50

3K 438 22
                                    


    Sepertinya hari ini bakal terjadi drama lagi di rumah tersebut.
Chanyeol harus pergi bertemu dengan client di Singapura dan mungkin dirinya akan berada di sana selama seminggu.

  Sekarang sudah sore dan 2 jam lagi pesawatnya akan take off namun sepertinya dia ketempelan putra manisnya.

  Renjun awalnya sudah di ajak bermain bersama Jisung dan Chenle agar mengalihkan perhatian anak itu dari papanya mengingat Renjun begitu lengket dengan sang papa.

   Namun anak mereka terkecoh saat tiba-tiba Renjun keluar dan melihat papanya yang hendak pergi membawa koper membuat anak itu langsung memeluk papanya.

"Pa hiks jun ikut" lirihnya membuat mereka sekarang bingung bagaimanapun juga ini pertama kalinya Renjun akan jauh dengan papanya.

"Eno hiks gak mau hiks pha" Renjun terus berontak saat Jeno berusaha melepaskan pelukannya dari sang papa.

"Nanti main ya, nanti kita jalan jalan sayang, papa kerja dulu hm" Chanyeol tidak tega apalagi melihat wajah putranya yang sudah memerah karena terlalu lama menangis.

"Papa berangkat aja pa, nanti ketinggalan pesawat" gumam Jaemin.

  Renjun sendiri semakin menangis melihat papanya yang sudah masuk ke dalam mobil.

   Ngambek, sedari tadi Renjun hanya mau memeluk mamanya, dirinya masih terisak lirih sambil terus bergumam memanggil papanya.

"Papanya nakal hm, kasian sekali anak mama ini" Wendy senantiasa mengelap wajah sang anak dengan tissue.

"Injun kita main yuk, kita jalan jalan ya mau" Mark dengan hati hati mendekati adiknya yang masih bersembunyi di pelukan mamanya.

"Nanti beli jajan hyung" Jisung juga ikut membujuk Renjun yang tengah ngambek sekarang.

"Cosis hiks" lirihnya menyembul sedikit kepalanya hingga terlihat wajahnya yang memerah dan mata yang bengkak.

"Iya nanti beli sosis bakar ya"Mark tersenyum saat berhasil menarik perhatian adiknya.

"Ayo ganti baju sama mama yuk" ujar Wendy.





"Jeno nanti bonceng Jisung, Renjun sama hyung, Haechan sama Chenle, Jaemin sendiri nanti" ujar Mark, mereka akan menggunakan motor untuk mengajak Renjun jalan jalan sebentar lagi untuk menghibur anak itu.

"Renjun sama gue aja hyung, Jisung biar sama Jaemin, hyung kan udah lama gak bawa motor" ujar Jeno, memang benar sejak dulu mark lebih menyukai membawa mobil dari pada kendaraan roda dua tersebut..

"Ini beneran aman kan naik motor nak" Wendy menatap khawatir putranya.

  Mereka semua menatap mamanya yang sedang membenarkan jaket yang di pakai Renjun sekarang.

"Aman ma, kita nanti pelan pelan bawanya kok" setelah mengatakan itu Mark menuntun adiknya keluar sedangkan Wendy hanya mengikuti dari belakang.

"Injun pegangan ya nak sama Jeno hm, Jeno jangan ngebut loh ya" ujar Wendy.

"Gini aja deh" jeno melepaskan jaketnya hingga tersisa kaos pendeknya saja.

  Dirinya menyampirkan jaket tersebut ke punggung Renjun lalu mengikatnya ke perutnya dengan kencang.

"Nah aman sekarang kita berangkat" dirinya melirik Renjun yang tenggelam saat di pakaian helm oleh mamanya.

"Hati hati loh ya, jangn pulanh terlalu malam, kasian Renjun" ujar Wendy.

  



   Empat motor melaju beriringan di jalan raya, mereka masih mencari cari tempat yang pas, mungkin sebuah taman.

  Renjun sendiri sejak tadi terus menatap apapun yang di lewatinya.

  Bahkan tidak sekali dua kali tangan anak itu akan menunjuk apapun yang menurutnya baru.

   Hingga motor mereka berhenti di sebuah taman yang cukup ramai dengan berbagai stand makanan di sepanjang jalan.

   Mark membuka kaca helmnya dan menatap semua adiknya.

"Kita cari parkir yang pas" ujarnya sebelum melajukan kembali motornya.

