2

1.7K 85 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen

Memang benar yang Moses katakan tentang Pramudya yang tengah bercumbu dengan seseorang, buktinya sekarang Pramudya tengah menjamah tubuh sekal Laurel ditempat terbuka. Memang gila Pramudya tapi, mereka masih waras untuk tak melakukan lebih dari itu. Tapi bukan Laurel jika tak menggoda para gadunnya sampai mereka terangsang. Seperti sekarang, Laurel tengah duduk di atas pangkuan Benjamin sambil tangannya terus mengusap penis milik Ben dari luar celana.

“Cari kamar aja, aku tahu kalian dah pada horny kan sekarang. Apalagi ini punya Ben, udah gede banget, apa aku punya memek aja ya biar kalian bisa masuk bareng,” ide yang keluar dari mulut Laurel langsung mendapatkan tatapan tajam dari tiga gadunnya.

“Nggak!” jawab mereka bersamaan.

Tak ingin Laurel semakin meracau akhirnya Ben menggendong Laurel dan mendudukkan si manis di atas motornya. Untuk saat ini Ben akan membawa Laurel ke penginapan terdekat dan menghukum si manis.

Motor milik Ben yang keluar terlebih dahulu dari tempat itu baru setelahnya diikuti sepasang ayah dan anak di belakangnya. “Ben, kok dirasa rasa kontol kamu makin gede ya,” ucap Laurel sedikit berteriak.

“Kalau nggak gede kamu mana puas, kamu kan haus kontol banget. Nih tangan kamu aja mulai nakal.”

Bukan tanpa alasan Ben mengatakan seperti itu, lihatlah tangan Laurel yang dengan nakalnya menelusup kedalam celana jeans yang Ben kenakan. Jika dirinya sedang menggunakan mobil sudah dipastikan Ben akan menyetubuhi Laurel sekarang juga.

Dibiarkan lama lama Laurel malah semakin nakal dengan meremas penis tegang milik Ben. “Minta dientot beneran kamu ya, tunggu sampe penginapan depan situ,” suara berat Ben menjadi kesenangan tersendiri untuk Laurel karna artinya dia berhasil memancing gadun tampannya.

“Ayo rame rame entot aku, aku kangen kontol jumbo kalian  nyodok sampe mentok.”

Oh tidak Laurel sudah mengumpankan dirinya di depan singa jantan. Tepat lima meter setelah pertigaan yang Ben lewati terdapat sebuah penginapan dan itu tujuan Ben saat ini.

Ben memarkirkan motornya di depan penginapan dan langsung memesan satu kamar untuk digunakan dengan Laurel. Satu kunci kamar sudah ditangan Ben dan itu bertepatan dengan Ghiyas serta Pramudya yang baru saja sampai di penginapan itu. “Kok baru sampe sih?” tanya Laurel sambil berjalan ke arah keduanya.

“Tadi kejebak lampu merah, jangan ngambek ya. Nanti pulang dari sini beli apa yang kamu mau deh.”

Ghiyas berusaha membujuk Laurel agar tak marah dan berakhir tak mendapat jatah. Jika Ghiyas membujuk dengan kata kata maka Prama langsung menarik Laurel dalam pelukannya dan menyelipkan sejumlah uang ke dalam saku jaket yang Laurel kenakan.

“Cukup kan buat obat ngambeknya?”

Laurel tersenyum dan menumpukan berat badannya pada tubuh Prama. Pria berumur yang sayangnya masih tampan nan gagah itu langsung menahan tubuh Laurel dan menggendongnya ala koala. “Jadi ngamar?” tanya Prama sambil menepuk pantat bulat Laurel.

“Emang udah pada sange banget ya?”

“Iya,” jawab ketiga pria itu dengan serempak.

Wajah Laurel memerah mendengar jawaban dari ketiga prianya. Pikiran Laurel langsung membayangkan saat dirinya yang tengah digilir oleh tiga pria itu. Bahkan bayangan tubuh kekar ketiga pria itu sudah tergambar dengan jelas dan semakin Laurel pikiran semakin merah pula wajahnya.

“Bayangin apa kamu?”

Kali ini Ghiyas yang bertanya setelah si manis turun dari gendongan Prama. Satu buah ciuman Ghiyas selipkan sebelum pria muda itu mulai melepas baju yang Laurel kenakan. “Kamu tuh paling nggak sabaran kalau soal ginian. Ini masih di luar Ghiyas,” protes Laurel.

Naughty Secretary • Haechan HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang