Mas anto kemudian memakai kembali celana dalamnya dengan keadaan batang yang masih mengeras, pemandangan itu sungguh memukau, celana dalam biru yang terpasang itu tampak menggunung karena batang yang keras dan panjang itu.
Setelah memakai celana dan baju, Mas anto kemudian mengajakku untuk mengikutinya, ia tampak mengarah ke lokasi kerjanya, ia mencari rekan kerjanya dani, ia kemudian mengobrol dengan dani sementara aku menunggu di belakang mereka dari pembicaraan yang kudengar mas anto meminta izin untuk pulang lebih awal dengan alasan mau mengantar aku pulang,
"Tolong bilangin ke bos aku izin pulang lebih awal, mau ngantar anak ini habis kecebur sungai dan hampir hanyut"
"Yaudah ntar aku bilang ke bos, antar aja dulu anak itu takut kenapa2 ntar ada kejadian yang ga di inginkan"
"Yoo.. Makasih dan"
"Rapopo"
Selesai mereka mengobrol, mas anto menarik tanganku untuk segera mengikutinya sambil mendorong sepeda.
Dalam perjalanan kami mengobrol basa basi.
"Emang bapak kamu kerja apa? "
Tanya anto"Emmm... Kerjanya di perusahaan tambang batu bara om"
"Wahh pasti bapak kamu banyak uangnya ya, beda sama om yang kere"
"Hehe iya om"
"Kalo ibu kamu kerja juga? "
"Iya om, ibu punya usaha butik"
Sejenak anto terdiam. Tampaknya dia berpikir kalau aku ini anak orang kaya.
"Jadi kamu masih yakin ini mau lihat batang punya om lagi? "
"Iya om, pengen 🥵 punya om masih tegang ya? "
Tanyaku"Iya dek, ini masih bangun, nanti kamu lihat dan boleh pegang begitu sampai di gubuk om ya"
"Iya om.. "
Wahhh senangnya hatiku bercampur deg degan luar biasa, batangku pun ikut berdenyut denyutBeberapa meter didepan mulai tampak sebuah rumah yang bisa dibilang sangat sederhana, rumah papan, atap dari seng alumunium.
"Dah sampai ini dek rumah om, bentar om buka dulu pintunya"
"Iya om"
Mas anto terlihat membuka pintu dengan dua gembok atas dan bawah.
"Sini dek masuk, sepeda parkir aja di samping rumah om"
Akupun kemudian mulai bergegas masuk kedalam rumah mas anto, suara papan yang berderit saat di pijak menambah suasana kalau rumah ini sungguh sederhana sekali, didalam rumah lantainya papan beralaskan karpet karpet tipis berwarna biru.
"Bentar ya dek, om ganti baju dulu kamu kebelakang aja guyur badan kamu yang berlumpur pakai air di sumur, hati hati lantai nya agak licin"
Mas anto kemudian mengarahkan ku kebelakang ke arah sumur, gelap sekali, cahaya sedikit yang masuk.
"Om gelap, aku takut"
"Owh hehe iya om lupa nyalain lampu"
Klikk.. Mas anto menghidupkan stop kontak lampu, sehingga kamar mandi itu terlihat lebih terang.
Dalam hati aku bergumam
"Ya ampun, gini ya rasanya jd orang susah, mandi masih pakai air sumur, wc nya masih jongkok, dinding berlumut, ada jemuran celana dalam juga disini, kasihan mas anto"
Perlahan ku guyur badanku dengan air, ku basuh semua sisa sisa lumpur yang ada di badan, kupakai sabun milik mas anto sabun batang cap paling komersial lifebuoy, iuwwwhh🤮
Selesai membasuh badan, aku membersihkan pakaian ku yang masih bernoda lumpur tadi, ku gosok juga dengan sabun batang hahah.Selesai mandi aku ingin mengeringkan badan, tapi tak kulihat sedikitpun benda yang bernama handuk itu di kamar mandi ini.
"Om aku udah selesai, ga ada handuk gimana nih"
Teriakku dari kamar mandi"Oh iya hehe bentar bentar... Om kelupaan"
Kemudian kudengar langkah mas anto mulai mendekat, ku perhatikan mas anto sudah rapih, mengganti pakaian nya. Sambil memegang handuk, ia memperhatikan dengan seksama tubuhku yang mulus putih ini, selayaknya anak orang kaya.
"Om.. Sini handuknya"
"Ehhh... Iya om malah ngelamun ya hahaha" Tawanya canggung
Tampaknya mas anto membayangkan kejadian apa selanjutnya yang akan terjadi.
Akupun meraih handuk mas anto dan mulai mengeringkan seluruh tubuh, selesai mengeringkan tubuh, belum sempat ku balut handuk ke tubuhku, tangan mas anto sudah menggenggam tanganku, menuntun ku segera menuju ke kamarnya. Tampak seperti singa mulai lapar ingin segera mengeksekusi mangsanya."Dek, handuknya letak di kursi kecil situ, terus kamu sini baring di kasur"
"Iya om.. "
Aku melempar handuk ke kursi.
Segera setelahnya aku mulai berbaring di kasur mas anto yang tipis ini."Om mulai Ya, kamu nya tetap diam aja, jangan berisik, nanti di dengar sama orang"
"Iya om" Jawabku
Terlihat anto mulai membuka bajunya, membuka kancing celana jeans pendek nya menurunkan resleting celana nya.
Pemandangan ini luar biasa, badannya terlihat kekar, terbentuk smpurna karena pekerjaan berat, otot otonya tercetak tegas, urat tangan menyembul, perutnya yang hampir kotak kotak smpurna, dan dibalik celana itu masih tersimpan batang yang siap meluncur kapan saja, dalam kondisi ini aku juga terbawa suasana, namun sesuai perintah aku tidak boleh berisik🤫🤫🤫Mas anto kemudian mulai merebah kan badan nya disamping tubuhku, dia mulai mengelus seluruh tubuh ku, mulai dari rambut, bahu, dada, pinggang, paha dan pantat ku.
Sensasi merinding mulai menyalur di badanku, merinding karena nikmat🥵"Dek, tutup mata kamu"
Perintah berikutnya keluar.
Segera tanpa berbicara aku memejamkan mataku.Sejurus kemudian kurasakan sensasi hangat basah dan geli luar biasa pada puting kanan ku, rupanya mas anto sedang mengulum putingku dengan ganas.
"Shhh.. Ah.. Uhh.. Ahh"
"Ssstt... Jangan keras2 dek ntar didengar orang"
"Tapi aku ga tahan om, geli banget"
"Tahan aja, kamu bisa kok itu, atau kamu tutup pakai tangan mulutnya yaa. "
Sungguh egois mas anto dia tidak perduli aku yang hampir menggoy ke enakan di Kulum ini.
Belum sampai disitu, puting kiri pun tak luput dari sasaran mulut ganas mas anto💋💦
Suara kecupan kecupan terdengar cukup kuat ditelinga ku, putingku habis dia lahap, tubuh ku mulai gemetar menggigil ke enakan."Sekarang udah boleh Buka matanya dek kamu duduk disini sebelah om"
"Ini mau ngapain lagi om? "
"Udah ikutin perintah om aja, kamu pindah ke sebelah sini biar om yang rebahan"
Aku hanya menuruti perintah sambil mengangguk setuju.
"Bersambung di part berikutnya🖐
(Happy coli🥵)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Anto, Kuli Cuci Motor Kesayangan
Historia Cortaini adalah pengalamanku sewaktu masih SMP, dimana aku bertemu dengan mas Anto dan untuk pertama kalinya aku mengenali siapa sebenarnya jati diriku.