[𝐁𝐥𝐨𝐨𝐝𝐥𝐮𝐬𝐭 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟎𝟏]
Genre : Fantasy - (Minor) Romance
Tema : Vampire & Werewolf Hate to Love
⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] ⚠
Follow dulu, dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca♡
˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
"Jangan bercanda, Ayden!"
Ayden Hoover tak bergeming dari tempatnya walau kini tatapan mata semua orang mengarah pada sang pangeran dengan ekspresi marah mereka. Terkecuali Aeric yang memang sudah tahu tentang kejadian sebenarnya. Entah apa yang dipikirkan oleh sang kakak sulung, sampai-sampai Ayden dengan tegas berkata dan meminta izin pada sang ayah untuk merawat Rafellia Reeves yang sedang sakit di Hoover Mansion. Ayden bahkan memberikan alibi yang cukup masuk akal tanpa melibatkan nama Aeric di dalamnya.
"Kau sudah gila?! Ayah tidak setuju! Pulangkan Rafellia Reeves ke rumahnya sekarang juga!"
"Dengan kondisinya yang sekarang? Tidak akan pernah."
Sang Raja Heamore menggertakkan giginya geram sebelum melayangkan tinju kuat yang berhasil membuat Ayden Hoover terjatuh dari tempat duduknya.
Buag!
"Jangan cari masalah dengan tindakan sok pahlawanmu itu, Ayden!"
"Sok pahlawan?"
Pandangan Ayden menajam. Laki-laki itu berdecih sebelum mengusap sudut bibirnya yang berdarah karena tinjuan sang ayah, lantas berdiri tegak dari posisi terjatuhnya. Sekilas, Ayden melirik ke arah Aeric yang menatapnya dengan penuh keyakinan. "Bukannya memang itu yang Ayah ajarkan pada kami sejak dulu? Bersikap sok pahlawan dengan dalih menolong semua orang, tapi yang terjadi malah justru sebaliknya. Banyak orang yang menjadi korban karena keegoisan Ayah sebagai raja."
"Ayden! Jaga bicaramu pada Ayah!"
Sentakan Avaline van Hoover selaku Ratu Heamore membuat Ayden tanpa sadar menggeram. Laki-laki yang biasanya terlihat tenang tanpa ekspresi itu kini tampak sangat kesal. Terlihat dari tatapan tajam dan kepalan tangan Ayden di sisi-sisi tubuhnya.
"Terserah. Yang jelas, aku sudah meminta izin pada kalian. Diizinkan ataupun tidak, Rafellia Reeves akan tetap berada di sini sampai gadis itu benar-benar pulih." Usai berkata demikian, Ayden langsung meninggalkan ruang makan dengan langkah tegas. Meskipun sudah memperkirakan kalau respon ayah dan ibunya akan demikian, tapi Ayden tetap saja merasa kesal. Laki-laki itu tetap kukuh akan pendiriannya.
"A-aku akan menyusul Kak Ayden!" seru Aeric yang langsung melesat ke arah pintu ruang makan untuk menyusul sang kakak.
"Aku juga ikut!" sahut Arion yang juga langsung mengekor di belakang Aeric dengan cepat.
Sementara yang tersisa di ruang makan hanyalah sang raja, sang ratu, dan juga Putri Lucianne yang sedari tadi hanya terdiam melihat drama keluarga mereka dengan kedua tangan terkepal kuat serta seringai lebar.
Rafellia Reeves, ya ...
• • »« • •
"Kak! Kau yakin akan menahan Putri Rafellia selama beberapa hari di sini?"