Syifa membawa kebahagiaan di hidupku juga keluargaku dan keluarga suamiku,syifa tumbuh menjadi anak yang menggemaskan,semua orang sayang dengan syifa,tapi entah mengapa suamiku seperti kurang perduli,tapi aku gak ambil pusing,aku mengisi hari hariku bersama syifa,suamiku mulai sering keluar rumah dengan alasan bertemu dengan teman kantor,aku tidak pernah curiga sedikitpun.
Suamiku memberi kabar gembira bahwa di kantor semua prajurit yang belum punya motor bisa mengambil cicilan dengan di potong gaji selama 3 tahun,akupun menyambut bahagia.
Tibalah suamiku membawa motor kerumah,sambil berkata motor ini untuk istri dan anakku,lalu aku meninpali,kalau aku tidak Ridho jika motor itu boncengi perempuan lain selain aku dan tanpa ijinku.suamiku kaget dan berkata...
Suamiku : cewek mana sih bun,,ga akan ayah bonceng cewek laen,sumpah deh.
Aku : ya pokok nya kalau sampai boncengi cewek tanpa ijin,bunda doa in motor ayah rusak!,kecuali ijin.
Suamiku mesem mesem
Berjalannya waktu belum ada satu bulan motor suamiku bermasalah,aku berfikir apa iya ucapanku menjadi kenyataan.tapi ku diam hanya dalam hati berkata apakah suamiku memboncengi wanita lain tanpa ijinku?.
Bukan sekali motor suamiku ke bengkel hampir tiap minggu selalu minta jajan motor nya.akhirnya aku beranikan diri bertanya..
Aku : yah...jajan mulu tuh motor habis deh uang gaji cuma buat motor,apa jangan jangan ayah boncengin cewek yaa,,gak ijin sama bunda.( aku bicara santai tidak serius,aku ingin tau reaksi suamiku)
Suamiku : ( dengan suara keras emosi suamiku menjawab)kamu tuh suudzhon terus ya sama suami.apa hubungannya motor rusak sama cewek!
Aku : gak usah pake bentak!aku cuma nanya baik baik.kalau gak merasa boncengin cewek gak usah emosi,santai aja.
Akupun masuk kedalam kamar menggendong syifa,sambil berlinang airmata aku merasa yakin suamiku berbohong.tapi aku tidak bisa menuduh tanpa bukti.hari pun berlalu,suamiku mulai pulang kerumah telat tidak seperti biasa,sekali duakali jawaban sibuk banyak latihan jika ku tanya.
Aku tidak sebodoh itu,aku tidak marah marah tapi ku membaca gerak gerik setiap perubahan suamiku.sampai sampai Handphon pun dibawa bawa ke kamar mandi,berganti bulan suamiku semakin kasar kepadaku,uang gaji cuma habis untuk rokok dan motor nya.aku bersyukur aku bisa makan karna ibuku dan kakakku menopangku,aku tinggal dengan ibu,semua gratis,aku malu tapi suamiku tidak tahu malu.
Aku menikah uang gaji suamiku tidak bisa ku pakai untuk membeli keperluanku,baju,perlengkapan mikeup semua aku dikasih ibu dan saudaraku,jangankan perhiasan,makan di luarpun aku tidak bisa,karna uang gaji hanya untuk suami rokok bensin pulsa hp dan bengkel.
Hidupku dan anakku dibantu ibu dan saudaraku.ibu dan saudaraku tidak tahu kelakuan suamiku karna ku tidak pernah cerita,kalau mataku sembab karna menangis,aku selalu ada alasan.aku tidak meminta uang kepada suamiku karna dia berkata itu uang dia,dia yang bekerja.
Semakin lama motor suamiku semakin gak karuan rusaknya,aku tidak mau bicara lagi,kebetulan sepupuku sedang mampir kerumah,aku cerita keadaan motor dan ucapanku,,sepupuku pun antusias ingin buktikan kenyataan,sepupuku bernama Aji.
Aji : ka herma, mana no hp ka ferdi sini aji telephon,sekarang ka ferdi belum pulang kan?
Aku : iya ji..biasany sudah pulang sekarang sering telat banyal alasan.
Aji : diam ya jangan bersuara,ka ferdi kan gak hafal suara aji dan gak punya no hp aji.
Aku : iya ji,coba di telephon.
Apa yang terjadi waktu aji telephon,sekali lagi Alloh maha besar,aji telephon di angkat oleh suamiku.aji pura pura menawarkan assuransi kepada suamiku.suamiku bilang kalau dia lagi di jalan,lalu terdengarlah suara wanita berkata " siapa kak yang telephon?,nanti turunin aku di depan gang aja kak."
Jelas sekali suara wanita,di situ suamiku berkata " iya, besok kakak jemput ya".bodohnya suamiku masih dalam keadaan telephonan dengan aji.Dalam sholat ku selalu berdoa,sampai kapan ya Alloh suamiku berbohong,aku meminta alloh berikan kesadaran untuk suamiku.
Hari berganti hari kelakuan suamiku semakin gak jelas,syifa sudah semakin jarang di tegur ayah nya,begitu juga diriku sejak kelahiran syifa suamiku tidak pernah menyentuhku,masa nifas sudah selesaipun hingga usia syifa 8 bulan suamiku seperti tidak membutuhkan kebutuhan biologis.akhirnya ku beranikan diri bertanya kepadanya.
Aku : yah (sejak syifa lahir ku memanggil ayah kepada suamiku )ayah ga kepingin?kan syifa sudah 8 bulan.
Suamiku : (dengan kasar dia menjawab)kamu udah kaya pelacur aja,nanya kaya begitu
Ya Alloh....aku menangis sejadinya sakiit sekali hatiku,begitu kasar kalimat yang d lontarkan suamiku.
Aku bersyukir rumah cuma ada kami bertiga,klrga ku sedang berlibur.Setelah melontarkan kalimat kasar seperti itu suamiku pergi dengan motor nya tanpa pamit kepadaku,meninggalkan aku dalam keadaan terluka.
Hari demi hari,bulan demi bulan,tahun demi tahun ku lalui seperti itu,tapi ku hanya diam memendam semua.aku mencoba menutupi apa yang terjadi.
Seperti biasa suamiku berangkat kerja dan pulang kerumah tumben tidak telat tapi dia menunjukan surat bahwa dia besok dinas,jaga di Monas karna ada acara kepresidenan,akupun menyiapkan keperluan yang akan di bawa besok.
Tiga hari sudah suamiku bertugas di monas,suamiku pun tiba tiba pulang sore,katanya pulang sebentar taruh cucian kotor habis maghrib jalan lagi ke monas,aku tidak banyak tanya,suamiku menyuruh aku keluarkan pakaian yang di dalam tas ransel nya.
Bukan hanya pakaian kotor ,aku menemukan parfum wanita juga kondom.sesak dadaku tanganku gemetar memegang barang itu,airmata menetes deras.
YOU ARE READING
Taqdir kah ini
No FicciónHerma adalah seorang anak yatim sejak umur 12 th,dengan berjuang hidup bersama ibu dan ke 4 saudara.seperti fikiran seorang anak kecil yang besar tanpa seorang Ayah,berharap akan mendapatkan seorang pangeran yang bisa mengisi kekosongan selama ini. ...