Bab 24 - Who Breaks A Butterfly Upon A Wheel?

98 14 69
                                    

Di depan sana, Kazumi, Kohane dan Guntur sudah bersiap untuk menyelinap masuk ke dalam markas Voidwalkers saat Reiko menghampiri mereka dengan kendaraannya - motor terbang itu dapat digunakan tanpa menimbulkan suara bising apapun.

"Bagaimana?" Guntur langsung bertanya, tidak berbasa-basi.

"Tadi aku sedikit khawatir." Reiko melepas helmnya. "Adikku itu memang suka cari masalah."

"Benarkah? Dia tidak seperti itu saat aku pantau dari jarak jauh." Pria usia lima puluh tahunan itu mendengus. "Tapi setelah kupikir-pikir lagi, dia memang agak misterius. Ryo, maksudku."

"Lupakan soal itu," gerutu Kazumi. "Apa kita sudah bisa bergerak?"

"Belum. Ryo belum mengambil posisinya." Adiknya, Kohane yang menjawab. "Dan masih ada banyak kamera-kamera pengawas dan tentara Voidwalkers yang berjaga di pintu depan."

"Tidak bisakah dia lebih cepat lagi?"

Reiko mengangkat bahu, begitu juga Guntur. Kazumi langsung memutar matanya malas. "Touché."

Lima menit lengang.

"Dia datang." Kohane tiba-tiba berseru. "Maksudku, Shirogane. Hanya dia. Tidak ada yang lain."

"Aku menyangka dia akan ditahan oleh setidaknya dua ajudan milik Abispa," sahut Guntur acuh tak acuh, lalu melihat ke depan. "Itu dia."

Reiko langsung ikut sembunyi, menatap tajam ke depan.

Perhitungan Kohane akurat. Ryo di luar sana akhirnya menunjukkan dirinya.

"Hei, tidak perlu sampai harus membawa senjata. Aku datang dengan damai."

Reiko menepuk dahi. Ini benar-benar saat yang tidak tepat untuk itu-

Ajaibnya, itu bekerja - setidaknya Reiko melihatnya begitu. Ryo berjalan masuk dengan percaya diri setelahnya, sempat menatap ke arah tempat dimana Reiko dan Guntur bersembunyi sambil tersenyum menyeringai.

Ziing. Pintu masuk terdengar menutup. Kazumi mendengus.

"Sekarang bagaimana kita masuk?"

"Segera setelah Ryo membukakan jalannya untuk kita." Reiko mengangguk mantap.

"Atau kita bisa lewat atas." Guntur melipat tangannya. "Kalau tidak salah, ada celah di dinding besi yang bisa dibuka dengan menggunakan laser korosif. Selama mereka belum memperbaikinya - aku yakin mereka tidak peduli akan hal itu dan membiarkannya begitu saja - kita aman."

Kazumi menatap Guntur skeptis, tapi dia tetap mengangguk.

"Kita luncurkan unit Beta dan Zeta, Reiko-san?" Kohane bertanya.

Reiko mengangkat kepalan tangannya. "Sebentar."

Lengang sepuluh detik. Hanya ada suara angin malam yang menderu.

Reiko mengangguk, berseru lewat alat komunikasi di telinganya. "Giliran kalian! Cepat, usahakan distraksinya berlangsung selama mungkin!"

Mereka berempat keluar dari tempat persembunyian, dan dalam waktu yang benar-benar pas. Sirine darurat markas Voidwalkers mendadak bersuara nyaring, kamera-kamera tempur mulai dikeluarkan beserta anggota-anggota Voidwalkers yang siap dengan senjata mereka. Para Pemberontak sudah sampai.

"Jangan biarkan mereka memasuki kawasan markas! Tembak!" Salah satu ajudan berseru.

Serentak mereka menembakkan laser untuk menjatuhkan kubu pemberontak, yang mati-matian berusaha menghindar. Daisuke dan Goro balas menembak, satu persatu kamera tempur dan regu tembak Voidwalkers mulai berjatuhan, bergelimpangan di tanah.

Cybernetica: Embrace The Future [RE:IMAGINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang