Dua bulan berlalu.
Kehidupan rumah tangga palsu mereka berjalan dengan lancar tanpa pernah ada hambatan apapun, mereka lalui seperti seharusnya, tidak lebih tidak kurang.
Hanya sebuah misi.
Tinggal seatap seperti rekan yang sedikit lebih dekat mungkin.
Hari-hari melihat Annie memakai pakaian seksi pun sudah menjadi kebiasaan bagi Armin, ia rupanya sudah tak se-canggung saat pertama kali.
Makan bersama, berangkat dan pulang kerja bersama, bahkan hingga ngobrol santai pun mereka lakukan, tak jauh beda seperti pasangan lainnya.
Ada banyak fakta yang Armin ketahui tentang Annie setelah menikah, salah satunya adalah ternyata wanita itu jauh lebih anggun ketimbang saat di luar rumah.
Fakta itu tak pernah di sangka Armin, mengingat seberapa tomboy nya ia saat di militer.
Anggun, cantik, dan pintar mengurus diri dan suaminya, tapi sayangnya Annie sangat tak pandai memasak, meski sudah mencoba nya berkali-kali, tetap gagal hingga ia menyerah, dan kini masak-memasak di tetapkan sebagai pekerjaan Armin.
Dan Armin tidak pernah keberatan dengan itu.
Keduanya saling mendukung, saling melengkapi satu sama lain tanpa melibatkan perasaan.
Menjadi suami seorang Annie Leonhart sepertinya tidak buruk juga.
Hingga kini keduanya masih menjaga batasan di antara pernikahan mereka. Tidak pernah ada interaksi lebih yang mencerminkan sepasang suami-istri.
Tidak lebih dari sekedar pelukan ketika Annie lelah atau menangis.
Satu fakta lagi yang baru Armin ketahui tentang Annie, yaitu cengeng.
Ketika lelah seharian bekerja atau banyak orang yang membuatnya terganggu, atau juga tiba-tiba mengingat kejadian-kejadian yang di benci nya membuat Annie terdiam sepanjang malam.
Dan ketika Armin mendekat untuk memeluknya, baru lah tangis Annie pecah. Tanpa sepatah kata pun, Armin sudah mengerti. Tak banyak bertanya, Armin hanya akan memeluk dan menenangkan Annie hingga istrinya itu terlelap.
Dan setiap kali itu terjadi, besok pagi nya Armin akan membuatku cemilan favorit Annie agar setidaknya Annie sedikit terhibur.
Seperti sekarang, di hari libur Armin bangun lebih awal untuk membuat donat gula, tak membutuhkan waktu lama cemilan bulat itu kini sudah tersaji di piring lalu ia mengantarkannya pada Annie yang ternyata masih tidur.
Armin duduk di sisi ranjang memandangi wajah pucat Annie yang terlelap, bahkan mata sembab nya masih terlihat akibat menangis semalaman.
Menatap nya seperti itu membuat Armin merasa ingin selalu berada di sisi Annie, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk melindungi istrinya itu dari apapun yang mengganggu nya.
Kini Armin merasa kalau tujuan hidupnya adalah Annie.
Tangan si pria mengelus lembut helaian pirang Annie, lalu menepuk pipi nya pelan.
"Bangun" ucapnya lembut.
Sekali lagi tepukan di pipi, akhirnya mata biru Annie terbuka, yang ia lihat pertama kali adalah senyum suaminya yang menawan.
"Hm ada apa? Bukanya masih terlalu pagi" suara serak Annie kini menyapa pendengaran Armin, lalu ia lihat wanita nya itu sedikit menggeliat.
"Kita belum berkunjung ke rumah ayahku dan Hanji-san karena dua bulan terakhir aku sangat sibuk, jadi aku berpikir untuk mengunjunginya hari ini, mumpung libur" jelas Armin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISI (AruAni)
RomanceAnnie Leonhardt dengan segala kotor nya, mampu membuat Armin Arlert jatuh cinta di tengah-tengah misi penyelamatan nama baik pasukan militer. Warning, 21+