Luluh

7 0 0
                                    

Komunikasi antara aku dan ferdi terus berlanjut,entah bqgaimana cara ferdi bisa saja mencari alasan untuk telephon kerumah saat aku sudah pulang dari kantor,sampai akupun lupa soal pak tatamg karna guyonan candaan ferdi di setiap telephon.

Tepat 3 bulan berjalan waktu komunikasi lewat telephon,ka ferdi aku memanggil nya,dia ungkapkan ingin bertemu,dia ingin datang ke rumah,dia minta alamat rumah tapi aku gak mau kasih karna aku masih ragu gak yakin kalau ka ferdi ini bujangan dan seumur dengan aku.

Akhirnya di bulan maret ssetelah 3 bulan aku beranikan diri bertemu dengan ka ferdi,tapi aku minta ketemu di dekat kantor tempat dia dinas,kebetulan ka ferdi dan 3 orang temannya tinggal di mess kantor,dan dekat kantor dinas banyak warung bakso berjejer,kita bertemu di salah satu warung bakso yang aku sendiripun gak tau,ka ferdi cuma bilang warung bakso ke 2 waktu di telephon.

Ferdi : dek nanti ka ferdi tunggu di warung bakso yang ke 2 ya,jangan salah.nanti kakak pakai kemeja coklat.jam 2 kakak tunggu ya,dek herma pakai baju apa?

Herma: aku nanti pakai kaos warna putih,iya aku nanti kesana jam 2 .

Tibalah keesokan harinya sabtu jam 2 aku berangkat,dengan perasaan yang campur aduk karna mikir wajahnya seperti apa,apa benar masih muda atau sudah tua,ini fikiran kacaw.akupun memakai kaos bukan seperti yang aku bilang di telephon,aku memakai kaos warna biru,buat jaga jaga kalo nanti ternyata aku kena tipu.

Dengan modak kendaraan umum akhirnya aku turun tepat di depan kantor militer tempat ka ferdi dinas,akupun mencari warung bakso yang di sebut.

Saat aku lihat warung bakso yang ke 2 aku lihat penuh dengan tentara yang sedang makan bakso dan perawakan mereka dari belakang terlihat sama,aku pun mencari yang memakai kemeja coklat tp ko ada 3 orang yang makai,ka ferdi yang mana??...

Dengan modal Bismillah dah yakin aku tepuk punggung salah satu tentara yang sedang makan,

Herma: plok (tepuk punggung)
Ka ferdi ya??.(dengan yakin aku sebut)

Dan keyakinanku ternyata benar,laki laki yang aku tepuk itu ternyata bemer ka ferdi.

Ferdi: eh....iya (raut kaget dan heran)dek herma!?

Herma : iya emang siapa lagi

Kita berdua sama sama tersenyum,khusus nya aku,aku udah salah bilang ka ferdi tua(sambil ketawa kecil).

Ferdi : ko ga pakai warna putih,kenapa jadi biru?jangan jamgan takut kakak bohongin nya,(sambil ketawa.

Sambil tertawa tersipumalu serta saling pandang,cerita pak tatang pun berakhir dengan kisah baru.

Dan tibalah kami berdua dirumahku,kebetulan keadaan dirumah formasi komplit,ibu,kk,adikku ada semua,
mereka kaget aku pulang bersama seorang laki laki yang dengan kebetulan perawakan dan penampilan berbeda,badan tegap tinggi juga rambut cepak,

Akupun perkenalkan Ka ferdi ke ibuku,dengan sopan ka ferdipun mencium tangan ibuku,meski wajah ibuku masih terlihat heran.maka selang beberapa menit aku di panggil ke dalam,posisi aku ngobrol dengan ka ferdi di kursi teras.

Ibu : her...kamu kenal dimana,dia itu polisi apa tentara,kamu hati hati ah,kalo sama aparat.

Herma : nanti aku ceritakan dia siapa ke ibu.

Jam berjalan hingga pukul 9.00 malam,ferdi pun pamit pulang kepada ibuku,selepas ka ferdi pulang akupun seperti di sidang dengan ibu dan kedua kakak ku.

Ibu : coba kamu ceritakan kok bisa kamu kenal sama dia?

Pertanyaan yang sama yang di lontarkan kedua kakakku,aku menjawab apa adanya.

Memang keluargaku kurang suka dengan profil aparat polisi,tentara,pilot,masinis,pelaut,karna dari kakekku juga Almarhum ayahku berpesan keturunannya jangan sampai nikah dengan yang di sebut tadi.

Setengah jam selepas ka ferdi pulang,telephon rumah berdering,dan di angkat oleh adikku.

Taqdir kah iniWhere stories live. Discover now