Sudah menjadi kebiasaan keluarga, harus sarapan bersama. Kini semua sudah berkumpul, bahkan kedua saudara alpha Niel sudah duduk ditempatnya.
Lucas masih diam, tak ikut dalam obrolan mereka. Xiel Lark, Marshall Lark adalah kakak kandung Niel, yang baru hari ini Lucas lihat lagi, dari beberapa hari sampai menjelang pernikahan dua alpha itu seolah ditelan bumi.
Lucas merasa kecil duduk dalam lingkaran keluarga besar, ia merasa tak nyaman. Biasanya jam segini ia akan menyiapkan mobil Marshall, tapi Lucy menyuruhnya bergabung untuk sarapan bersama.
"Ada rencana apa untuk ke depannya, tak mungkin adik ipar akan terus makan dari hasil adikku kan?"
Ucapan Xiel membuat Lucas mendongak, ia tersenyum tipis.
"Saya akan mencari pekerjaan hari ini," sahut Lucas setenang mungkin, walau dalam hati sudah bergemuruh merasa pahit.
"Bagus, kuharap adikku mendapatkan hal layak tak mungkin kau tetap menjadi supir," ucap Xiel lagi.
Lucas hanya melirik Niel yang tampak tak terganggu, omega itu asik bermain ponsel.
Tak berselang lama, akhirnya sang kepala keluarga bergabung. Ia nampak tenang dengan raut dingin, wibawanya tak pernah luntur. Sosok yang beberapa minggu lalu meminta padanya, meminta hal yang menjadikan Lucas duduk di posisi ini.
"Pagi ayah," ucap semuanya bergantian, kecuali Lucas ia menyapa dengan sebutan 'Tuan' dan hal itu tak menjadi masalah bagi siapapun.
Selama makan hanya di isi keheningan, tak ada yang memulai obrolan.
"Eung ... "
Lucas melirik Niel yang nampak mengerang tak nyaman.
"Ada apa?" tanyanya.
Niel tak menanggapi, ia beranjak pergi yang langsung disusul Lucas. Niel menumpahkan semua muatan perutnya ke wastafel, rasa mual dan pening menggerogoti.
Lucas memijat tengkuk si omega, membuat Niel merasa terbantu.
"Aku akan meminta pelayan membuatkan teh," ucap Lucas.
Niel mendengkus, ia menepis lengan Lucas.
"Tak usah bersikap seolah kau peduli." Niel berucap sengit, ia mengusap sudut bibirnya.
"Mau kuantar periksa ke dokter? Nyonya mengatakan, hari ini kau harus periksa," ucap Lucas tak menggubris ucapan tajam Niel.
"Sudah kukatakan urus, urusanmu sendiri!" sentak Niel.
Pandangan keduanya bersi robok, Lucas menghela napas, ia mengangguk.
"Baiklah," ucapnya.
Niel langsung pergi begitu saja, tak acuh pada niat baik Lucas.
"Tuan."
Lucas melirik Merlin, alisnya menukik tak suka saat wanita itu memanggilnya Tuan.
"Jangan panggil aku begitu, aku masih Lucas. Lucas yang sama," ucapnya.
"Tapi ... "
"Semua orang juga akan setuju akan ucapanku, jadi berhenti menyebutku seperti itu, aku bukan Tuanmu," tukas si alpha.
Merlin menghela napas, sejujurnya ia iba pada pemuda di hadapannya, ia tahu bagaimana budi baik Lucas, sangat disayangkan alpha sebaik ini harus hidup dalam istana rapuh.
"Luc, jika kau perlu sesuatu katakan padaku." Wanita paruh baya itu mengusap lengan Lucas. Merlin adalah teman seperjuangan Marreta, ia tahu banyak tentang putra temannya.
"Ya, aku akan lari padamu." Lucas mencubit pipi Merlin, entahlah Merlin bukan hanya seperti sosok ibu tapi juga teman.
"Ah, seharusnya kau jadi menantuku saja. Sangat disayangkan alpha sepertimu, tak aku ikat," ucap Merlin merengut, membuat Lucas tertawa ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan muda Lark
RomanceNamanya Lucas. Malaikat tanpa sayap, yang rela memasang benteng bagi seorang Niel Lark keturunan bungsu dari keluarga bangsawan Lark. Kejadian besar membuat Niel harus jatuh tenggelam dalam samudera kegagalan, ia kehilangan sesuatu yang tak seharusn...