  Tentu mereka menjadi pusat perhatian terutama kalangan muda melihat bagaimana visual dan gagahnya mereka membawa motor.

   Renjun di bantu Jaemin dan Haechan turun dari motor Jeno, sedangkan Jeno sendiri tengah memakai jaketnya kembali.

"Kita cari jajan aja dulu hyung" ujar Haechan dan Mark mengangguk setuju.

  Mereka bertuju terus menelusuri mencari jajanan yang mereka mau dengan Renjun yang selalu di berada di tengah mereka.

   Sebenarnya sedari tadi Renjun sudah menunjuk hampir semua makanan yang dia lihat, tapi Mark selalu melarangnya, bahkan sekarang sudah ada dua kreksek berisi jajanan milil si manis.

"Gini aja ini gue sama Jeno udah dapet nah kita langsung ke taman aja sama Mark hyung, lu bertiga nanti nyusul biar gak lama" ujar Jaemin





   Mereka bertujuh bahkan sengaja menyewa tikar untuk duduk di taman dengan berbagai makanan yang tadi mereka beli.

"Ini di habiskan dulu, baru makan yang itu, astaga, Haechan tissue nya mana yang tadi beli" Mark sedari tadi menjadi yang palinh sibuk, dari Jisung yang uangnya hilang 10 ribu, Haechan yang berlari mengejar penjual tissue untuk Renjun yang wajahnya sudah belepotan karena memakan sosis bakar.

   Sedangkan Jeno yang hanya bisa menjadi penonton, Jaemin yang justru sibuk mengambil gambar, mungkin hanya Chenle yang membantunya di sini.

"Hyung simulasi duda banyak anak" Chenle terkekeh pelan apalagi dia menyadari beberapa cewek yang melewati mereka sesekali mencuri curi pandang tapi tidak ada yang di hiraukan.








   Mereka kira Renjun sudah melupakan kepergian papanya, namun nyatanya saat malam hari anak itu kembali mencari keberadaan sang papa karena biasanya Chanyeol akan menemani dirimu belajar atau melukis tapi sekarang Renjun tidak menemukan keberadaan papanya saat ini.

  Renjun meletakkan pensil warnanya dengan asal lalu memandang hyungnya yang tengah fokus dengan laptopnya tersebut.

"Yung papa" lirihnya namun Mark masih dapat mendengar suara lirih adiknya tersebut.

"Injun dengar, injun kan pintar, papa masih kerja, cari uang buat injun, nanti papa pulang, injun ngerti" Mark memberi tau dengan pelan namun Renjun hanya menggelengkan kepalanya tidak mengerti.

"Papa Jun" Renjun menunduk dengan tangannya yang sedang memilin piyama yang dia gunakan

"Iya nanti papa pulang bawa lukis lukis buat injun ya" Mark hanya bisa mengusap kepala adiknya tersebut, semua saudaranya kini sudah sibuk di kamarnya masing-masing hanya dia yang menemani Renjun, sedangkan mamanya masih pergi sebentar katanya.

   Pukul 9 malam Wendy baru kembali, dia benar benar merasa bersalah meninggalkan putranya tadi, dirinya tiba tiba mendapatkan telfon dari asistennya kalau ada sedikit masalah di butik yang mengharuskan dirinya pergi malam itu juga.

  Wendy langsung bergegas menuju kamar Renjun untuk melihat keadaan anaknya tersebut.

"Mark?" Wendy sedikit terkejut saat pintu terbuka dari dalam dan mendapati putra sulungnya yang keluar.

"Mama baru pulang, Renjun udah tidur kok tapi tadi masih terus terusan nyari papa" ujarnya membuat wendy langsung masuk begitu saja ke dalam kamar itu.

"Makasih ya sayang udah jagain adik kamu, sekarang istirahat gih, besok kuliah pagi kan" ujarnya dirinya juga tidak tega melihat raut wajah putra sulungnya yang tampak kelelahan.

"Mama gak apa apa, takutnya nanti Renjun rewel tengah malam" ujar Mark namun Wendy hanya menggelengkan kepalanya.

"Gak apa apa, kamu gak usah khawatirin mama ya, lebih baik kamu istirahat tidur jangan begadang lagi loh" ujarnya, Mark sedikit meringis saat dirinya pernah ketahuan begadang sampe pukul 11 malam hanya karena mengerjakan tugas.













   Injun di tinggal papanya kerja jauh tuh...

  Ayo jangan lupa vote sama komen oke

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang