruangan perpustakaan yang luas dan hening.
"Igeo...?"
Dahinya berkerut saat mulai membaca lembaran pertama.
"ku kira kau dimana, ternyata disini." Langkahnya membawa dirinya mendekati sang sepupu yang sejak tadi dicarinya. "Serius sekali, kau sedang membaca apa?"
Lisa merasa heran karena tidak mendapatkan jawaban dari sepupunya itu. "Ros-"
"Lisa? Sejak kapan kau disini?"
Rosé tentu terkejut dengan kehadiran Lisa yang tiba-tiba didekatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/378322547-288-k413230.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
wings
FantasyApa yang akan kalian lakukan jika ada seseorang tergeletak di atas mobil milik kalian dengan tidak sadarkan diri? Terkejut, tentu. Berteriak, pastinya. Itulah yang terjadi dengan seorang Lalisa Alarie beserta ketiga sepupunya.